Kekosongan adalah tujuan tertinggi di dalam spiritualitas. Sejatinya, ia bukanlah objek. Tak ada yang perlu dituju. Tak ada yang perlu diraih.
Kekosongan berarti keterbukaan terhadap segala yang ada. Tidak ada perkecualian. Saat demi saat, batin terbuka pada semua. Tidak ada dualisme baik-buruk, benar-salah, surga-neraka dan sebagainya. Yang ada hanya kosong.. terbuka…
Dunia dan diri
Dunia ini kosong. Ia berubah terus. Tak ada yang bisa dipegang. Dunia ini tanpa inti yang abadi.
Diri kita juga kosong. Tak ada pribadi yang utuh. Tak ada pribadi yang abadi. Diri kita berubah setiap saat, tanpa jejak.
Mengira dunia ini nyata adalah ilusi. Kita lalu ingin mencengkramnya. Kita pun gagal, lalu menderita. Mengira diri adalah nyata juga ilusi. Kita menjadi rapuh pada hinaan dari orang lain, dan gampang jatuh ke dalam kekecewaan.
Hidup dalam ilusi adalah penderitaan. Mengira dunia adalah nyata adalah penderitaan. Mengira ego, atau diri, adalah nyata juga penderitaan. Melihat bahwa semuanya kosong akan menciptakan kelegaan. Inilah kebijaksanaan.
Saat ke saat
Ambisi lenyap. Sikap rapuh batin juga lenyap. Semua hal digunakan seperlunya, terutama untuk tujuan-tujuan mulia. Tak ada kecanduan pada apa pun.
Saat ke saat, sadari kekosongan. Saat ke saat, sadari keterbukaan terhadap segala. Jika sudah waktunya tiba, kita melepaskan tubuh dan pribadi dengan leluasa. Kita kembali pada sang pencipta dengan hati terbuka.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara