• Friday, 31 December 2021
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Langkah awal dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah samma ditthi (pandangan benar). Ada yang menerjemahkan sebagai pengertian benar. Bahasa Palinya adalah samma-ditthi atau dalam bahasa Sansekerta disebut samyak drsti. Kata samma (samyak) berarti ‘tepat’, ‘semua’, ‘menyeluruh’, ‘sempurna’, ‘lengkap’, ‘integral’; sedangkan ditthi (drsti) berasal dari kata ‘melihat’ dan mempunyai arti ‘penglihatan’, ‘wawasan’, ‘pandangan’. Menurut Ven.

Sangharakshita, samma bukan sekedar berarti ‘benar’ dalam artian biasa sebagai lawan kata salah. Lebih lanjut menurut Sangharakshita, kata ‘pengertian’ kurang tepat digunakan sebagai terjemahan ditthi karena ditthi bukan hanya sebagai pengertian teoritis, abstrak atau intelektual. Menurut beliau yang lebih tepat sebagai padanan kata ditthi adalah pandangan dan samma menjadi sempurna, sehingga samma ditthi diterjemahkan sebagai pandangan sempurna.

Tentunya makna bahasa tersebut dalam bahasa Inggris. Ketika penerjemahan sebuah bahasa terjadi, bisa saja terjadi pergeseran makna kalimat karena bahasa selalu berkembang dan terus mengalami pergeseran makna sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Terlepas dari permasalahan terjemahan bahasa, yang paling penting adalah suatu pemahaman mengenai samma ditthi tersebut. Kata ‘pengertian benar’ dari sudut pandang bahasa Indonesia sebenarnya cukup mewakili arti samma ditthi. Namun, untuk selanjutnya, samma ditthi di sini diterjemahkan sebagai ‘pandangan benar’ karena lebih umum digunakan asalkan dimengerti apa yang dimaksud dengan samma ditthi.

Pandangan benar adalah pengetahuan atau pemahaman mengenai dukkha, sebab dukkha, penghentian dukkha serta jalan menuju penghentian dukkha. (Digha Nikaya 22).

Dukkha dapat dipahami sebagai penderitaan karena kemelekatan atau ketidakpuasan atas perubahan. Dengan kata lain, pandangan benar adalah suatu pandangan mengenai hakikat kehidupan atau pemahaman terhadap kenyataan dari segala sesuatu. Di sinilah letak pentingnya pandangan benar dan kita akan mengerti mengapa pandangan benar yang dijelaskan oleh Buddha, berada di urutan pertama dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Pandangan Benar sebagai Dasar Pandangan benar perlu dipahami sebagai suatu pemahaman yang mendalam terhadap segala sesuatu bukan secara intelektual saja, namun juga telah menyatu dalam diri sebagai suatu cara hidup sehingga pandangan benar akan terwujud ketika pikiran atau kehendak, perbuatan, dan ucapan seseorang benar. Pandangan benar yang betul-betul terlatih sempurna dengan dukungan unsur-unsur lainnya itulah yang disebut kebijaksanaan sejati.

Ketika pandangan benar telah sempurna dialami, maka unsur lainnya juga secara otomatis telah sempurna dijalankan karena semuanya adalah bagian dari satu jalan menuju kebahagiaan sejati, Nibbana. Jadi sebelum suatu tindakan dilakukan, seseorang harus mempunyai pandangan atau pengertian terhadap tindakan yang akan dilakukannya. Ia harus tahu mana tindakan yang merugikan dan mana tindakan yang mendatangkan kebahagiaan. Itulah alasan mengapa pandangan benar berada di urutan pertama dan sebagai dasar yang menopang Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Akibat dari Pandangan Salah dan Pandangan Benar 

Di dalam Anguttara Nikaya 10.103 disebutkan bahwa pandangan yang salah akan berakibat pikiran salah. Pikiran salah akan berakibat ucapan salah. Di dalam ucapan salah ada perbuatan salah. Di dalam perbuatan salah juga terkandung mata pencaharian yang salah. Dan seterusnya, akan mengkondisikan daya upaya, perhatian, dan konsentrasi menjadi salah. Sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan ketidakbahagiaan pada seseorang.

Sebaliknya juga dijelaskan di dalam Anguttara Nikaya 10.104 bahwa pandangan benar mengkondisikan pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, daya upaya benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Ketika pandangan benar muncul, maka niat dalam pikiran akan murni dan baik sehingga perbuatan dan ucapan akan menjadi baik. Begitu pula daya upaya, perhatian, dan konsentrasi seseorang akan mudah terlatih karena mempunyai pandangan benar. Sehingga ketika kedelapan unsur tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka kehidupan akan menjadi tenang, damai, dan bahagia. Latihan yang terus-menerus dengan pemahaman terhadap pandangan benar secara sempurna pada akhirnya akan membawa kebahagiaan sejati atau Nibbana pada kehidupan ini juga.

Dicuplik dari “Pandangan Benar”, terbitan Insight Vidyasena Production.[MM]

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *