“Sangat sedikit yang dibutuhkan untuk membuat hidup bahagia. Itu semua ada dalam dirimu, cara berpikirmu.” – Marcus Aurelius
Albert Ramos, pemilik nama lengkap Albert Gerome Ramos lahir di San Antonio, Texas adalah penulis buku Gavin Discovers the Secret to Happiness yang dicetak ulang dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia oleh Penerbit Dian Dharma. Selain menulis, Ramos juga memiliki program membantu orang-orang dipenjara, mulai dari masalah kesehatan mental, ketergantungan obat-obatan, hingga mereka yang sedang berjuang menyembuhkan diri dari trauma masa kecil.
Pandangan tentang kebahagiaan
Diceritakan melalui karakter hewan, buku ini mengisahkan perjalanan menemukan kebahagiaan sejati. Gavin, seekor anak anjing merasa bahagia dengan mainan yang dimilikinya selama ini. Namun, suatu ketika ia mulai berpikir bahwa ia akan lebih bahagia jika memiliki banyak mainan seperti temannya, Charlie.
Apakah benar demikian? Pandangan Gavin tentang kebahagiaan mulai berbeda, ketika ia bertemu dengan Bodhi, anjing yang baik dan berbagi kebahagiaan dengan binatang lain di lingkungannya, walaupun ia menderita penyakit kanker.
Bagaimana bisa seseorang berbagi kebahagiaan walaupun dirinya sedang menderita?
Rahasia menemukan kebahagiaan
“Bukankah kita harus berbelas kasih kepada mereka dan pada saat yang sama bersikap tegas dan tidak membiarkan kejenakaan mereka mempengaruhi kita? Saya melihat penyakit yang diderita para pengganggu dan saya memilih untuk berbagi kebaikan.
Terserah mereka, apakah dapat menerima dicintai atau tidak. Ketika mereka bisa, mereka akan dapat menyembuhkan diri mereka sendiri dari penyakit kemarahan.”
– Bodhi
Melalui Bodhi, Gavin mulai menemukan rahasia kebahagian dalam dirinya. Selama ini ia fokus dengan perasaan hidupnya yang tidak adil. Namun, Gavin menyadari bahwa ia memiliki banyak cinta dalam dirinya, yang bisa dibagikan dan memberikan pengaruh yang positif dalam lingkungan.
Mempraktikkan pesan Bodhi
Tidak semua orang dapat dengan mudah berbagi kebahagiaan dengan orang lain, disaat kondisi dirinya sedang tidak bahagia. Walaupun, semua orang memiliki belas kasih yang dapat dibagikan kepada orang lain.
Melalui karakter Bodhi, mengingatkan kembali kepada kita untuk tidak membiarkan hal buruk yang dilakukan orang lain kepada kita memancing kemarahan.
Mereka yang marah, sebenarnya mereka juga sedang menyimpan penderitaan.
Untuk itu, tidak seharusnya kita menambah penderitaan dengan membalas kemarahan mereka. Berbagi kebahagiaan, dan mereka dapat menerimanya, akan membantu menyembuhkan diri mereka dari penyakit kemarahan.
Menemukan kebahagiaan di zaman modern
Bagaimana cara Anda menemukan kebahagiaan? Apakah dengan membeli barang yang Anda inginkan, memiliki banyak uang, jalan-jalan ke luar negeri?
Kalau lihat di media sosial, Anda tentu tidak asing lagi dengan istilah “healing”, yang katanya menjadi salah satu cara menemukan kebahagiaan. Banyak yang memposting perjalanan mereka ke luar kota, quality time bersama sahabat atau keluarga, self reward dengan membeli barang impian, dan sebagainya.
Apakah cara tersebut dapat membuat mereka bahagia? Mungkin saja.
Pernahkah Anda berpikir, ingin melakukan hal sama seperti yang dilakukan orang-orang. “Seandainya saya memiliki banyak uang seperti mereka, saya bisa melakukan banyak hal seperti yang orang lain lakukan dan saya pasti akan bahagia”
Fokus pada perasaan ketidakadilan dapat menghambat kita dalam menemukan kebahagiaan yang letaknya justru di dalam diri kita sendiri. Mengembangkan cinta yang ada dalam diri, menjadi sumber kekuatan kebahagiaan. Mencintai diri sendiri dan berbagi cinta kasih kepada semua makhluk.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara
