• Monday, 2 May 2016
  • Stephanie Tunggono
  • 0

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova pertengahan April 2016 lalu mengunjungi Lumbini di Nepal selatan. Dia memuji pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah inisiatif internasional untuk melestarikan dan mengembangkan tempat kelahiran historis Buddha, Lumbini, yang juga merupakan sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1997.

Pangeran Siddharta Gautama lahir di Taman Lumbini, yang kemudian menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha dari seluruh dunia. Kaisar Maurya, Ashoka (268-232 SM), yang adalah seorang tokoh kunci dalam penyebaran agama Buddha di seluruh Asia, mendirikan pilar peringatan di situs tersebut pada tahun 249 SM. Situs ini sedang dikembangkan sebagai pusat ziarah Buddhis, dan merupakan subyek dari sebuah proyek internasional yang didanai oleh Jepang dan dilaksanakan oleh UNESCO, untuk melestarikan peninggalan arkeologis yang berhubungan dengan kelahiran Buddha.

“Saya sangat terharu berada di sini, di tempat di mana harapan dan kebijaksanaan berada, hampir satu tahun setelah yang pertama dari dua gempa bumi yang menghancurkan banyak bagian negeri ini,” kata Bokova di Lumbini pada 19 April lalu. “Saya percaya bahwa di sini kami temukan sumber keberanian dan martabat bagi semua orang dari Nepal.”

Hadir pula anggota Komite Ilmiah Internasional untuk Konservasi dan Pengelolaan Lumbini yang merupakan panel ahli internasional dalam arkeologi, konservasi, lingkungan, manajemen warisan, dan perencanaan kota, serta perwakilan dari komunitas Buddha.

Bokova mengucapkan selamat kepada pemerintah Nepal dan Lumbini Development Trust untuk keberhasilan pelaksanaan proyek UNESCO/Japan Funds-in-Trust untuk penguatan konservasi dan pengelolaan Lumbini, yang dimulai pada tahun 2010. Sekarang di fase kedua, proyek ini berfokus pada Tilaurakot, 15 mil sebelah barat Lumbini dan diyakini sebagai lokasi kerajaan Sakya kuno. Penggunaan teknologi radar tanah dan survei geofisika di Tilaurakot mengaktifkan penemuan spektakuler di bulan Februari berupa sisa-sisa kompleks istana 1.800 tahun yang luas. Tempat ini diyakini sebagai tempat hidup Pangeran Siddharta Gautama sampai usia 29, sebelum akhirnya memulai pencarianNya untuk pencerahan.

Tim arkeolog yang dipimpin oleh Prof. Robin Coningham, presiden UNESCO bidang Etika Arkeologi dan Praktek dalam Warisan Budaya di Durham University, mengungkapkan contoh yang paling lengkap sebuah kota kuno di Asia Selatan. Dikelilingi oleh dinding benteng dan benteng, termasuk gerbang, kompleks pusat struktur bata persegi panjang, halaman, kolam sentral, dan stupa.

“Ini adalah contoh yang indah bagaimana arkeologi dapat menginformasikan kepada kami tentang perencanaan kota dan salah satu kreasi paling awal dari budaya urban,” ujar Prof. Coningham.

Prof. Coningham menemani Bokova melihat beberapa pencapaian proyek konservasi, termasuk pelestarian tiga monumen kunci yang diyakini sebagai tempat di mana Buddha historis lahir, yang dibangun abad ke-4 Masehi, dan pilar yang didirikan oleh Kaisar Ashoka dengan bantalan berupa prasasti nama Shakyamuni.

Bokova juga mengelilingi Maya Devi Temple, candi utama di Lumbini, yang berisi struktur kayu yang membawa kita kembali ke masa Buddha historis, ditemukan pada tahun 2013 di bawah batu bata dari sebuah reruntuhan kuil Maurya (kekaisaran Maurya menguasai sebagian besar India pada 322-185 SM). Pengerjaan saat ini sedang dilakukan untuk menyesuaikan permukaan air di daerah untuk mencegah degradasi situs lebih lanjut selama musim penghujan.

Bokova memberi jaminan bahwa UNESCO akan terus bekerja dengan pihak internasional dan domestik untuk melanjutkan upaya konservasi di wilayah tersebut, sebagai bentuk pengakuan warisan sejarah dan spiritual yang unik.

“Tidak perlu memilih antara konservasi peninggalan sejarah dan pengembangan Lumbini,” katanya. “Warisan cagar budyaa bisa menjadi pendorong untuk belajar keterampilan dan pengetahuan baru, untuk mengembangkan kapasitas baru dan mendorong pembangunan berkelanjutan, bisa menjadi pekerjaan yang layak dan mata pencaharian. Kita dapat memiliki semua ini jika kita dengan selaras mengkoordinir begitu banyak aktor untuk siapa situs ini membawa arti khusus.” (www.buddhistdoor.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *