Pada mulanya, ketika kamu menjalin hubungan dengan lawan jenis awalnya terasa nyaman dan menyenangkan, tetapi tiba-tiba dia menghilang? Perasaan rindu bercampur khawatir, kecewa, dan sakit hati menjadi satu.
Bisa jadi saat itu kamu menjadi korban ghosting. Istilah ghosting akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di khalayak umum. Sebenarnya apa itu ghosting?
Apa itu ghosting?
Dalam Oxford Dictionary, ghosting adalah tindakan mengakhiri hubungan secara pribadi dengan seseorang dengan cara menghentikan komunikasi tanpa penjelasan. Ghosting merujuk pada perilaku memutuskan hubungan komunikasi secara tiba-tiba atau menghilang tanpa kabar.
Sebenarnya ghosting bukan hanya sebatas pada hubungan asmara, tetapi bisa terjadi dalam hubungan persahabatan, teman kerja, hingga komunitas yang Anda miliki. Namun, memang perilaku tersebut lebih banyak terjadi dalam kisah percintaan.
Mengapa ghosting bisa terjadi?
Kita dapat melihat dari dua sisi, yaitu sebagai pelaku dan korban ghosting. Mengapa seseorang bisa tiba-tiba menghilang tanpa pemberitahuan? Atau setidaknya menyampaikan putus hubungan? Kita memang tidak pernah tahu pasti, mengapa seseorang melakukan hal tersebut, kecuali kita sendiri adalah pelakunya. Bahkan, antar individu yang melakukan ghosting memiliki alasan atau tujuan yang berbeda-beda.
Namun, secara umum mereka menghindari perasaan tidak nyaman, entah itu tidak nyaman membangun komitmen atau mengakhiri hubungan secara baik-baik. Bisa juga terjadi karena salah satu pihak merasa dirugikan atau hubungan yang dijalani adalah toxic, tetapi karena dia tidak berani menyampaikan alasannya, menghindar dijadikan solusi instan untuk mengakhiri hubungan.
Sebagai korban, mungkin merasa telah menjalin hubungan harmonis, hangat dan terlihat meyakinkan. Bahkan berpikir bahwa hubungan yang dijalani dapat bertahan jangka panjang dan berharap dialah yang akan menjadi teman hidup selamanya. Harapan yang berlebihan inilah yang akhirnya membuat seseorang merasa menjadi korbannya.
Agar tak menjadi korban ghosting
Ada dua bentuk ghosting yaitu Sudden Ghosting (dilakukan secara tiba-tiba) dan Gradual Ghosting (dilakukan perlahan-lahan). Kira-kira lebih sakit yang mana? Tergantung individunya. Namun, bagi seseorang yang tidak dapat menerima kenyataan buruk secara mendadak, tentu sudden ghosting menjadi hal yang menyakitkan.
Bagaimana tidak, ketika hubungan yang kamu jalani “menurut kamu” sedang manis-manisnya, tiba-tiba orang yang kamu sayangi dan percaya menghilang begitu saja. Telepon tak diangkat, pesan tak dibalas, bahkan ketika kamu menghubungi keluarga/teman-teman dekatnya pun tak mendapatkan respon. Ibarat lagu “Ditinggal pas sayang-sayange”.
Untuk setiap hubungan yang kamu jalani khususnya asmara, sebelum kamu menjadi korbannya jangan menaruh harapan sebelum memastikan keseriusannya. Kepedulian dan rasa nyaman yang dia berikan, belum tentu menunjukkan keseriusan ke jenjang pernikahan loh. Kamu juga perlu memastikan kecocokan hubungan yang kamu jalani.
Sungguh menyakitkan sebagai korban ghosting. Namun, jika hal ini terjadi pada kamu dan membuat kamu susah move on, tak masalah merasa sedih dan kecewa, terima perasaan tersebut. “Penerimaan”, menerima emosi negatif yang terjadi pada saat ini adalah salah satu bentuk praktik mindfulness. Bukan untuk berlarut dalam kesedihan, tetapi menyadari bahwa dirimu sedang merasa sedih.
Selanjutnya, ingatlah bahwa segala sesuatu yang datang dan pergi tidaklah kekal (anicca), termasuk kesedihan yang kamu alami. Fokuslah melakukan hal-hal yang membuat kamu Bahagia.
Bangun pikiran positif, karena pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu. Pikiran yang positif, akan membantumu melangkah melakukan hal-hal bajik.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara