• Monday, 10 February 2020
  • Deny Hermawan
  • 0

Apa jadinya kalau Buddhadharma berpadu dengan musik death metal? Mungkin tak terbayangkan sebelumnya bagi mayoritas umat atau simpatisan buddhis. Ajaran Buddha yang identik dengan ketenangan dan keheningan, kok bisa-bisanya menyatu dengan sebuah aliran musik yang sangat “kasar”, penuh distorsi dan teriakan tak jelas, serta sering diidentikkan dengan kelompok satanik pemuja setan?

Tapi nyatanya itu terjadi. Sebuah band dari Taiwan yang bernama Dharma, agaknya adalah band pertama di dunia yang menggabungkan teks sutra buddhis tradisional dengan gaya modern aliran death metal, sebuah sub-genre dari musik metal.

Band yang terbentuk di 2019 ini didirikan oleh drummer Jack Tung (Revilement, Demise, Stench of Lust) dari Taiwan. Vokalis Joe Henley (Revilement, Sledge City Slashers, Stench of Lust), yang berasal dari Kanada, kemudian diajak bergabung, dan memberikan warna yang khas. Ada juga tiga anggota band lain yakni John Chang (gitar 1), Andy Lin (gitar 2), dan Bull Tsai (bass).

Sebagian besar lirik yang dinyanyikan — atau mungkin lebih cocok disebut diteriakkan — oleh vokalis band ini merupakan Dharani atau mantra Buddhis Mahayana dalam bahasa Sanskerta asli, dengan beberapa tambahan dalam bahasa Mandarin. Yang unik juga, dalam penampilannya, band ini biasanya mengajak guru spiritual mereka untuk turut tampil di panggung, mendaraskan mantra pembuka, atau sekedar berdiri dan memberikan aura hening yang sangat kontras dengan musik yang mereka mainkan.

Di profil di akun Facebook tersebut, tertulis bahwa dalam sepanjang proses kreatif band, prinsip dasar agama Buddha dipatuhi, dengan restu dan bimbingan dari guru buddhis setempat, Master Song di Taipei. Patut diketahui juga, semua anggota band adalah buddhis yang telah menyatakan berlindung di Tiga Permata.

Menggunakan beat eksplosif dan teknik vokal growl untuk mengekspresikan teks suci buddhis mungkin tidak akan gampang diterima oleh umat Buddha. Namun band ini berargumen keganasan yang ditawarkan melalui musik berisik ini akan memberikan pendengarnya kelegaan mental dan efek spiritual yang dihasilkan dari kata-kata suci yang dilantunkan.

Yang jelas, gaya penampilan baru dari kesenian buddhis ini dilakukan oleh grup band Dharma dengan tujuan menyebarkan budaya buddhis Taiwan keempat penjuru dunia, serta untuk menanamkan perasaan damai melalui eksplorasi sutra dalam bentuk baru.

Penasaran dengan band tersebut, follow saja akun Instagram @dharmaband_tw dan kalau tertarik melihat salah satu penampilan sangarnya, simak saja video di bawah ini. Jangan sungkan untuk jingkrak-jingkrak atau sekadar mengangguk-anggukkan kepala dengan rambut gondrong terurai indah.

Deny Hermawan

Editor BuddhaZine, penyuka musik, film, dan spiritualitas tanpa batas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *