• Friday, 14 August 2020
  • Maharani K
  • 0

Seringkah dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa ada satu atau beberapa orang yang begitu mencintai, menyayangi serta memperhatikan kita? Eitss..tunggu dulu, benarkah yang Anda rasakan itu benar-benar cinta yang tulus dan tanpa syarat?

Kadang kita merasa sudah benar-benar diperhatikan dan dicintai oleh kekasih, teman atau mungkin sahabat kita. Tapi coba perhatikan lagi di saat-saat seperti apakah mereka memberi perhatian pada kita? Di saat sukacita kah? Di saat kita memiliki banyak rejeki kah? Di saat tidak ada permasalahan yang berat kah? Di saat arus kehidupan kita sedang di atas kah?

Apakah itu yang dimaksud dengan perhatian dan kasih yang tulus? Anda merasa bahwa mereka sudah cukup memahami anda dengan segala seluk beluk dan kekurangan Anda, namun apakah mereka benar-benar mengerti apa makanan kesukaan Anda? Hal apakah di dunia ini yang paling anda benci? Kapankah situasi terburuk dalam hidup Anda? Bagaimana hubungan Anda dengan orang tua? Bagaimanakah masa kecil Anda dulu? Apa luka hati terdalam Anda?

Di sinilah kasih sayang yang tulus benar-benar diuji, dimana ketika Anda berada dalam situasi terberat dan tergelap Anda, ada seseorang yang masih bersedia berdiri di sana untuk Anda, memberikan Anda support dan dukungan terbaiknya, bahkan mengorbankan kepentingannya sendiri demi Anda.

Cinta yang tulus terlihat ketika Anda berada dalam sisi tergelap hidup Anda, bukan ketika Anda bersenang-senang, ketika berpesta ulang tahun, dsb. Ketika melihat dan mengetahui kondisi terburuk Anda pun, bahkan kebiasaan terburuk Anda sekalipun, dia tetap berada di samping Anda untuk memberikan dukungan terbaiknya.

Jadi teman-teman sekalian, cinta yang tulus bukanlah omongan manis atau rayuan puji-pujian yang keluar dari bibir seseorang terhadap Anda, tapi cinta tertulus biasanya adalah seseorang yang berani mengatakan kalau Anda salah, berani memberitahukan dimana letak kekeliruan Anda, bukan justru membenarkan semua sikap dan perilaku kita, tapi tetap memberikan bahunya ketika kita jatuh dan menangis, dan memberikan telinganya mendengarkan segala permasalahan kita.

Jika selama ini Anda masih merasa begitu dicintai, coba cek sekali lagi, betulkah itu adalah cinta? Atau hanya ilusi semata?

Kita sering berpikir seseorang yang sering mengajak kita keluar makan malam atau menonton adalah orang yang menyayangi dan memperhatikan kita, tapi apakah ketika Anda berada dalam sebuah kesulitan seperti konflik keluarga atau kehilangan harta benda, orang tersebut tetap ada di sana menghibur anda dan mengeluarkan segenap usahanya untuk membuat anda tersenyum kembali? Atau apakah ia hanya diam saja kemudian perlahan-lahan menjauh dari kehidupan Anda ketika Anda sudah tidak memiliki apa-apa lagi?

Upss.. ironis sekali ya hidup ini, memang dimana ada gula di sana pasti ada semut.. itulah ironi kehidupan yang harus kita pahami dan hadapi bersama. Namun di atas semuanya itu, Anda masih punya pilihan apakah mau tetap mempercayai cinta semu atau betul-betul mencari cinta sejati dengan menyingkirkan semua ilusi-ilusi tersebut?

Karena kasih sayang yang tulus bukan hanya sepihak, dan bukan hanya memberi, namun bersifat take and give, dan semuanya berkaitan dengan keseimbangan antara kedua belah pihak. Nah sudahkah cinta anda selama ini seimbang? Atau pincang sebelah?

Cinta sejati seharusnya memberikan sayap kepada orang yang dicintai untuk terbang bebas mencapai cita-citanya, bukan justru menahannya di tempat untuk Anda miliki dengan cinta yang egois. Namun ketika Anda membutuhkan ‘rumah’, anda tahu bahwa Anda tetap bisa berpulang kapanpun Anda inginkan.

Perhatikanlah apakah hubungan Anda saat ini dengan orang-orang terkasih hanyalah bersifat kuantitas (sering bertemu tapi tidak berkualitas) belaka? Atau memang Anda benar-benar merasa diperhatikan dan dipedulikan secara emosional dan psikologis? Karena ketika kebutuhan emosional ini terpenuhi, orang-orang tidak perlu lagi sibuk mencari kasih sayang dan pengakuan dari hal-hal di luar dirinya seperti gadget, harta berlimpah, rumah dan mobil mewah.

Karena sejatinya cinta yang tulus berada di dalam hati setiap manusia, dan bukan didapatkan dari hal-hal di luar diri kita, tapi di dalam diri kita sendiri. Search the love deep inside yourself. Setelah belajar mencintai diri sendiri dengan tulus, serta menerima diri kita apa adanya, barulah kita bisa mempraktekkan ‘compassion’, cinta tanpa syarat, dan kita akan menerima cinta tersebut dari kehidupan ini.

Menarik kan mengikuti artikel dan tulisan di laman ini. Kalau masih penasaran, kami menyediakan tulisan-tulisan lain yang juga asik untuk dibaca mengenai dunia Psychology, Love, Life and Beauty dari Kak Rani dan Tim. Simak terus yah update artikel terbaru dari kami…

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *