Dalam tradisi Vajrayana Tibet, terdapat enam bardo (Skt: ṣaḍantarābhava), yaitu kondisi antara yang dialami oleh makhluk di alam samsara. Salah satu bardo yang sering dibahas adalah bardo kematian, yakni kondisi saat seseorang menghadapi ajalnya dan bardo yang mengikutinya.
Phakchok Rinpoche, seorang guru Buddhisme Tibet, menjelaskan bahwa bardo kematian, atau yang dikenal sebagai Chika Bardo dalam bahasa Tibet, merupakan kesempatan untuk mencapai kebebasan tingkat Dharmakaya. Ini adalah momen singkat yang dialami ketika napas tubuh berhenti dan cahaya Dharmakāya muncul dalam pikiran.
Pencerahan
“Dalam momen itu, beberapa dari kita dapat mencapai pencerahan yang tinggi, sehingga tidak perlu terlahir kembali ke dalam samsara. Beberapa bahkan dapat mencapai alam Buddha seperti Sukhavati. Jadi, terdapat beberapa tingkatan pengalaman,” ujar Phakchok Rinpoche dalam sebuah webinar yang diadakan oleh Samye Institute pada Sabtu, 6 Mei 2023.
Beliau mengingatkan bahwa ketika mendekati kematian, seseorang harus tetap tenang, melepaskan diri, menyebarkan cinta kasih, dan menyadari hakikat batin yang alami.
“Oleh karena itu, kita harus memiliki latihan meditasi yang teratur setiap hari, sehingga kita dapat mengingatnya [saat menjemput ajal],” katanya.
Menurut Rinpoche, ketika masih hidup, seseorang harus sering membuat aspirasi untuk tidak menderita saat menghadapi kematian. Selain itu, mereka juga harus sering melatih diri untuk melepaskan diri, tidak takut, dan tidak menyesali dalam kehidupan sehari-hari.
“Dan beraspirasilah agar kita dapat mengingat untuk memohon berkah guru [saat berada di ambang kematian],” tambahnya.
Kematian
Jika seseorang tidak mencapai pencerahan dalam bardo kematian, kesadaran mereka akan melanjutkan pengalaman ke dalam bardo kecemerlangan (Chonyi Bardo). Pada saat ini, diharapkan bahwa pikiran tidak akan takut dan menyadari bahwa semua fenomena yang muncul baik secara visual maupun suara berasal dari batin sendiri.
“Jangan terpaku pada cahaya-cahaya kecil, karena itu adalah ekspresi dari lima ‘racun’. Sementara itu, lima cahaya besar adalah ekspresi dari kebijaksanaanmu. Oleh karena itu, arahkan dirimu menuju cahaya yang lebih besar,” paparnya, dan menyebutkan bahwa pada tingkatan ini, batin masih memiliki peluang untuk mencapai pencerahan tingkat Saṃbhogakāya.
Apabila tidak mencapai pencerahan dalam situasi tersebut, kesadaran akan melanjutkan ke Sipa Bardo atau bardo terlahir kembali. Phakchok Rinpoche mengajak semua orang yang mengalami bardo ini untuk berfokus agar dapat dilahirkan kembali di Alam Murni Buddha Amitabha, atau Sukhavati.
“Jika kamu telah kehilangan kesempatan untuk dilahirkan di alam Amitabha, dan saat melihat kedua calon orang tuamu dan hendak memasuki rahim ibumu, pada saat itu, visualisasikan ayahmu sebagai Guru Padmasambhava dan ibumu sebagai Yeshe Tsogyal.
Dengan demikian, kehidupanmu akan menjadi lebih baik,” jelasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara