Meditasi adalah hal yang bisa dipraktikkan tidak hanya oleh orang dewasa, tapi juga oleh anak-anak. Kedengarannya mungkin sulit, tapi meditasi sebenarnya hanyalah mengembangkan kewaspadaan. Meditasi berarti selalu sadar akan saat ini, terutama terhadap hal-hal yang seringkali dilupakan, seperti bernapas, perasaan, pemikiran, atau perbuatan.
Baru-baru ini, sebuah artikel di majalah Time membahas tentang keuntungan meditasi pada anak-anak. Artikel tersebut menyoroti studi yang dilakukan tim Kimberly A. Schonert-Reichl yang terdiri dari psikolog pengembangan diri di Universitas British Columbia. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang berlatih meditasi selama empat bulan mengalami peningkatan dalam performa akademis, menunjukkan perilaku sosial yang positif, lebih optimis, tidak mudah stres ataupun agresif dibandingkan anak-anak yang tidak bermeditasi.
Faktanya, anak-anak yang telah melakukan meditasi ini memiliki peningkatan nilai dalam matematika sebesar 15%. Kita semua tahu meditasi bisa mengurangi stres dan agresi, tapi ternyata, meditasi juga bisa mempengaruhi performa akademis secara positif! Hal ini masuk akal mengingat meditasi melatih anak agar tidak mudah teralihkan perhatiannya, lebih tenang dan berkonsentrasi, sehingga meningkatkan kapasitas mereka untuk belajar.
Penemuan lainnya yang tidak kalah menarik adalah bahwa guru-guru yang ikut berpartisipasi dalam studi juga merasakan efek yang menenangkan. Jelas sudah bahwa meditasi sangat luar biasa!
Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan meditasi pada anak-anak kita. Yang perlu kita ingat, meditasi tidak bisa diajarkan tanpa dipraktikkan terlebih dahulu. Dengan melakukan ini, kita tidak hanya menghasilkan generasi yang lebih baik dan sukses, tapi juga memungkinkan transformasi positif pada diri kita.
Menurut Dr. Honey Carandang, anak-anak bisa melatih lima teknik —bernapas, mendengarkan, berekspresi, bergerak, dan berjalan— selama lima sampai sepuluh menit sehari dalam berbagai kesempatan: sebelum sekolah, sebelum mengerjakan PR, atau sebelum tidur. Teknik ini bisa dijadwalkan secara teratur jika anak Anda terbiasa dengan rutinitas, atau bisa juga diubah-ubah agar menyenangkan, tapi tetap dilakukan berkesinambungan.
Sebelum melakukan aktivitas-aktivitas ini, buatlah ‘ruang bernapas’ di rumah. Nyalakan lilin, atur penerangan, atau gunakan matras untuk menciptakan atmosfer yang rileks. Yang perlu diperhatikan: ketenangan dalam ruangan harus terjaga.
1. Bernapas
Minta anak Anda untuk duduk atau berbaring di atas matras, kosongkan pikiran dari hal-hal lain, kemudian bernapas lambat-lambat dan dalam. Beri contoh sebelum melakukannya bersama-sama. Perhatikan gerakan tubuh seiring dengan napas keluar-masuk yang meningkatkan kewaspadaan.
2. Mendengarkan
Mainkan musik yang menenangkan, seperti bunyi lonceng, gemercik air, suara jangkrik, atau kicauan burung. Duduk atau berbaringlah di atas matras. Dengarkan suara yang ada hingga suara itu menghilang. Praktik ini akan mendorong Anda untuk fokus dan tenang.
3. Berekspresi
Minta anak Anda menggunakan krayon dan kertas untukmembuat karya apa pun yang mereka inginkan. Sampaikan pada mereka bahwa hasil yang mereka buat tidak akan dinilai. Tidak ada yang salah atau benar dalam menggambar karena menggambar adalah cara untuk mengekspresikan diri anak.
4. Bergerak
Perlahan, angkat kedua tangan Anda ke depan, ke atas, dan ke bawah. Bergeraklah dengan pelan, mantap, dan disertai tujuan. Lihatlah kedua tangan Anda. Rasakan udara yang terdorong ke atas dan ke bawah seiring dengan gerakan tangan. Latihan ini akan menenangkan pikiran Anda dan membuatnya fokus.
5. Berjalan
Berjalanlah perlahan di sekitar tempat yang tidak berisik dan dapat mengganggu ketenangan latihan. Rasakan kaki-kaki Anda menyentuh tanah (mulai dari tumit hingga telapak, kemudian ke jari-jari kaki). Fokuskan pikiran pada rasa yang timbul dari berjalan, gerakan tubuh, dan udara yang menyentuh rambut dan tubuh Anda. Selalu ada pada saat ini dan nikmati pengalaman yang Anda rasakan. Latihan ini lebih maksimal jika dilakukan oleh remaja karena memerlukan konsentrasi dan kesabaran, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh anak-anak. (www.philstar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara