Aktivitas sehari-hari kerap membuat tubuh merasa lelah. Berbagai permasalahan dan kerumitan hidup mulai dari yang sederhana hingga kompleks membuat otak rasanya “mau pecah”. Mungkin, saat ini Anda sedang berada dalam kondisi tersebut, badan dan pikiran sedang tidak baik-baik saja.
Seperti tubuh yang sakit, butuh istirahat cukup dan minum obat agar lekas membaik, begitu juga dengan pikiran yang “mau pecah” ini juga butuh obat untuk meredakannya. Tapi, apa iya harus menunggu sakit dulu baru diobati? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Sebelum sakit fisik dan otak menyerang, setiap orang dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat, mulai dari asupan makanan bergizi, menerapkan kebiasaan baik, dan sebagai nutrisi tambahan dengan mengonsumsi multivitamin. Tak hanya fisik, batin kita juga membutuhkan multivitamin agar tetap sehat dalam berbagai situasi hidup. Multivitamin batin yang paling sederhana dan aman dikonsumsi sehari-hari yaitu dengan “mindfulness”.
Apa itu mindfulness?
Mindfulness adalah kondisi sadar penuh atau hadir seutuhnya -menyadari apa yang kita lakukan atau rasakan saat ini, tanpa berlebihan memberikan penilaian atau reaktif terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Praktik mindfulness membantu memberikan jeda pada diri kita sebelum memberikan respons dari apa yang terjadi.
Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa praktik mindfulness dilakukan dengan cara duduk bermeditasi menggunakan cushion atau bantal, duduk bersila dan badan tegak. Meditasi duduk memang salah satu bentuk praktik mindfulness, tetapi bukan berarti hanya dapat dilakukan dengan posisi demikian.
Pelopor mindfulness
Thich Nhat Hanh merupakan pelopor istilah mindfulness sejak tahun 1970-an. Praktik mindfulness memberikan energi positif yang mendalam dalam kehidupan kita setiap harinya, membuat perasaan lebih damai atau tenang, dan bahagia. Praktik ini bisa dilakukan mulai dari aktivitas sederhana sehari-hari, seperti cuci muka, menggosok gigi, mencuci piring, menyapu, mengendari mobil, mendengarkan musik, berbicara, dan sebagainya.
Ketika kita sadar secara penuh akan aktivitas yang kita lakukan, maka itulah praktik mindfulness. Saat makan, kita menyadari makanan yang ada di piring, makan tanpa bermain handphone, mengunyah dengan hati-hati, dan memberikan apresiasi terhadap kenikmatakan makanan tersebut. Bersyukur kepada semua pihak yang telah berjasa atas sepiring makanan yang disajikan untuk kita.
Praktik dasar melakukan mindfulness
Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan sebagai dasar praktik mindfulness,
Pertama, luangkan waktu dan tempat. Melakukan mindfulness tidak harus menyiapkan peralatan khusus, kita hanya membutuhkan waktu dan tempat untuk melakukannya secara sadar.
Kedua, mengamati kejadian saat ini (present moment). Hadir seutuhnya saat ini -menyadari apa yang kita lakukan. Contoh sederhananya, menyadari napas masuk napas keluar. Kita benar-benar memperhatikan setiap tarikan napas dan hembusan napas yang keluar masuk lewat hidung.
Ketiga, biarkan penilaian mengalir apa adanya. Ketika tiba-tiba pikiran melakukan penilaian selama praktik mindfulness, biarkan diri kita memberikan penilaian secara natural terhadap apa yang terjadi, hingga hal tersebut berlalu. Saat menyadari napas masuk dan keluar, tiba-tiba mencium bau tak sedap -pikiran kita akan memberikan mental note “bau tak sedap”, kita hanya perlu menyadari hal tersebut.
Keempat, kembali mengamati present moment. Pikiran kita kerap kali berkeliaran kemana-mana dan tidak fokus dengan hal yang sedang kita lakukan. Praktik mindfulness akan membawa kita kembali menyadari present moment.
Kelima, berbaik hatilah pada pikiran yang mengembara. Tidak perlu terlalu sadis atau memaksa diri kembali ke present moment saat pikiranmu melayang kemana-mana. Akui kondisi tersebut (kondisi saat pikiranmu berkeliaran), dan bawa kembali pikiranmu untuk menyadari saat ini (present moment), misalnya dengan menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan.
Mindfulness sebagai gaya hidup, bukan hanya menyangkut agama tertentu
Praktik Mindfulness bukan hanya menyangkut agama tertentu saja. Mindfulness dijadikan bagian dari gaya hidup karena mengandung konsep living in the present moment (hidup pada saat ini). Bahkan dalam tradisi Jawa, ada istilah “eling lan waspodo” (sadar dan waspada). Seringkali kita melakukan kecerobahan dalam suatu hal karena kurang waspada dan tidak berhati-hati. Dengan melakukan banyak hal dalam satu waktu (multitasking), berpikir bahwa cara tersebut membantu kita menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus.
Nyatanya, pikiran yang terpecah belah menyelesaikan banyak hal tersebut justru berisiko menimbulkan kesalahan, karena tidak fokus pada satu hal. Dalam bekerja, mindfulness juga dapat dipraktikkan. Konsentrasi menyelesaikan satu pekerjaan sampai selesai sebelum berganti menyelesaikan tugas yang lain, lakukan dengan penuh perhatian.
Jika mindfulness dijadikan multivitamin setiap hari, tubuh dan batin menjadi lebih terawat, sehat, dan bahagia.
“Whatever the tasks, do them slowly and with ease, in mindfulness.”
― Thich Nhat Hanh
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara