• Friday, 19 March 2021
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Agama selalu menjadi topik yang hangat dibicarakan. Salah satu dari sub-topik menyangkut agama yang paling sering dicari-cari orang perihal mengapa mereka meninggalkan agama awal dan kemudian menganut agama lain atau bahkan menjadi tidak beragama sama sekali.

Hal ini pun terjadi dengan para penganut agama Buddha. Meski telah berusia lebih dari 2500 tahun, kepopuleran agama Buddha hampir stagnan atau di beberapa negara justru mengalami penurunan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa seseorang meninggalkan agama Buddha.

Pertama adalah alasan pribadi di mana umat Buddha itu kurang memahami dan meyakini ajaran Buddha. Hal ini dapat terjadi karena umat tersebut tidak belajar dengan baik, merasa tidak cocok dengan ajaran Buddha, atau belajar tapi tidak tepat (misal gurunya yang salah, tujuannya salah, dll).

Semua ini menjadi alasan intrinsik bagi seseorang untuk meninggalkan agama Buddha. Pada kasus ini, seorang umat yang terlahir di keluarga buddhis, tumbuh dan dibesarkan dengan nilai-nilai buddhis, namun pada akhirnya tidak memahami esensi ajaran Buddha dan meninggalkan agama Buddha.

Alasan kedua adalah karena terpengaruh orang lain. Lingkungan keluarga, teman dan pergaulan sehari-hari memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Ajakan keluarga besar dan teman yang berbeda agama dan secara aktif terus berusaha mempengaruhi seorang umat Buddha dengan kepercayaan mereka sedikit demi sedikit akan membiasakan atau mendoktrinasi pikiran dan keyakinan umat tersebut.

Pada kasus umat Buddha yang merantau di negeri orang, bertemu dengan kelompok baru dan nuansa kehidupan yang berbeda dengan nuansa buddhis. Misalnya bila kita pindah merantau ke suatu negara atau daerah yang sulit menemui ajaran Buddha. Contoh lain bila sudah berurusan dengan pacar atau tunangan berbeda agama, dimana biasanya umat Buddha akan terpengaruh dan pindah mengikuti keyakinan pasangannya setelah menikah. Ini juga sering terjadi.

Alasan ketiga adalah adanya paksaan atau ancaman. Di beberapa negara dimana kasus kekerasan fisik menjadi santapan biasa sehari-hari dan umat Buddha merupakan umat minoritas yang rentan akan kekerasan fisik tersebut, paksaan maupun ancaman kerap terjadi dan dilaporkan. Beberapa laporan HAM terkait pemaksaan agama ini terjadi di Bangladesh, India, dan Pakistan.

Faktor ekonomi menjadi alasan keempat mengapa seorang umat Buddha pada akhirnya pindah keyakinan dan meninggalkan ajaran Buddha. Iming-iming kesehatan gratis, pendidikan gratis, bantuan ekonomi, kemudahan pekerjaan, dll telah terjadi secara masif dan terbuka untuk menggaet minat seorang umat agar beralih dari keyakinan sebelumnya. Bagi umat Buddha yang masih mengalami kesulitan ekonomi atau pada saat tersebut sedang sangat membutuhkan bantuan ekonomi, faktor keyakinan menjadi tergadaikan,

Terakhir, dan bukannya tidak jarang terjadi adalah adanya kekecewaan terhadap kondisi agama Buddha yang dialami sendiri oleh si umat. Tak dapat dipungkiri, umat Buddha banyak yang terkotak-kotakan dan organisasi-organisasi buddhis memiliki konflik internalnya masing-masing.

Hal ini menjadi penyebab kekecewaan seorang umat yang merasa tidak menemukan kedamaian dalam ajaran Buddha. Contoh lain adalah sikap tidak peduli yang ditunjukkan oleh pengurus organisasi atau wihara kepada umat Buddha itu sendiri sehingga timbul rasa kecewa dan tidak dihargai.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *