Pemuda Theravada Indonesia (Patria) se-eks Karesidenan Pati, Jawa Tengah kembali menggelar Pekan Kemah Bakti Dhamma (PKBD). Kali ini, Kabupaten Pati menjadi tuan rumah dalam acara yang digelar di Vihara Saddha Giri, Desa Jrahi, Kecamatan Gunung Wungkal. Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 1-4 Juli 2016 ini diikuti oleh lebih dari 400 pemuda Buddhis.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini dijadikan sebagai ajang pertemuan pemuda Buddhis dari berbagai daerah di Karesidenan Pati yang meliputi Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Rembang, dan Grobogan. Tidak hanya itu, dalam PKBD yang ke-13 ini juga diikuti oleh Patria dari Kabupaten Semarang.
Kuntani, ketua panitia PKBD menjelaskan bahwa PKBD bertujuan untuk mempertemukan pemuda Buddhis dari berbagai daerah, “Saya meyakini bahwa kegiatan bersama seperti ini adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh seluruh pemuda Buddhis. Karena melalui kegiatan seperti ini kita bisa saling berkenalan, berkomunikasi antar pemuda Buddhis dari berbagai daerah. Oleh sebab itu, saya berharap melalui kegiatan ini pemuda Buddhis semakin semangat dalam melajar dan menjalankan ajaran Buddha.”
Sementara itu, penyuluh agama Buddha Kabupaten Pati, Taat Handoko melontarkan pujian kepada Patria Karesidenan Pati yang secara konsisten mengadakan PKBD setiap tahun. “Ajaran Buddha harus tetap lestari di Nusantara dan kelestarian ajaran Buddha ada pada generasi muda. Generasi muda harus terus mempelajari dan mempraktikan Dhamma. Namun yang tidak kalah penting dari itu adalah pendidikan dan generasi muda harus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bhikkhu Cattamano, Padesanayaka Jawa Tengah, “Semasih ada tunas-tunas muda, masih ada harapan bagi perkembangan agama Buddha. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap generasi muda Buddhis tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga menumbuhkan kepedulian kepada sesama.”
Laurensius, salah satu pengutus DPP Patria yang menjadi pembicara dalam diskusi Dhamma, menyampaikan pentingnya keyakinan generasi muda terhadap Buddha Dhamma. “Saddha harus melalui penyelidikan dan belajar, tidak semata-mata meyakini, tetapi harus menyelidiki dulu dengan benar siapa yang kita yakini. Siapa itu Buddha, Dhamma, dan Sangha. Inilah uniknya agama Buddha. Kita tidak hanya dituntut untuk percaya, tetapi harus membuktikan sendiri,” jelas Lauren.
Menurut Lauren, Buddha adalah manusia yang perlu dicontoh, karena Beliau adalah pendobrak banyak hal. “Ketika di India sistem kasta begitu kuat, Buddha merevolusi itu. Beliau mengatakan bukan karena kelahiran orang disebut mulia, tetapi karena perbuatannya. Jadi, keyakinan kita harus benar, melalui belajar. Kalau ada pertanyaan, ‘Belajar apa?’, ya belajar ajaran Buddha melalui penyelidikan dan praktik Dhamma,” pungkasnya.
Kegiatan PKBD diisi dengan berbagai kegiatan, seperti puja bakti di vihara, penanaman pohon, donor darah, perlombaan seni, olah raga dan perlombaan Dhamma, serta diskusi Dhamma melalui talkshow.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara