• Monday, 31 August 2020
  • Sunyaloka
  • 0

Umat perumah tangga idealnya juga bisa seperti para monastik, yaitu berusaha untuk dapat senantiasa bersama Buddha dan bersama Dharma. Sehingga jika satu keluarga melakukan itu, keluarga itu juga bisa menjadi tempat berlindung seperti Sangha. Cara paling jitu untuk itu adalah senantiasa sadar-penuh dalam segala aktivitas.

Namun cara jitu yang sederhana itu ternyata tidak mudah dilakukan. Artinya senantiasa bersama Buddha dan bersama Dharma itu bagi kebanyakan perumah tangga dirasa teŕlalu muluk. Kalau begitu diturunkan saja dari “senantiasa” menjadi “lebih sering”. Nah, bagaimana agar bisa lebih sering bersama Buddha dan Dharma?

Jika selama ini kita bersama Buddha dan Dharma hanya di hari ibadah (yaitu di hari Uposatha atau di hari Minggu), sedang di hari-hari lain walau berusaha menjalankan sila tetapi kita sering lengah, maka tentunya kita harus meningkatkan hari ibadah kita. Paling baik jika kita bisa berada di hadapan Buddharupa atau Bodhisattwarupa setiap pagi hari dan petang hari. Berarti tiap hari kita ke wihara? Harus dua kali lagi, sebelum berangkat ke kantor dan sesudah pulang dari kantor.

Tentu tidak demikian, apalagi di masa pandemi virus korona. Bagi mereka yang di rumah sudah punya altar Buddha dan Bodhisattwa, tentu sudah tahu jawabannya. Iya, setiap pagi pasang dupa, baca paritta atau sutra, dan bermeditasi. Petang hari juga begitu.

Menjaga kebersihan dan kerapian altar juga membuat kita lebih sering bersama Buddha. Mempersembahkan pelita, air, dan bunga juga mendekatkan kita pada Buddha. Sehingga kita akan lebih terjaga untuk tidak melanggar sila.

Bagaimana jika belum punya altar? Berarti inilah saatnya Anda punya altar dan ruang ibadah di rumah. Sehingga Anda setiap hari, pagi dan petang, dapat beribadah. Tujuannya untuk bisa lebih sering bersama Buddha, yaitu dengan cara lebih sering berada di hadapan Buddharupa dan Bodhisattwarupa.

Memuja Buddha dan Bodhisattwa akan menjadikan kita meneladani sifat-sifat luhur Buddha dan Bodhisattwa. Lalu kita tentu juga ingin lebih sering bersama Dharma.

Di samping altar Buddha, sebaiknya kita menyediakan rak buku untuk menaruh buku-buku Dharma. Dan kini kita telah bisa meningkat lebih maju, setelah meletakkan persembahan puja termasuk memasang dupa, bernamaskara, mendaras paritta atau sutra, dan bermeditasi, kita melanjutkan ibadah dengan membaca buku Dharma. Satu atau dua halaman di pagi hari, dan tentunya bisa lebih banyak di petang hari. Menyediakan waktu untuk ini semua, akan membawa kita untuk hidup lebih damai, sejahtera, dan bahagia.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *