• Wednesday, 30 September 2020
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Seperti biasa, tiap tahun masyarakat Tionghoa banyak yang menanti datangnya festival pertengahan musim gugur atau lebih dikenal sebagai festival Kue Bulan. Festival ini tidak saja dirayakan oleh masyarakat Tionghoa tetapi juga oleh masyarakat Asia Timur lainnya seperti Jepang yang menyebutnya Tsukimi dan Korea yang menyebutnya Chuseok.

Festival yang diselenggarakan pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan lunar menandai bulan purnama yang dipercaya sangat terang dan bertepatan dengan masa panen di pertengahan musim gugur. Masyarakat merayakannya dengan memasang lampion yang dianggap membawa keberuntungan dan kemakmuran serta menyantap kue bulan yang melambangkan bulan purnama.

Meskipun lazim dirayakan oleh masyarakat Asia Timur, tradisi serupa juga dapat ditemukan pada banyak tradisi buddhis di masyarakat Asia lainnya. Festival yang jatuh pada hari yang sama atau sekitar pertengahan musim gugur juga dirayakan di Kamboja, Laos, Myanmar dan Sri Lanka.

Sebenarnya banyak festival buddhis yang dirayakan pada saat bulan purnama. Festival buddhis yang jatuh sekitar pertengahan musim gugur biasanya berlangsung pada bulan Ashvini dan Karttika.

Di Kamboja, festival ini dinamakan festival Air dan Bulan (Bon Om Touk). Ini adalah selebrasi yang berlangsung selama tiga hari, diawali dengan pertandingan perahu yang didesain menyerupai neak – naga laut Kamboja. Ketika malam tiba, orang-orang pergi membeli makanan dan menghadiri berbagai pertunjukkan.

Selain itu, mereka juga memanjatkan doa sembari menyalakan dupa untuk berharap kepada bulan. Orang Kamboja memiliki legenda Cheadok, dimana seekor kelinci hidup di bulan dan melindungi orang-orang Kamboja. Di pertengahan malam, orang-orang pergi ke kuil dan berdoa serta membuat lampion berbentuk Teratai yang dihanyutkan ke sungai.

Di Laos, festival ini disebut Sampeah Preah Khae, yang mirip dengan festival di Kamboja. Festival ini memperingati kehidupan Pouthesat, si kelinci bulan. Sebagai festival, perayaan ini juga menandai keberlimpahan panen seperti pisang, kelapa, keladi dan ubi. Setelah upacara Sampeah Preah Khae, umat Buddha berbondong-bondong ke pagoda untuk berdoa.

Di Myanmar, festival Thadingyut dirayakan sekitar pertengahan musim gugur. Ini merupakan salah satu festival terbesar di Myanmar dan merupakan festival buddhis dimana banyak orang pergi ke wihara untuk bertemu dengan para bhikkhu dan mempersembahkan makanan. Dengan demikian, festival ini merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat Myanmar untuk pergi menghormati para bhikkhu, guru, orang tua dan sesepuh.

Sedangkan di Sri Lanka, hari bulan purnama disebut Poya dan setiap hari bulan purnama adalah hari libur dimana masyarakat pergi ke wihara untuk mendengarkan khotbah dhamma. Hari Bulan Purnama Binara dan Hari Bulan Purnama Vap biasanya terjadi pada saat yang sama dengan festival kue bulan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *