• Wednesday, 2 March 2016
  • Andre Sam
  • 0

Ada yang berdoa di kuil, atau menuliskannya di secarik kertas dan meninggalkannya di sana. Orang Barat mengucapkan keinginannya pada bintang jatuh. Orang-orang berdoa di gereja atau masjid. Semua berharap agar keinginan mereka tercapai.

Sazae San merupakan serial acara TV Jepang. Ada episode yang menarik. Keluarga Isono, tokoh utama dalam cerita, sedang pergi wisata ke pantai. Dalam perbincangan ada cerita tentang mutiara berwarna emas.

“Kin iro shinju wo mitsukeruto negai goto wa kanaundayo,” kata Katsuo, tokoh anak laki-laki dalam keluarga Isono. (Jika kita menemukan mutiara emas, keinginan kita akan terkabul!)

Tapi ayahnya lalu mengingatkan, “Negai goto wa jibun no chikara de jitsugen surundayo.” Keinginan itu harus diwujudkan dengan kekuatan kita sendiri.

Negai goto adalah ekspresi paling dasar pada manusia. Manusia dengan kesadaran akan semua keterbatasan yang ada pada dirinya. Maka ia mencari sesuatu yang maha tak terbatas. Wujudnya bisa bermacam-macam, dari berbagai hal seperti benda-benda, gunung, bintang, dan matahari.

Tapi sering manusia itu terjebak pada kekuatan luar yang ia percayai, sampai ia lupa pada kekuatan yang ia punyai di dalam dirinya. Tuhan, Buddha, Bodhisattva ada di luar sana, benarkah demikian? Masalahnya, manusia sering kali tidak tahu cara mengeluarkannya.

You Are The Miracle!
Ada teman bercerita bahwa ia pernah mengangkat satu drum minyak, sendiri. Itu terjadi saat terjadi kecelakaan, ia panik dan harus memindahkan drum itu agar tidak meledak. Refleks ia angkat drum itu, dan ia pindahkan. Itu kekuatan internal yang ia keluarkan, saya yakin kekuatan itu selama ini ada di dalam dirinya.

Otak manusia konon punya kemampuan untuk menyerap puluhan bahasa. Maka kita biasa menemukan orang yang menguasai 7-8 bahasa. Itu sebenarnya tak istimewa, karena baru sedikit dari kapasitas otak yang digunakan untuk mencapainya. Nah, kebanyakan dari kita hanya mampu menguasai satu bahasa. Kita menyerah ketika belajar satu bahasa kedua.

Kita sering terlalu asyik berdoa. Orang lebih asyik mencari keajaiban-keajaiban di luar sana, memohon keajaiban-keajaiban dari Tuhan, Buddha, Bodhisattva, padahal bukan seperti itu. Yes, we are the miracle! Kita adalah keajaiban itu. Hanya saja kita jarang bisa menyadarinya. (Kang San)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *