• Saturday, 12 December 2020
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Nama Christmas Humphreys mungkin terdengar asing di telinga kita orang Indonesia. Tapi beliau adalah salah satu orang yang paling berjasa dalam mempopulerkan agama Buddha di negara-negara Barat, terutama Inggris.

Christmas Humphreys lahir pada 15 Februari 1901 di London. Dia dibaptis dengan nama Travers Christmas, nama yang telah menjadi tradisi dalam keluarga Humphreys selama hampir dua abad. Mengikuti jejak ayahnya, Humphreys mengambil jurusan hukum di Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia berhasil menjadi seorang barrister dan hakim di Inggris.

Terlepas dari kecemerlangan karirnya sebagai seorang pengacara dan hakim, Humphreys dapat dikatakan sebagai orang yang paling berjasa dalam mempopulerkan agama Buddha di tanah Barat.

Meskipun tumbuh bersama iman Kristen sejak kecil, kematian mendadak saudaranya memberikan pemahaman bahwa tidak ada satu bentuk dogmatis agama yang bisa secara memadai merangkul kebutuhannya.

Melalui banyak penelitian dan refleksi, Humphreys berkenalan dengan agama Buddha. Diceritakan bahwa dia kebetulan menemukan sebuah buku berjudul Buddha and the Gospel of Buddhism karya Ananda Coomaraswamy yang diterbitkan di London tahun 1916.

Menurutnya, isi buku itu adalah apa yang dia cari selama ini. Setelah mempelajari lebih mendalam tentang ajaran Buddha, Humphreys menyadari bahwa ajaran Buddha dapat menawarkan jalan bagi dirinya maupun bagi banyak orang lain seperti dirinya.

Sumbangsih terbesar Christmas Humphreys mungkin adalah mendirikan the Buddhist Society di London. Pada usia 21 tahun, Humphreys bertemu dengan Aileen Faulkner, istrinya. Pada 19 November 1924, dia dan istrinya mendirikan the Buddhist Lodge of the Theosophical Society di London.

Buddhist Lodge ini secara berkala menerbitkan jurnal Buddhism in England yang turut mempopulerkan ajaran Buddha terutama di kalangan cendikia. Pada 1943, Buddhist Lodge berganti nama menjadi the Buddhist Society sedangkan jurnal yang diterbitkan diganti nama menjadi the Middle Way, yang masih terbit hingga kekinian.

Selanjutnya, sekitar 1945, Christmas Humphreys Menyusun Dua Belas Prinsip Agama Buddha yang diterima oleh umat Buddha di Myanmar, Tiongkok, Jepang, Sri Lanka dan Thailand. Humphreys sendiri telah menulis dan mengedit kurang lebih 37 buku.

Diantara karya-karyanya ini, hanya tiga buku yang berkaitan dengan profesinya sebagai penegak hukum sedangkan sisanya berkaitan dengan agama Buddha, antara lain Concentration and Meditation: A Manual of Mind Development, Zen Buddhism, Buddhism: An Introduction and Guide, dan Karma and Rebirth.

Sumbangsih Humphreys terus dilakukan hingga menjelang ajalnya pada 13 April 1983. Pada usia senja 82 tahun, dia masih menjadi presiden aktif the Buddhist Society dan menyelesaikan artikel baru untuk jurnal the Middle Way.

Kisah hidupnya menggambarkan sosok manusia teladan yang terus berusaha mencari kebenaran sejati dan tidak pernah berhenti berusaha melakukan yang terbaik. Berkat karya-karyanya, agama Buddha menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Barat dan mendapatkan tempat yang lebih baik dalam kehidupan masyarakat di sana.

Sifat kedermawanan Humphreys menjelma dengan penyerahan vila pribadinya untuk dijadikan sebagai sebuah pusat Zen yang dinamakan Shōbō-an, sebuah pertapaan dharma sejati.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *