• Saturday, 10 October 2020
  • Uki
  • 0

Sebab – Akibat – Solusi.
Sebab menimbulkan akibat dan butuh sebuah solusi untuk menyelesaikannya.

Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup spesial dalam berbagai hal. Kini sumber daya manusia lebih banyak menggunakan teknologi dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Teknologi memiliki peran yang sangat penting, mau tidak mau semua pihak yang awalnya awam dengan teknologi, diharuskan untuk belajar dan beradaptasi dengan dunia digital.

Work From Home (WFH), Home Learning (HL), BDR (Belajar Dari Rumah), atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), istilah-istilah tersebut semakin sering kita dengar bukan? Interaksi dan komunikasi lebih banyak terjalin secara virtual atau daring (dalam jaringan). Semua terkesan tercipta secara instan melalui jaringan internet, banyak pemikiran cerdas berkembang, kreativitas bermunculan, dan sumber daya manusia menjadi semakin berkualitas.

Namun, di tengah kemudahan komunikasi virtual lintas kota hingga dunia, kecepatan mendapatkan informasi melalui internet, hingga bertransaksi online, ternyata pandemi ini membawa virus batin berupa “Overthinkhing” yang kerap dialami beberapa orang.

Overthinking Jadi Virus Batin

Akibat pandemi Covid-19, banyak orang yang kehilangan pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena beberapa perusahaan mengurangi jumlah produksi hingga SDM. Banyak yang akhirnya kehilangan sumber pendapatan. Kalau tidak bisa menyesuaikan diri dan mencari solusi, tentu banyak yang akan terpuruk karena kondisi ekonomi.

Bahkan, mereka yang masih memiliki pekerjaan saat ini pun diliputi oleh kekhawatiran tingkat tinggi, atau bahasa lainnya “Overthinking”. Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan, mengkhawatirkan hal yang belum pasti terjadi. Khawatir jika suatu ketika perusahaan yang saat ini masih mempertahankan mereka sebagai karyawannya, tiba-tiba mengurangi jumlah karyawan. Akhirnya mereka menjadi salah satu yang kehilangan pekerjaan.

Bagaimana jika saya dipecat? Bagaimana jika saya kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan? Bagaimana saya bisa bertahan hidup dan menghidupi keluarga saya?

Overthinking seringkali mampir ke pikiran, jikalau tidak ada antivirus yang diaktifkan, sudah pasti akan memberikan dampak buruk dalam aktivitas kita sehari-hari. Hati selalu diliputi kegelisahan dan kekhawatiran, badan menjadi cepat lelah karena banyak pikiran, bahkan mungkin terjadi tindakan curang demi bisa bertahan.
Atasi Overthinking dengan Buku Henry Manampiring.

Henry Manampiring merupakan penulis buku berjudul “Filosofi Teras”. Beliau membagikan pengalamannya tentang Stoisisme (Filosofi Stoa) dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu Filsuf Stoa yakni Epictetus mengatakan “Some things are up to us, some things are not up to us” (Ada hal-hal yang di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita).

Ketika dalam kehidupan sehari-hari, saya mengalami overthinking –saya teringat Henry Manampiring. Tentu bukan orangnya yang saya ingat tapi bukunya yang pernah saya baca tentang Stoisisme. Saya mengibaratkan, jika overthinking adalah sakit, maka tulisan Henry Manampiring adalah obatnya. Jika overthinking adalah sebuah masalah, maka buku Filosofi Teras adalah solusinya.

Kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan akibat Covid-19 memang tidak bisa kita hindari sepenuhnya. Namun, kita bisa sedikit demi sedikit mengurangi kekhawatiran tersebut. Keputusan perusahaan untuk mempertahankan kita atau memecat kita bukanlah hal yang berada di bawah kendali kita. Perusahaan punya kebijakan yang tidak bisa kita kendalikan sesuai kehendak kita. Perusahaan tentu memiliki kriteria dalam menilai kinerja karyawannya sehingga mereka layak dipertahankan.

Lantas, haruskan kita pasrah pada pekerjaan yang sedang kita jalani saat ini? Tentu saja tidak, ada hal yang berada di bawah kendali kita seperti bagaimana cara kita bekerja. Bekerja dengan tulus dan bersungguh-sungguh, memberikan kontribusi terbaik, dan menjaga nama baik tempat kita bekerja.

Dengan fokus mengendalikan hal-hal yang memang dapat kita kendalikan, maka akan mengurangi tingkat kekhawatiran yang seringkali mampir dalam pikiran. Hal ini tentunya akan membantu kita menjalani hidup lebih tenang dan bahagia. Berpikir tentang masa depan tidaklah salah, akan tetapi jangan sampai hal tersebut menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan.

“Tak sepatutnya mengenang sesuatu yang telah berlalu,
Tak sepatutnya berharap pada sesuatu yang akan datang,
Sesuatu yang telah berlalu adalah hal yang sudah lampau,
Dan sesuatu yang akan datang adalah hal yang belum tiba”
Bhaddekaratta Sutta – Uparipannasa, Majjhimanikaya

Referensi:
Buku: Henry Manampiring. 2019. Filosofi Teras. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *