• Tuesday, 25 October 2016
  • Vimala Viriya
  • 0

Minggu (23/10), gema Kathina 2560 BE/2016 sangat terasa Wihara Ekayana Arama. Lebih dari 3000 umat Buddha hadir di vihara yang berada di Jakarta Barat tersebut. Suasana ramai dan khidmat membangun mental spiritual. Berasal dari berbagai daerah, generasi, suku, berkumpul menjadi satu melebur dalam sebuah perayaan besar. Suasana hujan yang datang tidak sedikit pun mengurangi antusiasme umat Buddha yang hadir.

Langkah kaki para anggota Sangha mengawali kegiatan Kathina dengan ber-pindapata. Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 08.00 WIB dengan beberapa rangkaian kegiatan di dalamnya. Kegiatan sanghadana yang menjadi inti dari kegiatan Kathina diawali dengan ceramah Dhamma oleh Bhante Dharmavimala. Bhante Vim menyampaikan bahwa Kathina merupakan salah satu hari raya umat Buddha yang meriah dirayakan selain Waisak.

Bhante Vim juga mengatakan, pindapata hendaknya dilakukan dengan baik dan penuh rasa gembira. Selain itu, kegiatan pindapata dan sanghadana yang dilakukan dapat menjadi media pembelajaran dan praktik bagi anak-anak. Orangtua yang hadir dengan anaknya dapat secara langsung mengajarkan tentang pentingnya praktik berdana, terlebih menekankan perihal kemurahan hati di dalamnya.

Bhante Vim melanjutkan, urusan berdana bukan masalah besar kecilnya pemberian itu, namun seberapa besar ketulusan dan kemurahan hati yang kita miliki saat berdana. Oleh karena itu dikatakan, dengan berdana kita bisa mengubah masa depan kita.

Sedikit kembali ke zaman Buddha, Bhante bercerita tentang kisah salah satu murid utama Buddha, Bhikkhu Maha Kassapa. Kenapa Bhikkhu Maha Kassapa lebih banyak berkeliling pindapata ke kaum yang tidak terlalu berkecukupan?

“Karena untuk mengubah nasib mereka. Dengan memberi mereka kesempatan untuk berdana, mereka akan akan maju lebih sejahtera,” Bhante Vim menerangkan.

Tema perayaan Kathina tahun ini adalah “Melalui Sanghadana Penuh Berkah, Kita Berlatih Peduli dan Tidak Melekat.’ Dari tema yang diangkat, terdapat tiga poin penting. Kita mula-mula tentu mengharapkan berkah, kemudian dengan pikiran yang lebih maju lagi belajar untuk peduli. Setelah peduli, seringkali kepedulian ini berkembang menjadi kemelekatan yang akhirnya membuat diri kita sendiri menjadi menderita.

Bhante Vim kemudian melanjutkan ceramah Dhammanya dengan menarik perhatian umat dengan beberapa pertanyaan.

20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-2 20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-3

Benarkah Sanghadana di bulan Kathina penuh berkah?
Masa Kathina diawali dengan tiga bulan masa berdiam para anggota Sangha, selama musih hujan atau sering disebut dengan masa vassa. Selama tiga bulan, anggota Sangha berusaha sebisa mungkin untuk tidak pergi mengembara tanpa alasan mendesak. Berdiamnya para anggota Sangha tidak lain adalah untuk melatih diri lebih intensif, sehingga kemajuan batin akan diperoleh, dan kesuburan Sangha sebagai ladang kebajikan akan didapatkan.

Kerap kali di antara umat Buddha berdana dengan pikiran, ia berdana hanya kepada bhikkhu yang ada dihadapannya, tanpa berpikir ia berdana kepada Sangha. Jauh dari itu, berdana kepada Sangha adalah lebih tinggi.

Bhante Vim mengatakan, “Sanghadana juga penuh berkah karena pemanfaatan dana kepada Sangha sebagai kelestarian penyebaran Buddha Dharma untuk kebaikan orang banyak, dan pemanfaatan dana tersebut juga dapat bertahan dalam waktu yang lama.”

20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-4 20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-5

Ada 4 kebutuhan pokok anggota Sangha: jubah, makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal
Meski Kathina dikenal dengan hari persembahan jubah, namun pada pelaksanaannya umat Buddha dapat berdana dalam bentuk lain. Karena, dana apa pun yang diberikan, semua bermanfaat bagi pelesatarian Buddha Dharma dan pengembangan agama Buddha.

Bhante Vim menyebut Velama Sutta dan Kutadanta Sutta adalah dua sutta yang Buddha paparkan, di mana di dalamnya Buddha menerangkan tentang tingkat-tingkat pahala dari berdana. Buddha juga menjelaskan, bahwa berdana untuk membangun vihara mendatangkan pahala yang besar. Karena ketika sebuah vihara dibangun, yang menggunakan bukan satu atau dua orang, tetapi banyak orang dan dari generasi ke generasi. Bukankah hal yang pasti bahwa itu bermanfaat bagi banyak orang? Berdana juga dapat berupa tenaga, satu contoh berdana transportasi dengan mengantar jemput para anggota Sangha untuk melangsungkan kegiatan.

Bhante Vim menjelaskan, Sanghadana juga sebagai bentuk latihan untuk membangun kepedulian. Kepedulian di sini adalah kepedulian terhadap anggota Sangha. Apa yang dilakukan oleh anggota Sangha untuk mengembangkan Buddha Dharma, kemudian membangun masa depan agama Buddha yang baik. Hal tersebut menjadikan Sanghadana atau sokongan yang diberikan kepada anggota Sangha, secara tidak langsung menjadi kepedulian terhadap aspek yang lebih luas, yaitu bagi kepentingan orang banyak juga. 

20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-6 20161025-berdana-di-hari-kathina-bukan-hanya-mendukung-sangha-tetapi-juga-membantu-orang-banyak-7

Mengapa kita memerlukan praktik dana sebagai praktik peduli?
Sebagian orang mungkin masih memikirkan diri sendiri, demi tujuan-tujuan pribadi, hanya semata untuk mendapatkan pahala pribadi. Akan tetapi, ketika seseorang ingin naik kelas di dalam perbuatan baiknya, ia harus mengubah cara berpikirnya. Kita harus memulai dengan membantu menjaga masa depan dunia atau setidaknya membantu masyarakat di sekitar kita untuk menjadi lebih baik.

Dunia ini terancam oleh bencana akibat lobha, dosa dan moha, oleh karena itu banyaknya orang yang mengenal Buddha Dharma akan mambantu dalam mencegah bencana tersebut. Ketika yang paling bahagia adalah memiliki kepedulian, tentunya kita akan berusaha untuk tidak melekat. Kita akan senantiasa berusaha untuk melakukan kebajikan.

“Karena Sanghadana di masa Kathina bukan sekadar mengejar pahala atau buah kebajikan, melainkan perihal bagaimana kita berlatih dengan baik, mempraktikkan ajaran Buddha, untuk manfaat yang luas,” jelas Bhante Vim.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *