• Monday, 25 January 2021
  • Martin Sentana
  • 0

Film ini diangkat dari novelis bernama Stephen King berdurasi tiga jam sangat menguras emosi penonton. Mengisahkan tentang kehidupan narapidana penjara di Lembaga Permasyarakatan Cold Mountain tahun 1935. Paul Edgecomb merupakan sipir penjara di blok khusus terpidana mati.

Alur ceritanya flashback saat Paul sedang menonton video musik membahas tentang heaven/surga bersama teman-temanya di panti wreda. Emosi yang muncul ketika merespon video tersebut sangat berbanding terbalik dari teman-temannya. Sedih, haru, dan penyesalan memenuhi hati Paul karena ia teringat akan masa lalunya sebagai sipir penjara.

Berawal ketika John Coffey narapidana tewas yang mempunyai perawakan tinggi, besar, dan berkulit hitam dituduh membunuh dua orang anak perempuan. Paul sebagai sipir penjara mencoba berkomunikasi dengan John, anehnya John tidak menunjukan perilaku sebagai seorang kriminal. Dari interaksi yang Paul lakukan dengan John, ia dapat menilai bahwa John bukanlah orang yang jahat sesuai dengan apa yang dituduhkan.

Sebelumnya beberapa scene film menunjukan bahwa Paul memiliki penyakit infeksi saluran kencing yang sangat menyiksanya. Akhirnya pada suatu saat penyakit tersebut membuat Paul ambruk di penjara kemudian John memanggil dan menyuruh ia mendekat menghampiri selnya. Paul mendekat kemudian John berjabat tangan dengannya seketika penyakit infeksi disembuhkan dan John menyemburkan penyakit Paul ke udara dalam bentuk debu. Sejak saat itu Paul terlihat menjadi sehat, keluarganya menjadi harmonis, dan bersemangat.

Di luar kebiasaan

Peristiwa aneh yang berdampak baik dilakukan oleh John terus belanjut. Ketika dipenjara dihebohkan oleh adanya tikus yang sering mondar-mandir. Kenyataannya tikus pada cerita tersebut bukanlah hama melainkan hewan yang bersahabat dengan napi lainnya. Sampai pada suatu saat Percy sebagai tokoh sipir yang menyebalkan dengan seenaknya menginjak dan membunuhnya. John merasa kasihan dengan peristiwa itu kemudian tikus tersebut disembuhkan oleh kekuatan supranaturalnya.

Kebaikan John masih berlanjut ketika ia menyembuhkan tumor ganas yang diderita Melinda Moorse istri dari kepala penjara tempat tempat paul bekerja. Hal tersebut membuat Paul bingung terhadap tuduhan pembunuhan dua orang anak perempuan yang ditujukan kepada John. Ia mencoba menyelediki kasus tetapi hasil dari investigasinya tak membuahkan hasil dan sama sekali tidak mengungkap bahwa John pelaku pembunuhan. Singkat cerita Paul kembali dipegang tangannya oleh John dengan tujuan untuk mengungkap fakta sebenarnya bahwa pelaku pembunuhan dua orang anak tersebut bukan dirinya.

Sampai pada akhirnya tiba saat John harus menjalani hukam mati dengan kursi listrik. Seketika Paul dan kawan sipir lainnya dirundung kebingungan atas kebaikan yang dilakukan John selama dipenjara. Meski berat hukum final eksekusi mati harus tetap dijalankan. Perjuangan baik yang dilalukan John untuk membantu sesama, serta ganjaran yang diperoleh tidak selamanya setimpal dengan yang diharapkan.

Film ini direkomendasikan untuk ditonton karena revelan dengan isu rasisme, terjadi kesenjangan sosial yang berakibat hilangnya nyawa seseorang hanya karena berbeda ras. Pada akhirnya semua ras manusia itu sama tidak ada superioritas di dalamnya dan jangan memandang orang hanya dari tampilannya saja.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *