
Jawaban rubrik konsultasi psikologi BuddhaZine.com
Ibu Maharani Yth.
Perkenalkan, saya Grace, 20 tahun, wanita dan tinggal di Jakarta. Sudah menjalin hubungan kurang lebih 1.5 tahun, dan berniat untuk menjalani hubungan lebih serius kemudian menikah. Tetapi ada perbedaan agama. Saya Budhhis dan pacar saya beda keyakinan.
Tentu saya ingin pacar saya pindah agama. Tetapi kalau dia tidak mau, saya fine-fine saja asalkan kami saling menghormati ajaran agama kami masing-masing dan tidak saling memaksakan untuk pindah agama.
Keluarga pacar saya juga sudah terima kalau anaknya berpacaran dengan saya, walaupun agamanya berbeda, yang jadi kendala adalah dari keluarga saya sendiri. Mama dan papa saya tidak mau saya berpacaran dan menikah dengan orang yang beda agama. Padahal saya sudah cocok dengan pacar saya sekarang ini.
Terima kasih.
Dear Grace,
Sebelumnya terimakasih ya sudah mempercayakan untuk berkonsultasi secara online kepada kami. Perkenalkan saya Maharani, seorang psikolog klinis yang tinggal di kota Semarang dan juga pengasuh rubrik konsultasi psikologi di www.buddhazine.com. Menanggapi pertanyaan Grace mengenai dilarang nikah beda agama, memang sebuah dilema.
Orangtua mana yang tidak ingin anaknya bahagia apalagi soal pasangan hidup. Tentu harapannya adalah segala yang terbaik untuk sang anak. Sekali seumur hidup dan sekali untuk selamanya hingga akhir hayat. Pun kita punya harapan yang sama dan tidak ingin orangtua sedih apalagi kecewa. Namun begitu tidak ada masalah tanpa penyelesaian. Tinggal bagaimana kita melihat masalah itu sendiri dari sudut pandang seperti apa.
Dalam hal ini tentu harus ada kompromi. Hal yang paling pertama yang bisa Grace lakukan adalah coba komunikasikan baik-baik dengan keluarga. Tidak dengan suara tinggi dan teruslah menonjolkan bahwa Grace memahami perasaan orangtua dan sangat sayang dengan mereka.
Ungkapkan apa alasan Grace memilih pasangan yang sekarang. Mengapa harus dia yang jadi pilihan terakhir Grace. Komunikasi sangat menentukan keputusan akhir sebuah pilihan. Jadi, usahakan tetap tenang penuh cinta menyampaikan isi hati, Grace.
Opsi kedua, saya sarankan Grace untuk thinking deeply, alias merenung. Coba renungi secara mendalam jauh ke dalam hati Grace. Apakah hubungan Grace kedepannya akan membawa Grace kepada hal-hal positif atau malah sebaliknya, memberikan banyak dampak negatif dalam kehidupan pernikahan kalian.
Bahkan ada baiknya Grace membuat catatan atau semacam tulisan. Apa dampak positif dan negatif dari hubungan Grace dan pasangan selama ini hingga nanti saat setelah mengucap sumpah pernikahan alias menikah.
Karena pernikahan bukanlah satu hal yang sederhana. Menikah bukan hanya menerima kondisi satu sama lain tetapi juga mesti menerima segala konsekuensi dari pernikahan tersebut. Terlebih ini adalah beda agama. Tentu akan ada banyak sekali perbedaan dari berbagai aspek.
Pertimbangan
Perbedaan kebiasaan, perbedaan pemikiran, perbedaan kultur, adat dan budaya misalnya. Itu semua harus Grace jadikan pertimbangan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya yaitu pernikahan. Jika memang banyak positifnya, lanjutkan. Tapi jika ternyata lebih banyak sisi negatifnya, maka pikirkan kembali matang-matang untuk menikah.
Posisi Grace di sini sebagai perempuan adalah calon ibu rumah tangga, yang mana dalam sebuah keluarga yang memegang kendali adalah kepala rumah tangga. Meskipun sudah ada kesepakatan bahwa akan saling menerima perbedaan agama masing-masing, Grace harus tetap mempertimbangkan kemungkinan akan adanya perdebatan yang menyinggung masalah agama di kemudian hari entah itu dari pasangan Grace ataupun dari pihak keluarga Grace.
Juga soal menentukan agama anak sebaiknya dipikirkan dari awal agar sang anak tidak bingung. Pernikahan bukan hanya menikah dengan pasangan, tetapi juga dengan keluarga, adat, budaya dan segala yang berhubungan dengan pasangan kita. So, pikirkan dengan tenang sisi positif dan negatif yang akan Grace hadapi dengan keputusan yang akan Grace ambil. Apa pun keputusannya.
Ketiga, jika Grace sudah mantap dengan keputusan Grace, maka yakinkan sekali lagi pada hati dan diri Grace. Coba berkomunikasi dengan hati nurani Grace. Lakukan dalam posisi nyaman. Boleh didepan cermin dalam posisi berdiri atau duduk, boleh juga dalam posisi tidur tentu dalam kondisi relaks.
Lalu mulailah berbicara dengan hati Grace. Yakinkan bahwa inilah keputusan akhir Grace. Dan Grace siap menerima apapun konsekuensinya. Dengan begitu Grace bisa lebih ikhlas menghadapi segala tantangan didepan mata. Karena hanya dengan berdamai dengan diri sendiri kita akan tenang melalui apapun.
Sebetulnya perbedaan apa pun bukanlah alasan untuk tidak saling mencinta. Bukankah manusia memang terdiri dari kondisi yang berbeda satu dengan lainnya ? Hanya saja sebagian besar dari kita masih belum bisa menyadari itu karena pemikiran kita yang tidak seirama. Untuk itu, Grace perlu memperhatikan dari berbagai sudut pandang. Terutama dari sisi orangtua Grace. Segala sesuatu jika dibicarakan dengan baik pasti akan menemui jalan keluar kok. So, mari bicara.
Meditasi
Ada baiknya juga, untuk semakin meyakinkan keputusan yang Grace ambil, kita dalam agama Buddha mengenal adanya meditasi dan menebarkan cinta kasih. Bawalah keputusan ini dalam meditasi yang Grace jalani, dengan duduk tenang dan menanggalkan semua beban-beban pikiran, kita akan bisa mengambil jarak dengan masalah yang sedang kita hadapi, termasuk kegalauan atas pilihan hidup kita juga.
Apalagi jika disertai dengan penebaran cinta kasih terus-menerus. Teruslah pikirkan di dalam hati: “Semoga semua yang kulakukan, dan keputusan yang kuambil senantiasa dapat menebarkan cinta kasih tulus murni kepada semua makluk, semoga semua makluk hidup berbahagia, semoga semua makluk hidup terbebas dari penderitaan.
”Nah dengan rutin menebarkan cinta kasih ini, maka batin kita akan menunjukkan dna menuntun kita pada keputusan akhir yang terbaik untuk diri kita, untuk keluarga kita, untuk orang-orang yang kita sayangi dan semua makluk di sekitar kita. Tidak akan ada yang tersakiti maupun dirugikan dengan keputusan yang Grace ambil. Pun keputusan ini bisa membawa kebahagiaan bagi semua keluarga dan saudara.”
Pesan saya, tinggalkan segala sesuatu yang membuatmu ragu. Karena keputusan yang di dalamnya ada keraguan tidak akan baik hasilnya. Cepat atau lambat, akan ada kekecewaan. Semua keputusan terbaik ada di tangan Grace dan tidak ada satu orang pun yang berhak mengatur hidup Grace. Berusahalah tenang dan yakin dengan semua keputusan yang Grace ambil. Selamat mencoba, dan semoga berhasil.
*Bagi yang hendak mengajukan konsultasi psikologi, silakan kirim ke Redaksi@buddhazine.com
Maharani K.,M.Psi
Psikolog keluarga, Hipnoterapis, dan Trainer