• Wednesday, 30 September 2020
  • Willy Yanto Wijaya
  • 0

Di Jepang ketika musim gugur, ada festival yang disebut Tsukimi (月見) yang arti harfiahnya “Melihat Bulan”. Tsukimi dirayakan pada bulan 8 tanggal 15 kalender Lunisolar, tepat ketika bulan dalam fase purnama di tengah musim gugur. Orang Jepang biasanya merayakannya dengan menatap keindahan bulan sambil menikmati dango (sejenis mochi) dihiasi ornamen rumput susuki.

Festival ini mirip dengan Mid-Autumn Festival (Moon Cake Festival) di Tiongkok ataupun Chuseok Festival di Korea. Pada zaman dulu, musim ini adalah musim panen, setelah musim panas yang lembab gerah, udara telah menjadi sejuk, dan para penduduk berkumpul sambil bercengkrama merayakan Festival Tsukimi, kadang juga diisi dengan membacakan haiku (puisi tradisional Jepang).

Perayaan

Memang saat ini sebagian besar penduduk Jepang tinggal di perkotaan. Walaupun demikian masih banyak yang merayakan Tsukimi dengan simpel, menatap keindahan bulan dari balkon ataupun pekarangan rumah.

Tsukimi adalah momen refleksi sekaligus momen berkoneksi dengan alam. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, terlebih bagi yang tinggal di perkotaan, seberapa sering kita berhenti sejenak untuk merenungkan momen-momen kehidupan dan meresapi siklus dari alam?

Selama ribuan tahun, kehidupan silih berganti, generasi demi generasi, zaman demi zaman terus berubah, kerajaan dan negara bangun dan runtuh, toh siklus dari alam tetap berlangsung. Eksistensi kehidupan kita saat ini hanyalah noktah kecil, walau demikian dalam kesekejapan ini kita perlu mengambil momen untuk merefleksi, apa makna yang ingin kita capai dalam kehidupan ini, apa hal-hal yang berarti bagi kita, dan apa yang harus kita lakukan untuk mengisi hidup ini.

Pandemi

Tahun 2020 ini mungkin tahun yang berat bagi banyak orang akibat pandemik Covid-19. Walaupun demikian, kita harus menyadari, dalam suatu rentang waktu yang panjang, ada saja siklus pandemik yang terjadi secara berkala, itu adalah bagian dari siklus alam dan kehidupan itu sendiri. Kita melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, merefleksikan kembali makna yang ingin kita capai dalam hidup ini, sembari mengkoneksikan diri kita ke alam semesta.

Bersembunyi di balik awan tipis
Bulan yang lembut berpendar
Ah! Segigit kue dango yang nikmat

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *