• Friday, 16 February 2018
  • Surahman Ana
  • 0

Pada artikel sebelumnya telah dibahas peta sebaran umat Buddha Jepara. Namun, umat Buddha yang “ada” di Jepara saat ini menurut para sesepuh baru tumbuh dan berkembang pada tahun 1965. Lalu, apakah ada jejak agama Buddha di Jepara sebelum tahun 1965?

Jauh sebelum Indonesia “ada” kerajaan-kerajaan besar pernah berjaya di Bumi Nusantara. Kabupaten Jepara menjadi salah satu pusat kerajaan yang pernah berjaya. Kerajaan Sima Kalingga dengan Ratu Sima sebagai penguasa.

Tetapi, sejarah kadang menjadi kabur, sampai saat ini letak keberadaan Kerajaan Sima Kalingga masih menjadi misteri. Tak banyak peninggalan ditemukan. Menurut cerita salah satu warga di Jepara, puluhan tahun lalu pernah ditemukan sebuah mahkota dari emas, mahkota ini pun sampai saat ini belum jelas keberadaanya. Begitu juga dengan Ratu Sima yang kebenaran kisahnya belum jelas. Lalu bagaimana kisah antara Kerajaan Kalingga dengan Ratu Sima?

Sejarah

Menurut catatan sejarah, Ratu Sima adalah istri Kartikeyasinga yang menjadi raja Kalingga antara tahun 648 sampai dengan 674 M. Ayahanda Kartikeyasinga adalah Raja Kalingga yang tidak di ketahui namanya, memerintah antara tahun 632 sampai dengan 648 M.

Sementara itu ibunda Kartikeyasinga berasal dari Kerajaan Melayu Sribuja. Raja Melayu Sribuja – yang dikalahkan Sriwijaya tahun 683 M – adalah kakak dari ibunda Kartikeyasinga Raja Kalingga.

Ratu Sima, pemeluk agama Hindu Siwa, semula adalah wanita di belakang layar ketika suaminya, Kartikeyasinga, menjadi Raja Kalingga sejak tahun 648. Saat Kartikeyasinga wafat tahun 674, Ratu Sima mengambil alih posisi suaminya sebagai raja sampai dengan tahun 695 M dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara.

Pada masa kepemimpinan Ratu Sima, Kerajaan Sima Kalingga mencapai puncak kejayaan. Ratu Sima tercatat sebagai pemimpin yang jujur dan tegas. Ketegasan Ratu Sima tidak hanya terdengar di Kalingga saja, tetapi sampai ke negeri-negeri seberang.

Tak hanya itu, dalam hubungan keagamaan Ratu Sima juga terkenal sebagai sosok yang toleran. Meskipun Ratu Sima memeluk agama Hindu Siwa, agama Buddha juga berkembang dan berdampingan dengan agama lain pada masa itu.

Peradaban toleransi

Siwa dan Buddha pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara masa lalu berjalan seiringan. Agama Hindu Siwa dan Buddha selalu berkembang secara bersama. Dalam paparan di atas, Ratu Sima memeluk keyakinan Hindu Siwa, tetapi terdapat sumber lain yang mengatakan Ratu Sima meyakini Buddha.

Dalam buku sejarah Kawitane Wong Jowo Lan Wong Kanung menyebut Dewi Simaha dan Bhikkhu Janabadra dengan Keraton Keling yang saat ini merupakan salah satu nama kecamatan di Kabupaten Jepara. Saat ini Kecamatan Keling merupakan salah satu basis umat Buddha di Kabupaten Jepara.

Petunjuk kedua datang dari Pak Mintono, seorang guru SD agama Buddha, anak angkat Mbah Kasboe yang merupakan salah satu tokoh dalam penyebaran dan perkembangan agama Buddha Jepara sekitar tahun 1967.

Petunjuk yang ketiga kami temukan ketika kami berkunjung ke Museum Kartini yang berada di Kota Jepara. Di Museum Kartini kami mendapatkan beberapa catatan dan peninggalan yang menunjukkan adanya sebuah peninggalan peradaban Buddha di Jepara.

Beberapa peninggalan yang kami temukan adalah, arca Buddha berdiri, miniatur reruntuhan candi yang berada di lereng gunung. Cerita tentang reruntuhan candi tersebut juga kami dapatkan dari salah satu warga di Jepara. Juga kami mendapatkan beberapa batu ukir candi yang disimpan di museum.

Terlepas dari perdebatan agama apa yang dianut oleh Ratu Sima, setidaknya dalam kedua catatan sejarah di atas menunjukkan agama Buddha telah berkembang pada masa lalu di Jepara.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *