Wabah COVID-19 ternyata tidak saja membawa kemalangan terhadap badan jasmani, tetapi juga memiliki dampak tersembunyi yang tampaknya mulai bermunculan.
Selama lebih dari tiga pekan anjuran stay at home, work from home atau menghindari kontak fisik, telah menyebabkan sejumlah risiko terhadap kesehatan mental.
Bagi orang-orang introvert, mungkin tidak terlalu berat tetapi bagi orang-orang extrovert, berdiam di rumah merupakan sebuah tantangan besar.
Saat ini, mulai banyak berita bermunculan tentang orang-orang yang stress karena tidak bisa bekerja karena di-PHK atau memperoleh penghasilan karena bisnisnya terus merugi. Mereka yang termasuk dalam pemantauan menjadi was-was dan dijauhi oleh tetangga sekitar.
Banyak pula orang asing yang terlantar di bandara atau jalanan karena mereka tidak bisa kembali ke negara masing-masing padahal uang pegangan mereka sudah habis selama disini. Para turis ini pun juga dibebani dengan kekhawatiran terkait nasib keluarga mereka di negara-negara dengan total lockdown seperti Italy.
Ada pula berita tentang seseorang yang membunuh kekasihnya sendiri lantaran ditularkan virus korona. Di sisi lain, orang-orang sehat dianjurkan untuk berdiam di rumah dan menjauhi aktivitas sosial.
Sekolah diliburkan dan yang pusing semua pihak. Guru harus belajar mengajar secara online, pun nanti harus mengejar ketertinggalan materi ketika sekolah diaktifkan kembali.
Orang tua harus banyak bersabar menghadapi polah anak-anak mereka, juga menemani hampir sepanjang waktu. Di sisi lain, anak-anak tak jarang yang terbebani karena tugas menumpuk, sedangkan orang tua terus mengawasi/mengomel.
Belum lagi tingkat kasus perceraian yang semakin tinggi sebagaimana terlihat di Tiongkok lantaran pasutri terlalu lama bertemu memicu pertengkaran tidak perlu. Ada pula berita penangkapan orang-orang stress yang sengaja menyebarkan hoaks atau mengontaminasi tempat umum dengan air liur seperti pada gagang pintu atau tombol lift.
Semua ini berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang turut terdegradasi selama pencegahan wabah COVID-19. Lantas, apa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental kita sembari berdiam di rumah?
Ada beberapa strategi yang dapat kita terapkan untuk menjadikan stay at home menjadi lebih nyaman dan tidak membebani kesehatan mental kita. Pertama, mari kita belajar mengenali diri kita lebih mendalam. Jadikan momen pengasingan ini sebagai bentuk refleksi terhadap jati diri kita.
Selama ini kita terlalu disibukkan dengan kegiatan di luar sehingga kita lupa bernapas, lupa akan hal-hal yang paling penting bagi kita, lupa untuk sadar dan menikmati setiap proses perjalanan hidup.
Kita dapat belajar mengenali diri kita dengan refleksi diri. Selain itu kita juga dapat mempraktekkan meditasi secara rutin mulai dari 10 menit, meningkat menjadi 30 menit, hingga 1 jam lamanya.
Meditasi rutin telah terbukti mengurangi tingkat stress dalam pikiran seseorang. Bila perlu, kita dapat membuat sebuah ruang puja atau ruang meditasi di rumah. Coba tengok ruang kosong yang ada, bersihkan dan jadikan tempat latihan meditasi atau sekaligus tempat puja bhakti.
Buat altar sederhana dimana kita dapat melakukan chanting paritta setiap pagi selama 30 menit. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa chanting paritta membantu orang mengatasi emosi negatif dan stress.
Hal selanjutnya yang bisa kita lakukan dari rumah adalah tetap bekerja secara daring. Bagi pekerja yang ditugaskan work from home, perlu diciptakan nuansa yang nyaman dan konsentrasi untuk bekerja sehingga tidak dibebani oleh hal-hal lain di rumah.
Hal ini dapat dilakukan dengan menjadwalkan jam kerja di rumah atau membuat ruang kerja pribadi di rumah. Dengan demikian, kita tidak akan merasa terganggu ketika harus bekerja di rumah. Selain itu, kita juga harus berolahraga agar tidak mudah lelah atau merasa monoton di rumah.
Coba cari aplikasi work-out atau olahraga di rumah tanpa harus membeli peralatan tertentu yang mungkin mahal harganya. Manfaatkan aplikasi yang tersedia untuk membantu jadwal dan target pencapaian olahraga kita. Jadi kita tetap fit.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara