• Friday, 21 September 2018
  • Deny Hermawan
  • 0

Gunung Koya atau Koyasan adalah sebuah kawasan yang terletak di Prefektur Wakayama, sekitar 50 kilometer di selatan Kota Osaka, Jepang. Wilayah pegunungan di ketinggian 850 meter dpl ini ditemukan oleh seorang biksu bernama Kobo Daishi (Kukai) di tahun 819, saat ia melakukan perjalanan ke selatan menyusuri Osaka dan Nara ke arah Semenanjung Kii.

Kukai menyadari wilayah di sekitar puncak Gunung Koya ini dikelilingi oleh 8 puncak gunung yang membentuk kelopak teratai, yang dipercaya sebagai simbol kesucian. Gunung Koya juga merupakan tempat sebuah vajra yang dilemparkan Kukai dari China ke negeri asalnya mendarat. Itulah mengapa kemudian Gunung Koya dijadikan sebagai pusat pengajaran dan penyebaran agama Buddha Shingon, salah satu bentuk Buddhis Tantrayana khas Negeri Sakura.

Selama ratusan tahun, banyak orang datang dan mendalami ajaran Buddha di tempat ini untuk kemudian menyebarkannya ke seluruh Jepang. Wilayah Koyasan kemudian diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO Jepang sejak tahun 2004, sebagai situs suci bersejarah dan rute perjalanan ziarah di Semenanjung Kii. Total ada 117 kuil dengan 52 kuil di antaranya adalah shukubo (tempat penginapan), di daerah seluas 6 kilometer kali 2 kilometer di Gunung Koya.

Ada berbagai kegiatan wisata spiritual seru yang bisa dilakukan di Gunung Koya. Ini adalah  5 di antaranya:


Pemandangan di Pagoda Konpon Daito di Koyasan.

1. Mengunjungi Kuil Legendaris Kongobuji

Kobo Daishi (Kukai) membangun kompleks kuil dan bangunan yang digunakan sebagai tempat pendidikan para biksu Buddhis. Kukai sendiri membuat berbagai bangunan kayu di puncak gunung itu sebagai tempat sakral. Ada lebih dari 100 bangunan kuil yang dibangun di area Gunung Koya. Salah satu yang paling terkenal adalah Kuil Kongobuji yang adalah kuil utama Shingon yang terletak di tengah-tengah daerah wisata Gunung Koya. Ini adalah kuil yang dibuat menjadi museum. Banyak peninggalan sakral maupun artistik dari era Kukai yang bisa dinikmati keindahannya di sini.


Suasana ritual pagi di salah satu penginapan kuil shukubo di Koyasan.

2. Mencoba menginap di kuil

Yang membuat Gunung Koya terkenal di mata wisatawan, terutama wisatawan luar negeri bukan hanya kompleks kuil yang ada di gunung ini saja. Di sini, pengunjung bisa merasakan pengalaman menginap di dalam kuil yang juga sekaligus menjadi penginapan yang disebut shukubo. Pengunjung bisa merasakan pengalaman ritual sehari-hari yang dipimpin pendeta Buddhis.

Ada sekitar 50 kuil di area Gunung Koya yang menyediakan layanan ini baik kepada para peziarah maupun pengunjung biasa. Pengunjung yang ingin mencoba menginap di kuil ini disarankan melakukan booking dahulu via online. Bila tidak sempat, datang saja ke Tourist Information Center di Koyasan yang akan mengarahkan untuk mendapatkan kamar di shukubo. Biaya menginap per malamnya sekitar 8.000-15.000 yen, dan beberapa ada yang sudah termasuk makan malam dan sarapan pagi. Kita juga bebas berkeliling ruangan di dalam kuil, taman, perpustakaan atau ruang baca, dan juga pemandian air panas di beberapa kuil tertentu.

Fasilitas penginapan di dalam kuil ini hampir setara dengan ryokan (penginapan tradisional Jepang). Ruangan dilengkapi dengan alas tatami, pintu dorong fusuma, dan tempat tidur futon. Tersedia juga penghangat ruangan saat akhir musim gugur dan musim dingin.


Menu makan malam vegetarian di salah satu shukubo di Koyasan.

3. Makan malam dengan menu monastik

Sebaiknya pengunjung sudah tiba dan masuk ke penginapan kuil sekitar pukul 16.00. Selain karena terkait masalah etika di area kuil, biasanya pengunjung harus bersiap untuk makan malam sekitar jam 18.00. Ada menu vegetarian (shojin ryori) khas monastik yang dihidangkan setiap malam dan pagi hari.

Beberapa menu yang mungkin bisa dicoba antara lain konnyaku (devils tongue jelly), yuba (kulit tahu), dan koyadofu (tahu kering). Beberapa makanan lainnya yang khas Koyasan antara lain tempura soba dan oyako katsu don. Di pagi hari pengunjung juga bisa bergabung dalam ritual kebaktian pagi bersama jam 6, yang kemudian disambung dengan sarapan bersama jam 7.

Baca juga: Kukai Kobo Daishi, Tokoh Legendaris Tantrayana Jepang

4. Mengelilingi kawasan Gunung Koya

Gunung Koya selalu punya pemandangan alam yang menawan yang bisa dinikmati dalam perjalanan dari stasiun hingga ke tempat penginapan atau kuil di lereng gunung. Meski saat musim panas, suhu di kawasan ini cukup dingin, jadi ada baiknya membawa pakaian yang tebal.

Untuk berkeliling kawasan Koyasan, terdapat bus umum yang cukup mudah aksesnya. Apabila kuat, jalan kaki merupakan sarana yang paling mudah untuk mengelilingi berbagai objek wisata di Koyasan, sebab jaraknya tidak terlalu jauh. Apabila kehausan, terdapat minimarket di yang menjual berbagai minuman, termasuk sake kalengan. Patut diketahui, meskipun Pancasila Buddhis melarang minum minuman yang memabukkan, Kukai memperbolehkan para biksu untuk meminum sake dalam porsi sedang, untuk menghangatkan badan.


Penulis bermeditasi di area pemakaman Okunoin di Koyasan.

5. Mengunjungi kompleks pemakaman terbesar di Jepang

Pemakaman terbesar di Jepang ada di Koyasan. Okunoin namanya, berisi lebih dari 200.000 nisan, yang mayoritas adalah biksu atau pendeta Buddhis. Area pemakaman berada dalam hutan yang dipenuhi oleh pohon-pohon raksasa berusia hingga ribuan tahun.

Di ujung perjalanan menjelajahi makam sekitar lebih dari 2 kilometer, terdapat mausoleum, atau makam sekaligus museum Kobo Daishi atau Kukai. Ini adalah tempat sakral yang merupakan jantungnya Koyasan. Namun di sini pengunjung dilarang mengambil gambar atau memotret. Cukup menyimpan imaji indah yang dilihat di memori saja.

Untuk menuju Koyasan, sebenarnya tidak terlalu sulit. Dari Stasiun Namba di Osaka, kita bisa naik kereta Nankai Koya Line sampai Stasiun Gokurakubashi yang terletak di kaki Gunung Koya. Lama perjalanannya sekitar 90 menit dengan ongkos 870 yen. Kemudian dilanjutkan dengan naik kereta gondola Nankai Koyasan Cable sampai Stasiun Koyasan seharga 390 yen, dilanjutkan dengan naik bus dari Stasiun Cable-Car sampai ke Kuil Koyasan dengan ongkos 20 yen.

Kalau dari Stasiun Kyoto, kita bisa naik kereta JR Kyoto Line sampai Stasiun Osaka, kemudian berpindah ke kereta JR Yamatoji sampai Stasiun Shinimamiya. Lama perjalanan sekitar 40-45 menit, dengan ongkos 920 yen. Dari Stasiun Shinimamiya, kita tinggal naik kereta Nankai Koya Line sampai Stasiun Gokurakubashi. Lama perjalanannya sekitar 95 menit dengan ongkos 870 yen.

Sementara, dari Stasiun Nara, kita bisa naik kereta JR Yamatoji sampai Stasiun Shinimamiya. Lama perjalanan sekitar 35 menit, dengan ongkos 560 yen. Dari Stasiun Shinimamiya, kita tinggal naik kereta Nankai Koya Line sampai Stasiun Gokurakubashi. Kemudian, tinggal naik cable train selama kurang lebih 5 menit sampai ke puncak Gunung Koya.

Selamat berwisata!

Deny Hermawan

Seorang penjelajah, bekerja sebagai jurnalis di Kota Gudeg, Jogja.

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *