
Jawaban rubrik konsultasi psikologi BuddhaZine.com
Saya ingin bertanya, “Bagaimana cara kita menemukan jati diri, saya merasa nggak tau mau dibawa ke mana arah hidup ini.
“Terkadang saya tidak punya kepercayaan diri dan bingung mencari kelebihan yang ada dalam diri. Kemampuan dan kreativitas ada tapi nggak ada yang spesial yang benar-benar saya kuasai hingga sekarang.”
M
Dear M,
Kalau boleh tahu saat ini berapa usia? Kalau masih berusia antara 17-35 tahun dan masih bingung menentukan jati diri, itu wajar-wajar saja, karena biasanya di usia-usia tersebut (usia dewasa muda).
Jadi di rentang usia tersebut, wajar-wajar saja jika seorang manusia merasa gelisah akan masa depannya, tidak tahu jati dirinya, belum menemukan pekerjaan yang betul-betul mapan bagi dirinya, merasa belum bisa betul-betul menyalurkan bakar kreativitasnya, dan tidak tahu hidup ini harus melangkah ke mana.
Sebetulnya selama perjalanan hidup ini, pasti ada satu atau dua bidang yang bisa kuasai, tidak mungkin tidak. Contohnya ketika di masa sekolah, kita lebih jago di bidang sosial, ada teman-teman lainnya yang jago di bidang ilmu pasti, atau bahasa, atau seni, atau memasak, atau olahraga, dan sebagainya.
Di antara bidang-bidang tersebut, pasti ada beberapa bidang yang disukai, meskipun tidak terlalu ahli dan hebat.
Nah coba telusuri di antara bidang-bidang tersebut, mana yang mau tekuni untuk masa depan. Kalau bisa sesuaikan dengan hobi, passion, dan hal-hal yang ketika mengerjakannya biasanya merasa bersemangat dan antusias.
Biasanya masalah yang terjadi adalah, karena seorang manusia sudah telanjur merasa tidak percaya diri atau putus asa dengan hidupnya, entah itu karena dukungan orang-orang sekitar, kelebihan-kelebihan dan potensi di dalam dirinya menjadi seolah-olah hilang/tidak nampak. Karena ia terlalu berfokus pada perasaan tidak mampu, perasaan tidak berdaya, perasaan tidak percaya diri, dan sebagainya.
Nah jika sudah begini, cobalah untuk berkonsultasi dengan orang-orang terdekat dan merasa nyaman, misalnya teman lama, saudara kandung, atau orangtua, yang sekiranya betul-betul mengenal karakter.
Diskusi
Coba untuk memulai diskusi mengenai kelebihan-kelebihan dan potensi dalam diri, mereka pasti akan memberikan penilaian dan masukan yang berharga, yang mungkin selama ini tidak disadari.
Terkadang manusia itu terlalu fokus pada kelemahan diri daripada kelebihan, sehingga yang nampak terus-menerus adalah yang negatif, dan bukan yang positif. Pola pikir inilah yang harus mulai diubah. Mulailah fokus pada kelebihan-kelebihan diri, dan bukan pada kekurangan.
Hal ini bisa dimulai dengan cara yang mudah yaitu dengan menulis di sebuah papan tulis/kertas putih polos, sebutkan sebanyak mungkin kelebihan yang ada pada diri, tulis sebanyak-banyaknya minimal 10.
Dari poin-poin tersebut, berikanlah peringkat mulai dari yang teratas sampai yang terendah, kemudian dari tiga poin teratas, pikirkanlah cara-cara atau langkah-langkah untuk lebih mengembangkannya lagi agar semakin kuat dengan jalan apa pun, misalnya dengan latihan, membaca buku, berdiskusi, dan lain-lain.
Kemudian, kemampuan yang dimiliki itu spesial atau tidak, itu hanyalah di pikiran saja, pada dasarnya semua manusia itu pasti unik dan memiliki talenta yang berbeda dengan orang lain. Yang perlu disadari adalah pemahaman bahwa setiap diri kita itu spesial, dan tidak kalah dengan orang-orang lainnya.
Berhentilah untuk selalu membandingkan tingkat kesuksesan atau keberhasilan kita dengan orang lain, karena setiap orang punya waktu dan cara suksesnya masing-masing yang tidak bisa disamakan satu sama lainnya.
Tidak perlu menjadi hebat dan luar biasa dulu untuk memulai sesuatu, mulailah dengan hal-hal kecil yang sederhana namun dilakukan secara rutin dan konsisten untuk mencapai hasil yang besar dan luar biasa.
Karena itu semua hanyalah masalah pola pikir dan mindset saja, bukan berarti itu tidak hebat atau kalah dari orang-orang lainnya. Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.
*Bagi yang hendak mengajukan konsultasi psikologi, silakan kirim ke Redaksi@buddhazine.com | Ilustrasi: Agung Wijaya
Maharani K.,M.Psi
Psikolog keluarga, Hipnoterapis, dan Trainer