• Thursday, 1 February 2018
  • Wulandari
  • 0

Biksu Jepang Shoukei Matsumoto melakukan bersih-bersih dengan serius. Kenyataannya, ia melihat hal ini sebagai bagian penting dari kehidupan yang sehat dan positif serta latihan praktik Buddhis. Merupakan seorang penulis buku terlaris di Jepang dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

“Hari seorang biksu diawali dengan bersih-bersih,” kata Shoukei, yang berasal dari Komyo-ji, sebuah wihara yang terletak di Tokyo Kamiyacho. “Kami melakukannya untuk mengeliminasi kemuraman hati kami.”

Buku Shoukei, berjudul A Monk’s Guide to a Clean House and Mind (Bimbingan Seorang Biksu untuk Rumah dan Pikiran yang Bersih), menggambarkan tentang tradisi Buddhis kuno yang menjelaskan mengenai cara membawa kedamaian dan ketenteraman dari wihara ke rumah melalui cara membersihkan dengan penuh perhatian, “Ini merupakan latihan petapa untuk menumbuh kembangkan pikiran,” Shoukei menjelaskan.

Selain berisi kearifan Buddhis, buku ini memberikan saran-saran praktis dalam membersihkan dan mengamati kebiasaan negatif masyarakat modern.

“Latihan membersihkan, yang saya maksud adalah kegiatan rutin kita saat menyapu, mengelap, menggosok, mencuci, dan merapikan, adalah suatu langkah di jalan menuju kedamaian batin,” ia mengamati. “Dalam agama Buddha Jepang, kami tidak memisahkan diri dari lingkungan, dan kegiatan membersihkan menunjukkan rasa hormat dan rasa keutuhan kami dengan dunia di sekeliling kami.

Baca juga: Faktanya! Kita Semua Buddha: Agama Jedi dan Zen Guru-Murid

Banyak wihara di Jepang, kegiatan membersihkan adalah latihan rutin setiap pagi, dikenal sebagai soji dalam bahasa Jepang, para biksu dan anggota komunitas berpartisipasi selama 20 menit dalam kegiatan membersihkan dan merapikan – menyapu koridor, menyapu jalanan, membersihkan dan mengeringkan alat makan.

Semua latihan dilakukan dengan tenang, hening, dan meditatif yang merupakan lanjutan latihan seorang praktisi Buddhis.


Shoukei Matsumoto seorang biksu dari Komyo-ji. Sebuah wihara di Tokyo. Ia merupakan seorang penulis lima buku, salah satunya adalah panduan meditasi bersih-bersih.

“Tentu saja, sebagai seorang biksu yang mendedikasikan hidup untuk kehidupan spiritual, saya menganjurkan konsep dan latihan Buddhis. Tetapi Anda tidak perlu pindah agama untuk mempelajarinya.” Shoukei mengemukakan di sebuah tulisan untuk majalah Guardian.

“Ada banyak organisasi dengan kata ‘agama’ yang melibatkan rangkaian aturan untuk mengatur nilai-nilai dan tindakan orang-orang; menciptakan entitas yang melampaui ketidaklogisan atau ide untuk menopang orang-orang yang tidak dapat berpikir bagi dirinya sendiri.

“Menurut pandangan saya, agama terhormat tidak hadir untuk mengikat nilai-nilai dan tindakan seseorang. Agama ada untuk membebaskan orang dari sistem dan standar yang mengatur masyarakat. Karakter tulisan bahasa Jepang, kata ‘bebas’ berarti ‘disebabkan oleh diri sendiri.’”

Baca juga: Dipengaruhi Buddhisme Zen, Pengikut Gaya Hidup Minimalis di Jepang Bertambah

Tentu saja, latihan ini mengingatkan kita kepada cerita tentang biksu Suddhipanthaka, salah seorang murid Buddha. Meskipun beliau terkenal sebagai orang yang tulus, beliau adalah murid yang tidak begitu cerdas, memiliki kesulitan dalam memahami ajaran Buddha, tetapi beliau mampu mencapai pencerahan dengan tindakan sederhana yaitu menyapu lantai.

Shoukei menegaskan bahwa latihan membersihkan lingkungan berhubungan dengan menyingkirkan ilusi dan ketidaktahuan serta pemahaman dalam Buddhis akan tidak adanya diri (anatman).


Membersihkan Rupang Buddha di Todai-ji. Sebuah wihara di Kota Nara.

Shoukei ditahbiskan pada 2003 di Jodo Shinshu, Sekolah Buddhis Tanah Suci, yang juga merupakan pendiri wihara virtual “HIGANJI”, salah satu situs terkenal untuk Buddhis di Jepang.

Ia telah menerbitkan lebih dari lima buku dalam bahasa Jepang, beberapa buku telah diterjemahkan ke bahasa lainnya. Shoukei dinominasikan sebagai anggota Pemimpin Muda Dunia 2013 di Forum Ekonomi Dunia di Davos. (Buddhistdoor.net)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *