“Percaya tidak kita bisa jadi yang terbaik? Jika Anda diminta untuk memberi nilai pada diri sendiri, antara nilai satu sampai sepuluh, Anda akan beri nilai berapa?” tanya Tommy Siawira, pelatih NLP, kepada lebih dari 30 orang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan perwakilan dari enam sekolah Buddhis di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi, saat pelatihan Personal Excellence and Leadership Seminar di Jakarta (2/12/2017).
“Delapan,” ada yang menyahut. “Tujuh.” “Enam.” “Sepuluh.” Yang lain juga menyambut. Lalu ada yang berkata, “Sebelas.”
“Ya, sebelas adalah jawaban yang benar,” kata Pak Tommy.
“Tapi ‘kan angka yang ditanyakan antara satu sampai sepuluh,” ada yang protes.
“Sebelas tepat karena kita harus berpikir outside the box, di luar kotak, di luar kebiasaan kita,” jawab Pak Tommy.
Bukan soal kondisi luar, tapi ini tentang mindset
Belasan tahun lalu, ketika banyak negara memandang Tiongkok (yang dijuluki pabrik dunia) sebagai ancaman, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memandangnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan devisa dari turis-turis dari negara tirai bambu itu.
Malaysia disiapkan untuk menjadi negara turisme dengan slogan “Malaysia Truly Asia”. Alhasil, saat ini, Malaysia berhasil menarik turis dalam jumlah besar.
“It’s not about the condition; it’s about mindset. Ini bukan masalah kondisi; ini tentang sikap mental,” ujar Pak Tommy di acara yang diselenggarakan atas kerjasama Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia (BKPBI) dan Sekolah Tri Ratna.
Innovate to win
Pak Tommy menjelaskan bahwa dengan inovasi, siapa pun bisa menjadi yang terdepan. Contohnya, perusahaan taksi Blue Bird yang memiliki banyak mobil, taxi pool, serta fasilitas lainnya bisa dengan cepat tersaingi oleh perusahaan-perusahaan taksi online yang tidak memiliki satu mobil pun.
“Di era sekarang ini, bukan lagi soal ukuran besar atau kecil. Ini soal inovasi, dan inovasi bukanlah selalu harus membuat suatu yang sama sekali baru. Inovasi adalah ide baru yang lahir dari gabungan ide-ide lama, dan memberikan nilai tambah besar,” jelasnya.
Baca juga : Mengintip Sekolah Calon Bhikkhu di Padepokan Dhammadipa Arama
Tommy mengajak seluruh peserta pelatihan untuk melihat apa keunggulan atau kekuatan dari sekolah-sekolah Buddhis dan berusaha untuk memperkuat keunggulan-keunggulan itu melalui human excellence.
Dengan menggunakan contoh negara Singapura yang tidak punya sumber daya alam apa pun tetapi malah menjadi salah satu negara kaya di dunia.
Singapura yang pada awalnya bahkan tidak punya suplai air bersih, tidak melihat itu sebagai masalah, tetapi justru menjadikan itu tantangan mereka untuk maju, sehingga saat ini Singapura sudah memiliki teknologi penyulingan air yang bisa mengubah air laut menjadi air tawar. Mereka mampu karena mereka punya sikap mental (mindset) yang tepat.
“Saat inilah momentumnya. Jika gunakan momentum ini, maka akan seperti ada per yang melontarkan kita. Tapi jika ketinggalan momentum ini, maka kita bisa terpuruk lebih dalam lagi,” ujar Pak Tommy.
Baca juga : Pusdiklat Buddhis Bodhidharma Gelar Temu Kreativitas Anak Sekolah Minggu
Jika sekolah-sekolah Buddhis mau maju, sekarang adalah saat yang tepat karena di era ini ukuran dan titik mula bukanlah segalanya. Tetapi jika tidak siap, juga akan tenggelam lebih dalam lagi. Masa depan yang dihadapi anak-anak kita akan jauh lebih kompetitif daripada kita saat ini.
Apakah elemen-elemen sekolah sudah menyadarinya? Apakah kita mampu membekali generasi muda kita dengan pengetahuan dan keterampilan zaman now?
Maju bersama
“BKPBI mengadakan pelatihan-pelatihan dan kegiatan-kegiatan untuk sekolah-sekolah anggota BKPBI agar para anggota bisa merasakan manfaat nyata menjadi anggota BKPBI. Kami juga sangat menyarankan agar sekolah-sekolah yang mengadakan pelatihan internal menyediakan beberapa tempat untuk mengundang guru-guru dari sekolah-sekolah lain.
“Dengan begini, kita bisa saling membantu dan sama-sama memajukan sekolah-sekolah Buddhis di Indonesia,” ujar Jenty Siswanto, Ketua 1 BKPBI.
“Kami juga sedang berupaya untuk membuat buku bersama yang dapat dipakai oleh semua sekolah Buddhis. Ini membutuhkan dukungan dari semua.”
BKPBI adalah wadah persatuan dan kesatuan yang mengoordinasikan yayasan-yayasan, lembaga, institusi penyelenggara pendidikan nasional yang berciri khas Buddhis, serta mempunyai visi dan misi melestarikan ajaran Buddha. Saat ini BKPBI memiliki 51 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara