• Friday, 23 February 2018
  • Hendry F. Jan
  • 0

Kasus penggunaan narkoba di Indonesia sudah sangat memprihatikan. Tiga public figure (artis), ditangkap dalam waktu 3 hari: Fachri Albar ditangkap pada Rabu, (14/2) pagi, dan Roro Fitria ditangkap Rabu, (14/2) siang, dan Dhawiya Zaida ditangkap Jumat, (16/2). Ini menambah panjang daftar artis Indonesia yang terjerat narkoba.

Bagi Buddhis, soal narkoba tentu berhubungan dengan lima latihan sila (Pancasila Buddhis) poin ke-5: Sura-meraya-majja-pamadatthana veramanī sikkha-padamsamadiyami (Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran). Menurut penulis, dalam agama apa pun, ada larangan penggunaan narkoba. Semua agama sepakat (negara pun sama), narkoba harus diberantas karena merusak.

Sanksi hukum di Indonesia sudah cukup tegas dan berat, sudah banyak bandar narkoba yang akhirnya dieksekusi mati. Apakah hukuman mati masih kurang efektif?

Artis dan narkoba

Soal peluang penggunaan narkoba, orang biasa dan artis sama saja. Jika uang banyak, tidak mudah mengatasi permasalahan hidup, pelarian ke narkoba mungkin salah satu “penyelesaian” dari mereka yang tidak berpikir panjang akan akibat narkoba.

Siapa pun orangnya (artis atau bukan), jika fasilitas ada (uang), masalah hidup berat dan mereka tidak mudah mengatasinya, godaan untuk menggunakan narkoba akan datang. Hanya saja artis yang sering jadi sorotan media, sehingga jika artis terjerat kasus narkoba maka beritanya lebih menghebohkan.

Semua orang tentu sepakat, narkoba merusak dan membawa dampak yang sangat buruk. Contoh yang paling nyata untuk dampak buruk narkoba, untuk artis asing, Anda bisa lihat perubahan drastis Macaulay Culkin, Kevin si bintang Home Alone. Wajah artis yang lahir 26 Agustus 1980 tampak jauh lebih tua dari usianya. Di Indonesia Anda bisa melihat Fariz RM.

Amnesti narkoba

Artis sering dijadikan idola, khususnya oleh para penggemarnya. Penggemar sering menirukan gaya berpakaian, gaya bicara, dan hal lain dari idolanya. Maka sudah selayaknya mereka (para artis) memberikan teladan dalam banyak hal. Artis yang memperlihatkan sikap positif seperti tidak merokok dan perjuangan keras dalam mencapai cita-citanya, tentu akan menginspirasi para penggemarnya.

Kembali ke soal narkoba. Satu hal yang paling sering terjadi pasca penangkapan artis yang terlibat narkoba adalah pengakuan bahwa mereka adalah korban dan minta direhabilitasi, bukan dihukum.

Mungkinkah pemerintah harus melakukan amnesti narkoba seperti halnya amnesti pajak? Semua warga Indonesia (rakyat biasa sampai public figure) diberi kesempatan mengakui bahwa mereka adalah pengguna narkoba dan minta bantuan untuk direhabilitasi. Tentu saja pengakuan ini tidak perlu dipublikasikan, tapi pernyataan tertulis mereka kepada yang berwenang (BNN misalnya) dan bersedia untuk direhabilitasi.

Mereka yang mengikuti amnesti narkoba ini tidak akan ditangkap sebagai pemakai narkoba. Bagaimana selanjutnya? Keluarga yang telah mengetahui anggota keluarganya menjadi pengguna narkoba, bahu-membahu membantu agar anggota keluarganya bisa bebas dari jerat narkoba dengan mengikuti rehabilitasi.

Setelah batas amnesti narkoba ini habis, siapa pun yang tertangkap sebagai pengguna narkoba langsung akan diproses sesuai hukum dan tidak ada alasan bahwa mereka adalah korban dan harus direhabilitasi.

Keluarga adalah benteng 

Pergaulan memberi pengaruh besar bagi anak. Orangtua harus bisa berperan sebagai teman/sahabat bagi anak, sehingga anak menjadi terbuka pada orangtua. Anak yang terbuka akan menceritakan masalah yang dihadapi kepada orangtua, bukan cerita ke teman yang belum tentu dapat memberikan solusi yang terbaik.

Orangtua akan mengetahui apa yang jadi problem anak, dengan siapa ia bergaul, anak sedang dekat dengan siapa. Yang lebih penting, orangtua adalah guru pertama bagi anak-anaknya.

Berikan bekal tentang hal mana yang harus dihindari dan tidak boleh dilakukan. Ajaklah buah hati kita ke Sekolah Minggu Buddhis, di sana mereka akan mengenal Dhamma. Kepedulian kita akan menjadi penentu masa depan mereka.

Hendry Filcozwei Jan

Suami Linda Muditavati, ayah 2 putra dari Anathapindika Dravichi Jan dan Revata Dracozwei Jan. Pembuat Apps Buddhapedia, suka sulap dan menulis, tinggal di Bandung.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Hendry F. Jan

Hendry Filcozwei Jan adalah suami Linda Muditavati, ayah 2 putra dari Anathapindika Dravichi Jan dan Revata Dracozwei Jan.

Pembuat apps Buddhapedia, suka sulap dan menulis, tinggal di Bandung.

http://www.vihara.blogspot.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *