Banyak orang di dunia ini yang ingin hidup bahagia. Tetapi bila kita tanyakan maksud dari kebahagiaan itu sendiri, banyak yang mengukurnya dari sisi materialisme. Sebuah studi menanyakan kepada para respondennya apa yang menjadi tujuan hidup mereka. Jawabannya, lebih dari 80 persen mengatakan bahwa tujuan utama hidup mereka adalah untuk menjadi kaya raya.
Dan 50 persen dari responden mengatakan tujuan utama lainnya dalam hidup mereka adalah menjadi terkenal. Untuk menjadi kaya, mereka harus bekerja keras terus-menerus, terkadang sampai mengorbankan hal-hal lain yang bisa jadi adalah sumber kebahagiaan mereka. Untuk menjadi terkenal, para calon idol banyak yang harus berlatih dan mengorbankan harga dirinya demi mendapatkan sebuah peran. Tetapi hal ini ternyata bukanlah kunci dari kebahagiaan mereka.
Sebuah studi tentang perkembangan manusia dewasa dilakukan oleh Harvard University. Studi ini mungkin merupakan studi terpanjang yang dilakukan selama 75 tahun terhadap 724 pria dan anak laki-laki dari berbagai latar belakang. Setiap tahun, Harvard menanyakan tentang pekerjaan, kehidupan rumah tangga, kesehatan mereka.
Selama 75 tahun studi ini terus dilakukan, sekitar 60 orang masih hidup dan berpartisipasi dalam studi ini. Studi ini menunjukkan bahwa banyak dari responden yang mengalami perubahan kualitas hidup dan kebahagiaan. Ada yang dari latar belakang bawah merangkak naik hingga menjadi masyarakat elit. Ada pula yang sebaliknya. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa hubungan yang baik adalah kunci kebahagiaan.
Temuan ini seakan menegaskan bahwa rasa kesepian dapat membunuh kita. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan perhatian dan relasi dengan orang lain. Di sisi lain kita tahu bahwa para bhikkhu sering berlatih meditasi dalam kesendirian. Tapi di sini kita harus memahami bahwa para bhikkhu pun hidup bersosial. Mereka hidup dalam satu wadah persaudaraan yang kuat yang disebut komunitas Sangha.
Hal yang penting bukanlah banyaknya relasi yang ada, tetapi kualitas dari relasi yang terjalin. Sebuah pernikahan yang penuh tipuan dan konflik justru dapat memperburuk kualitas hidup dan kesehatan daripada bercerai. Demikian pula sebuah hubungan yang terlalu protektif, dapat menjadi racun karena kekangan dan kecemburuan, misalnya.
Studi ini juga mengatakan bahwa hubungan yang baik bukan berarti tidak ada cekcok kecil dalam kehidupan sehari-hari. Yang penting adalah adanya perhatian dan kepedulian satu sama lain, cekcok-cekcok kecil ini tidak terlalu berpengaruh.
Dari sudut pandang Buddhis, hubungan yang baik dapat terjalin bilamana terdapat sikap menerima orang lain dengan terbuka dan tanpa kondisi. Ini adalah kunci untuk menjalin hubungan yang baik. Gagasan “cinta tanpa syarat” ini merupakan esensi dari ajaran Buddha. Sayangnya, banyak yang memulai sebuah hubungan dengan melihat kondisi-kondisi seperti status, kekayaan, kekuasaan, dan lain sebagainya. Mempertimbangkan hal ini boleh saja dilakukan, tapi mereka bukanlah kunci kebahagiaan.
Di sisi lain, menjalin sebuah hubungan juga bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak dari hubungan-hubungan yang sudah terjalin bukan hubungan yang berkualitas. Hal ini misalnya ditandai dengan ketidaknyamanan. Mengapa ini terjadi?
Salah satu sebabnya adalah kita mengharapkan terlalu banyak dari orang lain dalam lingkaran hubungan kita. Alih-alih memberikan perhatian dan menerima mereka tanpa syarat, kita cenderung meminta dan menuntut mereka untuk memberi banyak sesuai keinginan kita. Inilah yang membuat hubungan menjadi tidak nyaman.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut, kita harus mempertemukan kedua pihak. Lagi-lagi, disini keterbukaan dan sikap menerima (unconditional) menjadi kunci dari awetnya sebuah hubungan. Sikap ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hubungan kita dengan memperkuat komitmen yang ada.
Upasaka Sasanasena Seng Hansen
Sedang menempuh studi di Australia.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara