• Thursday, 12 November 2015
  • Zaq
  • 0

Di hari pertama tahun ajaran baru, guru pembimbing, Carmen Farina berdiri di kelas sebuah SD di Queens, New York, Amerika. Farina berseri-seri di hadapan siswa kelas empat yang riuh rendah dan duduk bersila di lantai.

“Mari kita pejamkan mata,” kata seorang anak bertubuh mungil bernama Davinder, dari tempat duduknya di lantai.

Davinder kemudian pelan-pelan memukul gong kecil. Gong!

Tujuan latihan meditasi, menurut praktisi, adalah untuk membuat para siswa memiliki kebiasaan menenangkan diri.

“Ambil napas dalam dalam tiga kali,” lanjut Davinder. Kemudian ruangan pun menjadi sunyi.

Di sejumlah sekolah di New York dan beberapa daerah di AS, latihan meditasi mulai tumbuh. Meskipun belum banyak bukti mengenai manfaatnya di dalam kelas, para pendukung meditasi mengatakan latihan ini membantu para murid menghadapi stres dan untuk lebih fokus.

Di Brooklyn Urban Garden Charter School, Windsor Terrace, setiap hari anak-anak diajak bermeditasi atau duduk diam di bangku mereka selama 15 menit sebelum dan sesudah belajar.

“(Meditasi) ini masuk ke dalam jadwal (pelajaran),” kata Linda Rosenbury, pendiri dan kepala sekolah menengah di Brooklyn Urban Garden. Selama meditasi, mereka tidak boleh mengunyah permen karet. Kalaupun sedang mengunyah permen karet, mereka membuangnya dulu. Setelah bel dibunyikan, kata Rosenbury, gedung yang penuh dengan remaja tanggung itu pun kemudian sunyi.

“Dulu kegiatan meditasi hanya diikuti beberapa orang saja,” kata Bob Roth, direktur eksekutif Yayasan David Lynch yang didirikan oleh direktur “Blue Velvet”. Untuk diketahui, Blue Velvet mempromosikan dan mengajarkan meditasi transendental pada anak dan dewasa, termasuk di Brooklyn Urban Garden. “Sekarang kami melatih meditasi di bank-bank besar, perusahaan-perusahaan finansial, dan media. Masyarakat sekarang meminta kami untuk turut ambil bagian dalam program kesehatan mereka. Dulu tidak begitu, bahkan hingga dua tahun lalu,” kata Roth.

Sementara meditasi transendental membutuhkan kekhusyukan saat melafalkan mantra berulang-ulang, latihan meditasi di sekolah hanya meminta anak-anak untuk fokus pada tarikan dan embusan napas. Di dalam kelas, kedua kegiatan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat siswa memiliki kebiasaan menenangkan diri dan menjernihkan pikiran sehingga mereka lebih fokus saat menerima pelajaran.

“Kami memasukkan (program meditasi) ke banyak sekolah kami,” kata Farina, “karena para siswa memang stres.”

Memang, Departemen Pendidikan AS tak mempunyai data seberapa banyak sekolah yang menerapkan program meditasi. Namun seorang juru bicara dari Departemen Pendidikan mengatakan, pemerintah menyediakan beasiswa dan seminar pengembangan profesional untuk melatih staf sekolah bermeditasi.

Program kota “Bergerak Maju” juga telah melatih hampir 8.000 guru SD untuk kegiatan dalam kelas, termasuk meditasi, latihan keseimbangan, dan peregangan.

Tren ini pada akhirnya membuat sekolah-sekolah yang menerapkan meditasi menemukan gaya sendiri.

20151112 Atasi Stres, Pelajar New York Pilih Meditasi_2

Di Sekolah Negeri 212 di Jackson Heights, Queens, seorang guru membaca bernama Danielle Mahoney mulai berlatih meditasi secara rutin dengan beberapa kelas di tahun terakhir kursus sertifikasi. Tahun lalu, sekolah ini mengubah sebuah ruangan di lantai semi basement menjadi ruangan khusus untuk meditasi, lengkap dengan penerangan temaram dan tali pelangi pohon Natal.

Upaya inisiatif bermeditasi ini membuat efek yang beragam; latihan meditasi selalu berbeda di tiap sekolah.

“Prosesnya bottom-up,” kata Mark T. Greenberg, profesor bidang psikologi dan pengembangan manusia di Penn State. “Kami memiliki aktivis pemula yang tertarik dengan ide meditasi, dan mereka mencoba berbagai ide dan di tempat berbeda.”

Beberapa daerah bahkan bereksperimen dengan pendekatan yang lebih holistik. Di Mamaroneck, NY, di Westchester County, misalnya, daerah itu mendanai latihan meditasi untuk para guru dan orangtua murid di semua enam sekolah yang ada di sana. Program ini adalah bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan sosial dan emosional para murid.

Di Louisville, Kentucky, lebih dari separuh SD negeri diminta untuk berpartisipasi dalam studi acak tahun depan yang akan mengajarkan latihan meditasi ke beberapa siswa sebagai bagian dari kurikulum kesehatan.

Donna Hargens, pengawas distrik Louisville untuk sistem sekolah negeri Jefferson County, mengatakan bahwa guru di kelas secara refleks selalu mengatakan, “Fokus! Apa maksudnya itu? Pernahkah kita memberikan alat (pelatihan) untuk membantu siswa berfokus?”

Penelitian mengenai meditasi rupanya kian naik daun. Di Inggris, peneliti di Oxford dan University College London tengah mempelajari apakah meditasi membantu kesehatan mental siswa. Dalam berbagai studi, meditasi memang memperlihatkan manfaat pada orang dewasa.

Namun demikian, Patricia Jennings, wakil profesor di Curry School of Education di Universitas Virginia yang juga pengarang buku Meditasi untuk Para Guru mengingatkan, “Latihan ini tentu tidak ditujukan untuk mengatasi kemiskinan dan latihan ini mungkin tak cocok untuk semua siswa.”

Pun demikian Greenberg. Ia menegaskan, walaupun meditasi betul-betul bermanfaat untuk para siswa, namun penelitian belum mampu menjelaskan dengan cara bagaimana meditasi itu memberikan manfaat. (nytimes.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *