• Saturday, 2 November 2019
  • Uki
  • 0

Makan berkesadaran merupakan bagian dari mindfulness (hidup berkesadaran), hadir secara utuh pada saat ini (present moment). Dalam makan berkesadaran artinya kita secara penuh – sadar pada proses makan sampai selesai. Menyadari setiap makanan yang masuk ke dalam mulut, mengunyah dengan penuh perhatian, hingga menelannya dengan tenang tanpa tergesa.

Menjadi bagian dari peserta retret di Plum Village Pondok Sadhana Amitayus, Cipayung Bogor adalah hal yang membahagiakan bagi saya. Melatih diri untuk hidup berkesadaran terhadap hal-hal yang sedang kita lakukan saat ini.

Bersama dengan keluarga besar guru dan staff Sekolah Tri Ratna, penulis mengikuti kegiatan retret atau mindfulness di Plum Village Pondok Sadhana Amitayus pada tanggal 23 – 26 Oktober 2019 yang lalu. Rangkaian kegiatan retret ini meliputi meditasi duduk, meditasi berjalan, meditasi kerja, singing meditation, relaksasi total, dhamma talk, sharing group, game, hingga makan berkesadaran.

Renungan makan berkesadaran

Peserta retret mengambil makanan yang telah disajikan oleh panitia. Sebelum makan, salah satu petugas akan membacakan “Renungan sebelum Makan”. Ada lima renungan sebelum makan yang harus benar-benar direnungkan, yaitu sebagai berikut:

1. Makanan ini adalah anugerah dari seluruh alam semesta—bumi, langit, dan dari berbagai hasil kerja keras.

2. Semoga kami makan dan hidup dengan penuh kesadaran dan rasa terima kasih, agar kami layak untuk menerimanya.

3. Semoga kami dapat mengenali dan mengubah bentuk-bentuk pikiran tidak bajik, terutama keserakahan, dan belajar untuk makan dengan kewajaran.

4. Semoga kami dapat menjaga welas asih agar tetap hidup, melalui cara makan sedemikian rupa sehingga mengurangi penderitaan semua makhluk, melestarikan planet ini dan mengurangi penyebab terjadinya perubahan iklim.

5. Kami terima makanan ini agar dapat merawat hubungan persaudaraan kakak dan adik, memperkuat Sanggha, dan memupuk tujuan luhur dalam melayani semua makhluk.

Makan berkesadaran dilakukan selama 15 menit setelah petugas selesai membacakan “5 Renungan sebelum Makan”. Selama 15 menit tersebut, peserta diminta untuk duduk senyaman mungkin menikmati makanannya. Tubuh dan pikiran hanya fokus pada makanan di piringnya masing-masing. Peserta dihimbau untuk tidak berpindah tempat duduk, berbicara, berjalan, atau melakukan aktivitas lain selain makan.

Makna “5 renungan sebelum makan”

Renungan sebelum makan yang dibacakan bertujuan untuk membuat kita lebih fokus dan sadar selama waktu makan atau dikenal dengan sebutan makan berkesadaran. Setiap makanan yang kita kunyah merupakan hasil semesta dan kerja dari orang-orang yang terlibat menyajikan makanan tersebut. Mulai dari petani yang menanam dan merawat bahan makanan di lahan yang telah disediakan semesta, para pedagang yang mendistribusikan bahan makanan, para koki (tukang masak) yang bekerja mengolah bahan makanan menjadi sajian yang lezat, hingga orang-orang yang menyajikan makanan tersebut.

Menyadari bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam sepiring makanan yang kita makan, menyadarkan kita untuk selalu bersyukur pada setiap makanan yang kita kunyah. Makanan tersebutlah yang menjadi sumber energi bagi kita untuk bertahan hidup melakukan aktivitas sehari-hari. Jika menyadari hal demikian, hendaknya kita bisa memanfaatkan energi yang kita miliki sebaik mungkin dengan melakukan hal positif atau kebajikan.

Pikir ulang sebelum marah

Mau marah? Mau berbuat jahat? Membuat kita berpikir ulang sebelum melakukan hal negatif tersebut. Latihan makan berkesadaran akan membentuk benteng diri, mengontrol pikiran, ucapan, dan perbuatan untuk melakukan kebajikan. Jangan biarkan semua pihak yang berjasa menyediakan makanan untuk kita, merasa sakit hati karena energi dalam tubuh ini justru digunakan untuk berbuat jahat. Jangan biarkan energimu terbuang sia-sia untuk marah atau melakukan kejahatan.

Maka dari itu gunakan energimu untuk melakukan kebajikan, baik melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan. Ini akan menjadi salah satu cara menghargai dan mengapresiasi semesta maupun pihak-pihak yang telah berjasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *