“Hari ini kita memandikan Tathagata. Banyak sukacita muncul dari kebijaksanaan. Kita sudah lama terombang-ambing di ketiga alam. Sekarang kita melihat bahwa dunia yang beraneka ini adalah Dharmakaya.” (Thich Nhat Hanh)
Hari ini, umat Buddha khususnya tradisi Mahayana merayakan pemandian rupang Buddha (Yu Fo). Yu Fo biasanya diperingati seminggu sebelum Waisak. Dalam peringatan ini, umat membacakan sutra dan kemudian memandikan rupang bayi Buddha secara bergantian. Karena Yu Fo kali ini jatuh bukan pada hari libur, biasanya ada vihara yang memperingatinya pada hari libur (Sabtu atau Minggu) sebelum atau sesudahnya.
Semua tradisi Buddhis sebenarnya mengenal pemandian rupang Buddha. Dalam ritual harian, umat Buddha Tibet seringkali melaksanakannya lewat visualisasi. Umat Buddha Theravada di berbagai negara Asia Tenggara khususnya Thailand merayakan Songkran dengan memandikan rupang Buddha. Akan tetapi umat Buddha di Indonesia nampaknya hanya familiar dengan pemandian rupang bayi Buddha secara Mahayana yang disebut sebagai Yu Fo.
Dalam Tathagata-pratibimba-pratisthanusamsa Sutra atau Sutra Pemandian Rupang Buddha, disebutkan bahwa semua Buddha lahir, mencapai pencerahan sempurna dan parinirwana di tanggal yang sama yaitu tanggal 8 bulan 4 Lunar, atau seminggu sebelum Hari Waisak.
“Dengan memandikan rupang Buddha selayaknya ketika Beliau hidup, maka seseorang akan mendapatkan keberuntungan yang tidak terbatas,” jelas sutra tersebut.
Dalam sutra tersebut juga disebutkan bahwa mereka yang memandikan rupang Buddha dengan air bunga yang wangi akan memperoleh apa yang mereka harapkan, umur panjang, bebas dari penyakit, anak dan keturunan yang lestari dan berkelanjutan, dan terhindar dari alam sengsara menuju alam bahagia. Dalam sutra juga disebutkan, ketika melaksanakan ini, seseorang semestinya berdana dan berikrar untuk melepaskan kemelekatan dan menyelamatkan semua makhluk. Dana yang didapat dari pemandian ini dikatakan dapat dipergunakan untuk memperbaiki rupang atau caitya/stupa, selebihnya bisa didanakan untuk anggota Sangha. Manfaat dan tata Yu Fo juga disebutkan dalam Sutra Kebajikan Memandikan Buddha atau Yufo Gongde Jing, yang mengatakan bahwa kebajikan memandikan rupang Buddha bahkan dapat membawa pada penerangan sempurna.
Baca juga: Sambut Waisak dengan Blusukan ke Rumah Umat Buddha
Bhiksu Yijing yang berkelana di India pada abad ke-7 juga menyatakan bahwa pada masa itu vihara-vihara di India juga melaksanakan ritual pemandian rupang Buddha setiap harinya (Nanhai Jigui Neifa Zhuan). Air berkah pemandian ini dapat dipercikkan di dahi ketika seseorang berdoa agar harapannya terkabul.
Di Candi Borobudur terdapat juga relief di mana Buddha sendiri dimandikan dua kali. Yang pertama adalah ketika Beliau lahir, para dewa naga bersama Sakra dan Brahma memandikan Beliau. Yang kedua adalah Beliau dimandikan oleh lima murid pertamanya.
Menurut catatan Dinasti Han (Hou Hanshu) dan catatan Tiga Kerajaan Sam Kok (San Guozhi), umat Buddha di Tiongkok sudah lumrah merayakan kelahiran Buddha ini secara besar-besaran dengan memandikan rupang. Tradisi ini terus berlanjut hingga di mana kelahiran Buddha dirayakan dengan parade besar. Pada masa 16 kerajaan yaitu sekitar abad ke-4, tercatat Kaisar Tiongkok juga membuat altar kereta yang mana ukiran para dewa naganya dapat menyemburkan air seraya memandikan bayi Buddha. Warisan tradisi dari 2000 tahun lalu ini masih terjaga hingga sekarang.
Memandikan rupang Buddha berarti juga memandikan hakekat ke-Buddha-an dalam diri kita dari segenap kotoran batin. Thich Nhat Hanh bahkan menyamakannya dengan mencuci piring dengan penuh kesadaran. Bukan hanya tiap hari sebagaimana yang dicatat Bhiksu Yijing, bahkan tiap momen kita harus memandikan Buddha dalam diri kita. Momen sekali setahun saat Waisak hanya sebagai pengingat saja.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara