• Wednesday, 1 December 2021
  • Shanti K Dewi
  • 0

“Ikrar yang ditujukan kepada “manusia dan makhluk-mahluk di alam Nirwana”

Buddha Amitabha sangatlah sistematis dalam membuat IkrarNya. Sebelas sumpah pertama membahas status manusia dan makhluk-mahluk yang berada di alam Nirwana di Tanah KebahagiaanNya. Salah satu alasanNya adalah untuk menarik perhatian manusia dan makhluk- mahluk di alam Nirwana untuk juga mengagumi keindahan agung dan kesempurnaan spiritual dari Tanah Suci dan bercita-cita untuk dilahirkan kembali di sana.

Dalam dua sumpah pertama Amitabha menekankan status untuk tidak pernah jatuh ke dalam Tiga Alam Petaka. Untuk sembilan sumpah berikutnya; anugerah fisik dan spiritual dari penduduk Tanah Kebahagiaanlah yang ditonjolkan. Selain itu, semua manfaat ini akan tetap tidak berubah sampai kehidupan berakhir di Tanah Kebahagiaan. Tapi apa artinya “berakhir”?

Tiga sumpah yang membahas usia makhluk-mahluk yang berada di Tanah Kebahagiaan

Dalam Sutra Amitabha, dikatakan:

“Shariputra, kehidupan Sang Buddha dan orang-orang di negeriNya berlangsung selama berkalpa-kalpa yang tak terukur, tak terbatas dan tak terhitung. Karena alasan inilah Sang Buddha disebut ‘Amida’ (Amitayus).”

Di antara 48 sumpah Amitabha, ada tiga ikrar; ikrar ke-2, ke-11, dan ke-22, yang membahas tentang usia makhluk hidup di Tanah Kebahagiaan.

Karena kehidupan Amitabha tidak terbatas, demikian juga tampaknya rentang hidup makhluk-makhluk di Tanah Kebahagiaan. Namun, Ikrar Kedua Amitabha adalah sebagai berikut:

“Jika, ketika saya mencapai Kebuddhaan, manusia-manusia dan dewa- dewa di Tanah Saya harus jatuh lagi ke dalam Tiga Alam Petaka, semoga Saya tidak mencapai Penerangan Sempurna”

Tampaknya kedua pernyataan di atas bertolak belakang. Bagaimana kita menyelesaikan kontradiksi ini dan sampai pada pemahaman yang pasti? Untuk memperjelas pernyataan ini, kita harus melihat Ikrar Amithaba yang ke-15, yang menyatakan:

“Jika, saat saya mencapai Kebuddhaan, manusia-manusia dan dewa-dewa di tanah Saya akan memiliki rentang hidup yang terbatas, kecuali jika mereka ingin mempersingkatnya sesuai dengan sumpah asli mereka, semoga Saya tidak mencapai Penerangan Sempurna.

Sumpah ini mengklarifikasi keraguan tentang umur makhluk hidup di Tanah Kebahagiaan Amitabha. Jika makhluk yang hidup ingin tinggal di Tanah Kebahagiaan, mereka akan menikmati umur mereka selama yang mereka inginkan. Namun, jika mereka ingin memperpendek umur mereka sesuai dengan “sumpah asli” mereka, hidup mereka secara alami akan berakhir sesuai dengan aspirasi mereka untuk meninggalkan Tanah Kebahagiaan.

Mengapa makhluk hidup ingin mengakhiri hidup mereka di Tanah Kebahagiaan dan pergi?

Apa yang dimaksud dengan “sumpah asli?” Ini adalah “sumpah” para orang bijak sebelum kelahiran kembali di Tanah Kebahagiaan. Seperti yang dijelaskan oleh Bodhisattva Vasubandhu, Tanah Kebahagiaan adalah alam bagi mereka yang telah mengembangkan akar kebajikan Mahayana, dan “sumpah asli” semua Bodhisattva yang merupakan “Bodhi Mind” yang tak tertandingi yaitu untuk mencapai Jalan ke Budhaan dan membebaskan semua makhluk hidup lainnya.

Penafsiran ini adalah jelas bila kita dengan cermat membaca Ikrar ke-22 Amitabha:

“Jika, ketika saya mencapai Kebuddhaan, para Bodhisattva di alam Buddha dari tempat lain yang mengunjungi tanah Saya tidak pada akhirnya dan gagal mencapai Tahap keBuddhaan setelah Satu Kehidupan Lagi, semoga saya tidak mencapai Pencerahan sempurna

Terkecuali mereka yang ingin mengajar dan membimbing makhluk hidup sesuai dengan “sumpah aslinya”. Karena mereka mengenakan baju zirah dengan ikrar yg mulia, mengumpulkan jasa, membebaskan semua makhluk dari kelahiran dan kematian, mengunjungi tanah Buddha untuk melakukan praktik Bodhisattva, memberikan persembahan kepada Buddha, Tathagata, di seluruh sepuluh penjuru, mencerahkan makhluk hidup yang tak terhitung banyaknya seperti pasir Sungai Gangga, dan memantapkannya untuk mencapai Pencerahan tertinggi dan sempurna.

Para Bodhisattva ini melampaui jalan praktik para Bodhisattva biasa, menjalankan praktik-praktik dari semua tahapan Bodhisattva, dan mengembangkan nilai-nilai kebajikan universal”

Kami membahas sumpah ini dalam artikel saya sebelumnya: “Apakah Anda ingin menjadi Buddha seperti Shakyamuni? tanya Amitabha.”

Ajaran untuk mencapai Tanah Suci adalah satu satunya ajaran yang membawa kita kembali ke rumah asal kita

Dengan kata lain, tanah suci yang indah, seperti Tanah Kebahagiaan, ditinggalkan untuk kembali ke tanah dunia yang tercemar, seperti dunia kita di Tanah Saha, untuk membebaskan makhluk-mahluk yang bereinkarnasi di dalam Tiga Domain dan Enam Alam. Dengan cara ini, mereka memerankan kembali apa yang Buddha Sakyamuni sendiri lakukan:

1. Mereka mengunjungi tanah-tanah para Buddha yang tak terhitung jumlahnya untuk melakukan praktik Bodhisattva,

2. Mereka memberikan persembahan kepada para Buddha, Tathagata, di sepuluh penjuru, dan,

3. Mereka mencerahkan makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya.

Ketika mereka kembali ke Enam Alam yang tercemar,
Buddha Amitabha menjamin bahwa mereka tidak akan jatuh lagi ke dalam Tiga Alam Petaka ketika hidup mereka berakhir, seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Kedua. Mereka akan muncul sebagai manusia atau makhluk di alam Nirwana untuk mengkhotbahkan ajaran Buddha untuk membebaskan mereka yang ada di dunia Saha.

Di antara semua ajaran agama Buddha, yang terpenting tentu saja adalah ajaran Amitabha; pembebasan melalui Nama-Nya, sehingga makhluk hidup dapat mencapai kelahiran kembali di Tanah Kebahagiaan. Ini terjadi melalui jalan menuju ikrar Dasar Amitabha (ikrar ke-18) dan memungkinkan semua orang yang terlahir kembali menjadi makhluk seperti Buddha.

Jika kita juga merujuk pada Ikrar ke-17 Amitabha:

Jika, ketika Saya mencapai Kebuddhaan, para Buddha yang tak terhitung jumlahnya di semua negeri dalam10 penjuru, tidak memuji dan memuliakan nama Saya, semoga Saya tidak mencapai Pencerahan sempurna

Kita harus tahu bahwa semua Buddha dari 10 penjuru yang ada di dunia 10 penjuru, dikirim dari Tanah Kebahagiaan Amitabha dengan misi untuk memperkenalkan dan memuji Nama Amitabha kepada semua makhluk hidup di 10 penjuru.

Dalam hal ini, Ajaran Pembebasan Tanah Suci melalui Nama Amitabha adalah ajaran tertinggi untuk membawa semua makhluk kembali ke rumah asal mereka—alam para Buddha, alam Nirwana yang tak berkondisi. Namo Amituofo!

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *