Terkadang, kita merasa hidup itu hampa. Kita merasa bosan dan mungkin juga lelah dengan rutinitas yang selalu kita lakukan setiap hari. Tak jarang banyak dari kita yang mencoba melakukan berbagai hal baru, kesenangan baru, tantangan baru untuk menjadi lebih hidup.
Sedikit diantara kita yang kemudian benar-benar berubah 180 derajat, keluar dari rutinitas dan kenyamanan yang ada, dan menjalani hidup yang benar-benar berbeda sebelumnya. Seringkali mereka menyebut bahwa mereka telah menemukan tujuan hidup mereka, ikigai mereka.
Ikigai sebenarnya merupakan istilah Jepang yang berarti nilai atau tujuan hidup. Konsep ikigai sering pula diartikan sebagai prinsip hidup bahagia untuk mengatasi rasa jenuh dalam kehidupan kita. Konsep ini diyakini sebagai salah satu rahasia umur panjang masyarakat Jepang.
Menurut profesor Hasegawa, kata ikigai muncul pertama kali pada periode Heian (794-1185). Menurutnya, orang Jepang percaya dengan mengumpulkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam kehidupan sehari-hari akan membuat hidup menjadi lebih penuh dan berarti.
Tujuan hidup yang tak perlu muluk-muluk
Dengan demikian, ikigai sendiri tidak harus dimulai dengan nilai atau tujuan yang besar. Justru ikigai menekankan pentingnya memulai hidup dengan menemukan nilai-nilai kecil dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, sebenarnya kita pun tidak harus mengubah kebiasaan atau rutinitas kita 180 derajat tatkala menghadapi kebosanan atau kehampaan.
Ikigai mengajarkan kita untuk menemukan kembali kebahagiaan yang ada dari hal-hal kecil yang mungkin seringkali kita lewatkan dalam rutinitas kita.
Misalnya, menemukan kebahagiaan dari bangun pagi dan menikmati mentari terbit. Atau kebahagiaan dari memasak masakan yang akan disantap keluarga tercinta. Semua ini adalah hal-hal sederhana yang juga merupakan rutinitas kita sehari-hari, namun kita hanya terlupa untuk memahami nilainya.
Dengan menerapkan ikigai, kita berusaha menemukan kembali nilai kehidupan – tujuan hidup yang dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Kegembiraan dari hal-hal kecil menjadi penting untuk menakar apakah suatu rutinitas itu perlu kita lakukan atau tidak.
Apabila ternyata kita tidak merasakan adanya sparks atau kegembiraan-kegembiraan dari sebuah aktifitas yang kita lakukan, maka kita memiliki pilihan untuk meninggalkannya dan beralih untuk melakukan aktifitas lain yang menumbuhkan sparks dalam diri kita.
Untuk menemukan kembali ikigai, kita juga perlu hidup di saat ini – yaitu benar-benar hadir di tempat dan waktu sekarang. Hanya dengan hidup di saat ini maka kita akan dapat menilai suatu aktifitas akan membawa kegembiraan dan menjadi tujuan hidup bagi kita atau tidak. Tanpa hidup di saat ini, kita sama saja kembali kepada rutinitas, tanpa memahami potensi kebahagiaan dalam aktifitas kita sehari-hari.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara