• Thursday, 17 March 2022
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Dengan seribu tangan, yang masing-masing memegang senjata

Dengan menunggang gajah Girimekhala, Māra bersama pasukannya meraung menakutkan;

Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan Dhamma-Dāna

Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.

Petikan syair pertama dari Gatha Kemenangan Sempurna Buddha ini menceritakan tentang upaya Mara untuk mengganggu Pangeran Siddharta dalam usahanya untuk mencapai Pencerahan Sempurna. Dikisahkan Mara menunggang gajah Girimekhala dan memimpin pasukannya.

Gajah ini memiliki tinggi hingga 250 yojana. Pangeran yang telah menjadi Buddha meminta bumi untuk menjadi saksi atas jasa kebajikannya. Dan seketika bumi bergetar dan gajah Girimekhala terjatuh di hadapan Buddha. Mara dan pasukannya pun segera melarikan diri.

Jelas terdapat sedikit banyak persamaan konsep antara Mara dan Iblis atau Setan dalam ajaran agama lain, meskipun terdapat pula perbedaan yang signifikan.

Pertama, baik Mara maupun iblis/setan diasosiasikan dengan kejahatan dan keburukan. Namun kita perlu memahami bahwa konsep jahat/buruk dalam ajaran Buddha agak berbeda dengan ajaran agama lain.

Dalam ajaran Buddha, kejahatan/keburukan bukanlah sesuatu yang kekal dan harus ditakuti, tapi diubah dengan cara berlatih diri agar mendekati kebaikan. Dalam catatan Jingde, bahkan Mara bertobat dan berlindung pada Buddhadhamma.

Kedua, baik Mara dan iblis/setan memang memiliki sifat untuk mengganggu manusia. Namun berbeda dengan iblis/setan, Mara berada sangat dekat dengan manusia.

Sesuai dengan petunjuk Buddha, Mara bekerja di tiap-tiap lima skandhas atau agregat kita, termasuk pula pikiran atau kesadaran mental manusia. Dengan demikian, Mara sendiri dapat digambarkan sebagai bentuk tanpa pencerahan. Mara bekerja di alam samsara. Mara hadir di setiap lini kehidupan manusia.

Selanjutnya, cara kerja Mara juga cukup unik. Kitab Pali menjelaskan berbagai macam bentuk Mara. Salah satunya – yang mungkin serupa dengan cara kerja iblis/setan, adalah menggunakan tipuan, rekaan, ancaman untuk menguasai manusia atau menyebabkan kelinglungan bagi manusia. Senjata Mara yang paling efektif adalah dengan menciptakan ketakutan, baik itu secara fisik maupun mental.

Mara juga selalu hadir dan berada sangat dekat dengan kita. Kehadiran Mara terasa nyata bahkan di masa modern seperti ini. Semakin kita melekat pada sesuatu, semakin kita sulit untuk melepaskannya.

Hal tersebut membuat kita merasa takut akan kehilangan sesuatu itu, dan bahkan melaksanakan perbuatan buruk untuk dapat tetap menggenggamnya. Jadi apa sebenarnya Mara bagi kita?

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *