• Saturday, 5 January 2019
  • Sasanasena Hansen
  • 0

Sebagaimana yang kita ketahui, Buddha Gotama awalnya adalah seorang pangeran Kerajaan Kapilavasthu di India Kuno. Tumbuh dan besar sebagai seorang pangeran, beliau memeroleh banyak pelajaran Veda maupun tradisi India lainnya sebagai bekal untuk menjadi raja menggantikan ayahnya. Oleh karena itu lazim muncul anggapan bahwa agama Buddha yang didirikan oleh petapa Gotama ini berakar dari agama Hindu di India.

Beberapa kesamaan dapat ditemukan dari kedua agama bersaudara ini. Misalnya saja dari segi kosa kata seperti Dharma, Karma, Mantra, Gatha, dan sebagainya. Bahkan kata ‘Buddha’ pun telah muncul sebelum Buddha Gotama terlahir di dunia ini. Dalam naskah Hindu Vayu Purana, petapa Daksha menyebut Dewa Siwa sebagai Buddha.

Kesamaan lainnya juga terdapat dalam berbagai simbolisme dan praktik seperti Mudra, Yoga, Samadhi, maupun Swastika. Kesamaan-kesamaan ini dinilai wajar terjadi karena muncul dan berkembangnya kedua agama ini berada di tanah India yang penuh dengan spiritualitas. Lantas apakah benar bila disebut bahwa agama Buddha berakar dari agama Hindu?

Merujuk pada Klostermaier (2007) dan beberapa cendekiawan lainnya, agama Hindu dianggap sebagai agama tertua yang masih bertahan di dunia. Tetapi sebenarnya hal ini tergantung pada bagaimana cara kita menafsirkan kapan agama itu muncul. Apabila kita melihat sejarah, istilah ‘Hindu’ itu sendiri baru muncul sekitar 500 tahun SM. Artinya istilah Hindu muncul setelah agama Buddha lahir di dunia.

Beberapa cendekiawan menganggap agama Hindu sebagai fusi atau sintesis dari berbagai tradisi dan kepercayaan di India pada saat itu yang tidak memiliki akar maupun pendiri (Lockard 2007, Hiltebeitel 2007, Narayanan 2009, Samuel 2010). Proses sintesis Hindu ini terjadi dari 500 – 300 SM (Hiltebeitel 2008), setelah akhir periode Veda (1500 – 500 SM) dan kemunduran agama Buddha di India (Larson 2009). Demikian pula bila kita cari dalam literatur-literatur buddhis awal, kita tidak dapat menemukan istilah Hindu.

Baca juga: Hindu Buddha di Nusantara Beda dengan Versi India

Sebaliknya dalam literatur Hindu Bhavishya Purana, Buddha Gotama dianggap sebagai salah satu avatar dari sepuluh Dewa Wisnu. Dengan demikian rasanya cukup jelas bahwa agama Buddha memang berakar dari tradisi dan kepercayaan India pada saat itu tetapi bukan Hindu.

Selain itu terdapat beberapa perbedaan mutlak antara kedua agama yang tidak dapat dipungkiri. Meskipun tidak pernah menolak kesucian Veda, Buddha menganggap telah terjadi banyak penyimpangan dari Veda yang dilakukan oleh kaum brahmana/pendeta. Hal ini terlihat dari beberapa prinsip dasar agama Buddha yang bertolak belakang dari ajaran Veda (yang kemudian berkembang menjadi Hindu) antara lain konsep ketuhanan, praktik upacara dan ritual, sistem kasta, konsep karma, tiga corak (tilakkhana), hingga tujuan dan teknik meditasi.

Lebih lanjut, menurut Stephen Martin (2016) agama Buddha juga tidak dapat dikatakan sebagai salah satu aliran agama Hindu karena menolak tiga konsep dasar agama Hindu, yaitu: (1) mengakui otoritas Veda, (2) mengakui keberadaan atman atau atta, dan (3) mengakui keberadaan Ishvara (Dewa Tertinggi).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun agama Buddha maupun Hindu bersaudara karena berakar dari peradaban Gangga yang sama dan memiliki beberapa konsep yang paralel, tetapi keduanya juga memiliki prinsip-prinsip yang cukup berbeda atau bahkan bertolak belakang.

Upasaka Sasanasena Seng Hansen

Sedang menempuh studi di Australia.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *