Anthony Stultz, seorang guru Zen, memberikan jawaban untuk pertanyaan yang sering diajukan ini.
Beberapa umat Buddha lebih sering bernamaskara atau bersujud dibandingkan umat-umat lainnya; kebetulan saya termasuk sering bersujud. Bernamaskara adalah bagian penting dalam praktik Dharma, bersujud adalah cara untuk mewujudkan rasa hormat, rendah hati dan cinta kasih–suatu cara untuk mengatakan “ya”- bahkan ketika kita menghadapi misteri kehidupan. Dogen, seorang guru Zen, mengatakan, “Selama masih ada sujud yang sejati, maka Jalan Buddha tidak akan pudar.”
“Beranjali di hadapan seseorang adalah cara untuk mewujudkan kenyataan bahwa kita semua saling terhubung. Bersujud mengingatkan saya untuk melihat wajah Buddha pada orang-orang yang saya layani.”
Setiap pagi sebelum saya melakukan kegiatan lain, serta setiap malam sebelum saya beristirahat, saya bersujud di hadapan Butsudan, atau altar. Ini adalah cara untuk berlindung dan mengingatkan diri bahwa bagaimanapun baik atau buruknya hari yang telah berlalu, dasar keberadaan saya di kehidupan yang fana ini adalah sumber welas asih, kreativitas, dan hubungan. Namaskara mengingatkan bahwa harga diri saya tidak didasarkan pada apa yang terjadi atau tidak terjadi, apa yang saya lakukan atau yang tidak saya lakukan, apa yang saya miliki atau tidak miliki.
Bersujud adalah gerakan penuh kesadaran yang membawa unsur fisik ke dalam praktik Dharma. Dalam ordo saya, membungkuk atau beranjali kepada seseorang adalah cara untuk mewujudkan kenyataan bahwa kita semua saling terhubung dan mengingatkan saya untuk melihat wajah Buddha pada setiap orang yang saya layani, menggerakan saya dari batasan-batasan pribadi.
Saya juga membungkuk di hadapan nisan kucing kesayangan saya, di hadapan pohon dan kolam di halaman belakang yang merefleksikan cahaya bulan di malam hari. Saya suka menatap bintang-bintang dan beranjali di hadapan luasnya langit, mengingatkan saya akan sifat alami batin saya. (Tony Stultz/Linonsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara