Motor di atas adalah motor buatan Jepang, merk Honda, namanya Astrea Legenda. Legenda kungfu! Motor tersebut telah digunakan oleh Sutar Soemitro (pendiri BuddhaZine) kurang lebih selama empat tahun. Empat tahun yang fana, motor tersebut kini dalam kondisi tragis.
Bagaimana tak tragis, ia bagaikan ayam kehilangan induknya. Pemiliknya tak lagi mau merawatnya, pemiliknya sedang menjalani proses kesehatan, setahun yang lalu ia divonis terkena tumor di perut, kurang lebih bobot tumor itu 3.5 kg. Meski sudah diangkat, Sutar masih membutuhkan perawatan panjang di Jawa Tengah.
Motor Legenda itu, kemudian saya ambil untuk saya berikan ke orang lain. Lantas, orang yang saya beri motor tersebut ogah-ogahan, lho kenapa? Lha gimana mas, ini motornya kotor banget! Lagian parah gini!!
Motor butut itu, setelah dilacak, memang tidak pernah dicuci selama empat tahun! Benar-benar tindakan keji! Setelah bujuk rayu, akhirnya orang tersebut mau menerima motornya, dan dicuci selama empat hari berturut-turut. Ini fakta, bukan karangan. Debu, oli, karatan, jok yang mengaga karena luka, knalpot yang sudah soak, dan lain sebagainya.
Entah, dosa apa yang telah dilakukan oleh motor ini, hingga majikannya tak mau memandikannya? Kiai Slamet, yang notabene seekor kerbau masih mendingan, ia setahun sekali dimandikan, disucikan, dihargai oleh masyarakat Solo. Untung alam masih berbaik hati memberikan hujan, jadi motor legenda ini masih bisa icip-icip mandi, kesegaran.
BuddhaZine.com telah melayani pembaca tujuh tahun, sejak dari 2011. Tidak pernah jualan untuk pemasukan. Tidak pernah ngemis-ngemis minta sumbangan. Tidak pernah menjual diri ke sekte organisasi Buddhis tertentu. Kelihatan keren? Ah… ini sungguh hal yang tak patut diceritakan.
Proses yang panjang, membentuk tim kerja yang tangguh. Hingga kini, BuddhaZine.com diisi oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya masing-masing, mulai dari pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Kami tidak pernah merasa sendiri, eh pernah ding. Pas awal-awal BuddhaZine, kurang lebih di tiga tahun awal.
Untung saya tidak masuk di fase BuddhaZine awal-awal, fase susah susah susah.
Kaos
Itu kaos sebenarnya dibagikan untuk para kontributor BuddhaZine. Berhubung, ada yang berminat, kami buka pintu lebar-lebar bagi yang mau mendukung kami. Tapi ini bukan jualan lho ya, ada sebuah pepatah kuno, “Umat Buddha Indonesia itu, lebih senang berdana untuk pembangunan wihara”.
Eittt?! Wah. Susah juga kalau demikian. Lha terus bagaimana dong, kalau media Buddhis ini tidak ada yang mendukung? Ya ndak papa, wong ya nyatanya hingga detik ini BuddhaZine masih hidup kok.
Kaos itu, di bulan Februari dihargai minimal 150.000 plus buku, eh masih ada juga yang nawar. Ah ya sudahlah.
Apa hubungannya antara kaos dan motor mas? Ha ini pertanyaan cerdas! Hubungannya apa yah… Hubungannya bisa ke kaos dan… ssstttt
Bagi yang berminat mendukung kami silakan diambil kaosnya,
WA: 0838 9310 8424
Minimal: 100.000
Penggemar dangdut, seorang Vianisty tapi bukan pembenci Nella Lovers.
Mengurusi band yang sama sekali tidak ndangdut. Motto hidup, “Opo kowe kuat dadi aku?”
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara