Kejenuhan akan rutinitas menjadi salah satu potret fenomena yang sering kita temui akhir-akhir ini terutama pada pelajar/siswa.
Situasi-situasi seperti merasa bosan, hilang motivasi, kelelahan psikis maupun fisik, mogok sekolah menjadi sebuah fenomena umum di kalangan pelajar.
Bahkan fenomena depresi pada siswa, dan munculnya anxiety (kecemasan) juga nampaknya menjadi hal umum yang perlu disoroti Bersama. Meskipun orangtua dan guru seringkali sulit memahami alasan di balik fenomena tersebut dan mengambil langkah yang salah dalam penanganannya.
Fenomena kelelahan mental ini atau disebut dengan ‘burnout’ menurut para ahli adalah rutinitas yang melelahkan yang bisa membuat seseorang mengalami suatu kejenuhan.
Sedangkan istilah ‘Student burnout’ merupakan kondisi kelelahan emosional, kecenderungan untuk bersikap sinis dan merasa pencapaian pribadi rendah dikarenakan tekanan belajar, beban belajar atau faktor psikologis lainnya yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Istilah burnout pertama kali dikemukakan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974. Sindrom ini ia temukan sebagai hasil dari pengamatannya terhadap beberapa pekerja di sektor pelayanan tatap muka.
Kebanyakan dari mereka mengalami stres akibat konflik dan tekanan di kantor. Beberapa tahun kemudian, konsep burnout juga diteliti di sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa juga dapat merasakan stres seperti pekerja. Sedangkan ‘Academic burnout’ atau kelelahan akademik merupakan reaksi emosional, fisik, dan mental yang negatif terhadap studi yang berkepanjangan.
Academic burnout berbeda dengan stres pada umumnya. Bukan pula kelelahan yang terjadi akibat belajar semalaman. Academic burnout merupakan puncak dari segala rasa capek yang terlalu lama mengendap di tubuh dan pikiran. Sebagai orang tua atau Guru kita perlu mengetahui ciri-ciri umum anak sudah difase burnout :
1) Tidak peduli atau apatis terhadap tugas dan tanggung jawab dalam pembelajarannya, 2) Suka Menunda pekerjaan yang kaitanya dengan pembelajaran dengan berbagai alasan, 3) Mudah Emosi berlebihan jika menyangkut dengan tugas dan belajarnya, 4) Sulit konsentrasi karena sudah ada rasa bosan berlebih terhadap mata pelajaran.
Ada 3 dimensi utama dari gejala Academic burnout syndrome yaitu :
1. Emotional exhaustion (kelelahan emosi). Ketika siswa mengalami kelelahan emotional, mereka tetap merasa lelah bahkan ketika sudah beristirahat dengan cukup.
2. Depersonalization (depersonalisasi). Depersonalisasi merupakan cara untuk terhindar dari rasa kecewa, siswa akan bersikap dingin, acuh, mudah marah, dan cenderung menjaga jarak serta tidak ingin terlibat dengan lingkungannya ketika mengalami hal ini.
3. Personal accomplishment (capaian diri). Siswa akan kehilangan semangat, penurunan protuktivitas, dan kurangnya kemampuan beradaptasi. Penurunan capaian diri juga ditandai dengan perasaan tidak berdaya, merasa semua tugas yang diberikan berat dan sulit sehingga tidak mampu untuk mengerjakan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan akademis atau academic burnout syndrome ini, diantaranya dengan berkonsultasi dengan psikolog/guru BK, mengubah situasi belajar siswa dengan lebih menyenangkan, mengurangi tekanan belajar, serta melakukan break sejenak pada proses pembelajaran. Namun ada satu cara yang cukup ampuh untuk mengatasi situasi burnout ini yaitu dengan meditasi. Meditasi adalah cara yang terbukti ampuh untuk mengurangi gejala pada sejumlah gangguan kesehatan fisik dan mental, termasuk kecemasan dan juga burnout syndrome.
Melalui meditasi, otak dilatih untuk beristirahat sejenak dan diajak untuk lebih menyatu pada kesadaran fisik dan kondisi bathin. Melalui latihan meditasi rutin, maka perlahan-lahan pengolahan emosi seorang siswa pun akan meningkat.
Sehingga cara mereka dalam melihat dan mengatasi suatu permasalahan pun akan meningkat menjadi lebih baik. Penelitian pada Medical College of Georgia yang dipimpin oleh Professor Dillan McDermott menemukan bahwa di Amerika Serikat maupun di negara-negara Eropa, meditasi begitu diminati. Alasan mereka, meditasi membuat tubuh seperti di re-charge kembali dengan cara mengistirahatkan semua aspek tubuh, pikiran dan jiwa. Untuk mereka yang tinggal di kota-kota besar, meditasi diyakini dapat meredam stres di kala menghadapi kerasnya kehidupan.
Dalam menyoroti manfaat meditasi untuk anak, sekolah kedokteran ini juga meneliti manfaat meditasi untuk anak. Mereka melakukan tes terhadap 34 murid SD di Georgia. Setelah bermeditasi selama 10 menit setiap hari dalam jangka waktu tiga bulan, ternyata prestasi belajar anak-anak ini meningkat secara signifikan. Kebanyakan dari mereka mengaku, setelah meditasi, mereka menjadi lebih rileks sehingga lebih mudah menyerap di kelas.
“Meditasi juga melatih anak berkonsentrasi karena meditasi menuntut pemusatan pikiran pada satu titik, yaitu pikiran ke dalam diri sendiri. Dengan meditasi pun, kelak resiko kematian akibat penyakit fisik setelah dewasa dapat diturunkan”, kata McDermott. Sebagai catatan, para pakar meditasi percaya bahwa 70 persen penyakit fisik berasal dari pikiran. Sehingga ketika pikiran diolah menjadi lebih rileks dengan meditasi, maka berbagai gangguan mental dan fisik akan bisa diminimalisir.
Sedangkan ‘Mindfulness’ adalah praktik untuk membawa kesadaran penuh tentang masa kini daripada memikirkan masa lalu atau masa depan. Ini membuat seorang anak hidup di saat ini tanpa memikirkan tuntutan, kritik, dihakimi, dan lain-lain. Beberapa orang melakukan meditasi mindfulness selama beberapa menit sehari, sementara yang lain mempraktikkannya sebagai gaya hidup. Misalnya, seorang anak bisa berlatih makan dengan penuh perhatian, memerhatikan apa yang ada di piringnya, merasakan rasa syukur, menikmati setiap gigitan, sambil juga memerhatikan bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan di piring. Itulah makna dan aplikasi dari meditasi mindfulness itu sendiri. Yaitu meletakkan kondisi kesadaran pada momen “here and now”.
Meditasi mindfulness ini menghilangkan beban kesadaran sambil membantu anak untuk fokus pada apa yang penting. Sebagai seorang siswa, ada banyak keuntungan yang bisa didapat ketika melakukan meditasi mindfulness secara teratur. Sebagai contoh, setiap minggunya, para siswa di Tonbridge School, Inggris mendapat 40 menit kelas meditasi dan penghilang stres. Mata pelajaran meditasi itu dirancang khusus oleh para psikolog dan menjadi mata pelajaran pertama penghilang stres yang masuk dalam kurikulum sekolah.
Para psikolog dari Universities of Oxford and Cambridge tahun lalu pernah melakukan studi mengenai efek meditasi terhadap efektivitas belajar siswa di sekolah khusus pria tersebut. Karena keberhasilannya dalam meningkatkan kemampuan belajar para siswa, maka pihak sekolah memutuskan untuk menjadikannya sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. “Mata pelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan berkonsentrasi dan menghilangkan perasaan gelisah. Kelas meditasi ini juga menunjukkan pada para siswa akan pentingnya ketenangan. Meditasi juga bisa membantu mereka membangun pola pikir sehat yang nantinya akan berdampak bagi kesehatan mental seperti mengurangi depresi, kecanduan atau masalah makan yang banyak dialami remaja,” jelas seorang peneliti seperti dikutip dari Timesonline.
Meditasi diketahui sebagai tradisi yang membawa manfaat bagi tubuh maupun pikiran. Bahkan the National Institute for Health and Clinical Excellence merekomendasikannya dalam menangani beberapa kasus penyakit. Para siswa yang melakukan meditasi memang mengaku mendapatkan manfaat dari mengikuti kelas meditasi. Para siswa dilaporkan jadi lebih sedikit tenang jika dihadapkan pada pelajaran-pelajaran sekolah yang berat dan mengalami peningkatan prestasi dalam beberapa mata pelajaran. Karenannya, Tonbridge School dinobatkan sebagai sekolah pertama yang sukses menerapkan teknik meditasi dalam bidang akademik.
Teknik-teknik penghilang stres yang diajarkan dalam mata pelajaran meditasi antara lain teknik fokus pada satu hal, teknik menenangkan diri dan berkonsentrasi, sikap menerima, bercermin pada diri sendiri dan lainnya. Para siswa mendapat satu sesi mata pelajaran meditasi sebanyak 40 menit dalam seminggu dengan menggunakan MP3 yang berisi arahan-arahan dalam melakukan meditasi. “Mereka juga bisa melakukannya di luar kelas, pada saat akan mengerjakan tugas sekolah atau sebelum ujian,” kata Mark.
Berdasarkan beberapa studi penelitian lebih lanjut, berikut adalah beberapa manfaat yang dapat anak rasakan ketika rutin bermeditasi mindfulness:
1. Mengurangi stres dan kecemasan
Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam jurnal The Spanish Journal of Psychology, meneliti 125 siswa selama waktu ujian. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa meditasi mindfulness efektif dalam mengurangi stres dan kecemasan.
2. Meningkatkan perhatian dan fokus
Penelitian terbaru di tahun 2018 dalam jurnal Frontiers in human neuroscience oleh psikolog, menunjukkan bahwa meditasi mindfulness, sebuah praktik kesadaran efektif dalam meningkatkan sumber daya yang dikenal sebagai perhatian.
3. Meningkatkan kinerja kognitif anak sekolah
Satu studi dalam jurnal American Journal of Pharmaceutical Education di tahun 2019, menunjukkan bahwa anak-anak yang melakukan meditasi selama tes, menunjukkan nilai yang lebih baik. Hasil ini dapat dicapai karena mindfulness meningkatkan efektivitas belajar, perhatian, dan memori pada siswa.
4. Kecerdasan emosional dan sosial yang lebih baik
Mindfulness telah dibuktikan di tahun 2018 sebagai salah satu metode untuk meningkatkan kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EI) pada siswa.
5. Membantu anak yang berjuang dengan perfeksionisme
Meditasi mindfulness berarti menyadari segala sesuatu di sekitar, termasuk diri sendiri, tanpa penilaian.Dengan melatih mindfulness ini, anak yang fokus secara obsesif pada nilai sempurna dapat melihat manfaat dari mengambil risiko dan membuat kesalahan.
6. Meningkatkan memori
Sebuah studi di tahun 2019 dalam jurnal Brain Imaging and Behavior menunjukkan bahwa siswa yang penuh perhatian memperhatikan informasi, seperti guru yang mengajar di kelas, dapat mempertahankan informasi baru yang terkait dengan lebih baik, misalnya membaca buku tentang topik yang sama.
7. Peningkatan efisiensi otak
Meditasi juga membantu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Sebuah studi di tahun 2014 menunjukkan bahwa meditasi fokus-perhatian cenderung mendukung pemikiran konvergen, proses menghasilkan satu solusi yang mungkin mengatasi masalah tertentu.
Kembali ke pembahasan academic burnout yang dibahas di bagian awal tadi, bahwa kelelahan berlebihan karena beban akademis yang tinggi, tentu sangat dapat diatasi dengan Teknik meditasi mindfulness misalnya dengan membawa kesadaran siswa akan kondisi saat ini dan disini, bahwa tugas dan tanggungjawab siswa adalah untuk belajar dan menuntaskan tanggungjawab akademisnya tanpa adanya rasa bersalah, rasa dituntut secara berlebihan atau penyesalan-penyesalan karena prestasi yang kurang optimal.
Sedangkan untuk permasalahan emosi yang dialami siswa yang sedang burnout, maka meditasi mindfulness juga pasti bsia menjadi solusi yang tepat karena dengan rutin melakukan meditasi, pikiran dan bathin akan lebih selaras, sehingga emosi-emosi berlebihan terkait stress belajar dapat juag teratasi. Hasil akhirnya, para siswa akan dapat meningkatkan konsentrasi dan fokusnya dalam belajar, dan didukung oleh perasaan yang tenang dan tidak terbebani dalam prosesnya. Tentu prestasi yang baik dan hasil belajar yang maksimal akan lebih mudah dicapai nantinya.
Selain dapat meningkatkan konsentrasi dan baik untuk kesehatan mental, meditasi mindfulness juga bisa mengatasi masalah pribadi dan akademik sehari-hari. Meditasi yang konsisten berfungsi sebagai pengingat bahwa anak harus fokus pada masa kini, daripada kesalahan masa lalu atau keraguan masa depan. Dengan hidup penuh kesadaran anak dapat belajar untuk mengurangi stres dan kecemasan sambil memanfaatkan setiap momen sebaik-baiknya. Jadi apakah kurikulum meditasi mindfulness ini sudah siap diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan solusi mengatasi ‘academic burnout’?
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara