Aku bukanlah seorang fanatik, tapi aku mengagumi Agama Buddha. Aku bukanlah seorang seniman, tapi aku menyukai seni. Cerita ini bermula ketika aku keluar dari “sangkar”. “Sangkar” yang hanya ada orang Buddhis, hanya ada orang Chinese.
Ketika aku keluar, aku sedikit kaget dengan lingkunganku. Bagaimana beradaptasi dengan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah kutemui di dalam “sangkar”.
Namun seiring berjalannya waktu, aku mulai nyaman dan aku merasa, di luar “sangkar” banyak juga orang-orang yang baik, walaupun mereka bukan Buddhis dan bukan Chinese. Aku pun perlahan juga menjadi seniman di balik layar (film maker) karena aku mendalaminya di sebuah kampus perfilman.
Kenal dunia luar
Tapi, pengaruh di dalam “sangkar” selama 12 tahun itu masih ada. Walaupun sudah keluar, aku tetap merindukan apa yang ada di dalamnya. Aku ingin bertemu dengan orang-orang Buddhis di luar sangkar.
Karma baik berbuah, aku bertemu dengan seorang perempuan Buddhis yang membuatku kagum. Karena bertemu dengan perempuan ini, aku jadi mengikuti beberapa event Buddhis yang memberiku beberapa teman Buddhis baru.
Sampai satu saat, aku bergabung dengan sebuah komunitas. Komunitas ini baru saja terbentuk ketika aku bergabung, namun mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi dan menjaga para umat Buddha di daerah Jawa agar tidak “punah”.
Awal bergabung, aku tidak punya visi yang besar, aku hanya ingin membantu dengan kemampuan yang kumiliki, yaitu di bidang videografi.
Cerita mulai berubah ketika aku mengikuti kegiatan komunitas ini ke Temanggung. Mayoritas di sana adalah orang Jawa, berbicara bahasa Jawa, dalam pikiranku ketika bertemu dengan orang Jawa, mereka akan mengucapkan “Assalamualaikum” (karena banyak di kampusku seperti itu), tapi di Temanggung, orang-orang mengucapkan “Nammo Buddhaya”. Tentu hal ini membuatku sedikit kaget karena sebelumnya aku jarang sekali mengucapkan Nammo Buddhaya kepada orang Jawa.
Mari berkontribusi untuk Buddhadharma
Dari kegiatan ini juga aku melihat, anak-anak di desa mempunyai potensi yang cukup untuk bisa menjadi sosok yang membanggakan, apalagi jika mendapat bantuan dan dukungan dari pemerintah. Dari sini juga aku mulai mengerti lebih dalam tentang tujuan komunitas ini.
Komunitas ini juga mengadakan sebuah kegiatan baru ke daerah Banjarnegara dan Plandi. Salah satu programnya adalah menyediakan pojok baca yang akan menyediakan buku-buku bacaan kepada anak-anak dan remaja sehingga menumbuhkan minat baca mereka.
Saat mereka gemar membaca, mereka akan memiliki pengetahuan yang luas. Di awal aku mengatakan, aku bukanlah seniman tapi aku menyukai seni.
Baca juga: Karena Menulis adalah Keberanian dan Kepekaan
Aku berharap dengan program ini, bisa melahirkan seniman-seniman Buddhis dari Banjarnegara dan Plandi, baik itu menjadi penulis (seperti yang Kak Andre Sam sampaikan di workshop “Digital Content” pada Sabtu, 14/4 di Vihara Dharma Ratna, Tangerang), anak-anak Buddhis bergelut di bidang seni seperti pemusik, pemain teater, atau bahkan menjadi yang aku visikan saat ini, yaitu sutradara.
Ya, sebuah visi yang sebenarnya aku impikan adalah bisa melahirkan seniman Buddhis yang bekerja di bidang perfilman. Dan menurutku dengan kegiatan komunitas ini, bisa sedikit memberikan kesempatan untuk pencapaian visiku, meskipun butuh proses yang cukup lama, dan juga aku masih dalam tahap pembelajaran. Tapi visi ini bukanlah visi utamaku, visi ini hanya sebagian dari beberapa hal yang kuharapkan dan kuinginkan.
Aku berharap, banyak pihak yang bisa mewujudkan ini, tidak harus menjadi seniman Buddhis, yang terpenting bisa mengembangkan potensi mereka dan tidak membuat umat Buddha di desa atau daerah kecil “punah” atau hilang.
Kenny Sendjaja
Sedang menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakarta, Jurusan Film dan Televisi, Penyutradaraan, semester 6.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara