• Sunday, 7 October 2018
  • Hendrick Tanu
  • 0

“Naga adalah makhluk dongeng mirip ular dalam mitologi Indonesia, dinamakan ‘Nagini.’ Mereka digambarkan sebagai makhluk bersayap setengah manusia, setengah ular. Indonesia terdiri dari ratusan kelompok etnis,” tulis JK Rowling di akun Twitter pada Rabu (26/9).

Sesosok tokoh baru dimunculkan dalam film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yang akan diputar November 2018 mendatang mengundang kehebohan mancanegara terutama Indonesia. Beberapa selebriti tanah air hampir saja mendapatkan peran sebagai Nagini, pada akhirnya peran tersebut didapatkan oleh aktris Claudia Kim dari Korea, yang tentu saja juga mengundang kehebohan lain.

Tapi siapa sih Nagini yang dimaksud Rowling? Jika kita lihat naga di Jawa misalnya naga Ananta(boga) digambarkan sebagai naga bersayap. Raja naga Ananta(boga) ini memiliki seorang putri bernama Dewi Nagagini yang namanya berasal dari Nagini (naga perempuan).

Apakah ini legenda Jawa atau sarat dengan histori Hindu-Buddha yang telah lama hilang? Di kitab Hindu Srimad-devi Bhagavatam disebutkan bahwa Nagaraja Ananta juga memiliki putri nagini bernama Manasadevi pemuja Siwa dan Wisnu, saudara dari Vasuki (Basuki). Baik di Hindu maupun Buddhis, Manasadevi memiliki nama lain sebagai Janguli. Khususnya di Buddhis Nagini Janguli ini dianggap sebagai perwujudan/asisten dari Bodhisattva Tara. Janguli kadang digambarkan dengan warna kuning atau hijau.

Tercatat bahwa teks sutra Janguli dibawa melewati Nusantara sekaligus diterjemahkan oleh Amoghavajra dalam bahasa Tionghoa (佛說穰麌梨童女經). Dikisahkan bahwa Buddha Shakyamuni suatu ketika bertemu dan menceritakan berbagai kualitas kebajikan dari nagini Janguli termasuk mantra-mantranya.

Jika melihat kenyataan bahwa Dewi Nagagini juga adalah nama lain Dewi Sri Nyai Pohaci maka di Buddhis juga dikenal sosok tersebut. Dalam naskah Suvarnaprabhasasottama Sutra misalnya, diceritakan kualitas-kualitas dari Dewi Sri. Di Jawa juga ditemukan Avalokiteshvara berpasangan dengan Dewi Sri yang memegang padi bernama Vasudhara.

Nagini Rara Kidul beda lagi, ia diidentikkan dengan manifestasi Durga. Rara Kidul dan putrinya Widanangga bertempat suci di Dlepih yang juga merupakan tempat suci Betari Durga (Sanghyang Pramoni). Kisah Senapati bertemu Ratu Kidul dalam Babad Tanah Jawi juga mirip dengan kisah pertemuan Rama dengan Nagini di Ramayana versi Asia Tenggara. Kaitan Ratu Kidul dengan Hindu-Buddha juga sangat menarik jika dieksplorasi lebih jauh dengan pemujaan Dewi-dewi perairan di Bali.

Ada beberapa penelitian yang mengaitkan pemujaan Rara Kidul dengan Bodhisattva Tara karena Candi Kalasan, janji keselamatannya bagi para pengarung lautan dan warna hijaunya. Sebenarnya ini tidak keliru juga. Bagi sistem Hindu, Tara adalah manifestasi Durga salah satu Mahavidya. Dari perspektif Buddhis, Bodhisattva Tara dapat menjadi Vasudhara (Dewi Sri), Nagini Janguli maupun sosok krodha seperti Ugra Tara yang erat kaitan ikonografi dan kisah-kisahnya dengan aspek-aspek Durga bahkan beberapa bernama sama dengan Durga.

Rajanaga Ananta ayah Dewi Nagagini juga ditemukan dalam sejumlah naskah Tantra Buddhis, salah satunya adalah dari Sutra Mahamayurividyarajni yang terkenal di Tiongkok. Menurut Bon Tibet, Raja Ananta yang menyimpan naskah Prajnaparamitahrdaya Sutra.

Kisah-kisah nagini tidak hanya ada di Indonesia namun juga negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur seperti Tiongkok dan Korea. Jika kita teliti, Avalokiteshvara seringkali didampingi juga oleh Nagini Nagakanya di berbagai lukisan Tionghoa atau kelenteng-kelenteng. Nagini Nagakanya adalah putri dari Rajanaga Sagara (Jawa: Segara).

Kisah legenda nan dinamis dan melewati batas-batas versi yang kaku ini menginspirasi JK Rowling untuk membuat satu sosok kontroversial Nagini yang menghidupkan kembali legenda-legenda berbagai negara ini, terutama Indonesia sebagaimana aku si penulis.

Hendrick Tanuwidjaja

Penggemar Zen dan siswa mindfulness.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *