• Wednesday, 19 October 2016
  • Jennifer Lie
  • 0

Kisah legendaris Master Xuan Zang diangkat ke layar lebar berjudul Xuan Zang oleh pembuat film dari negeri Tiongkok bekerjasama dengan India. Film yang sudah dirilis pada bulan April 2016 lalu, menjadi salah satu perwakilan Tiongkok di ajang Oscar 2017 dalam kategori film berbahasa asing. Ajang Oscar akan digelar pada Februari 2017.

Film ini berkisah tentang 17 tahun perjalanan darat Master Xuan Zang dari Tiongkok ke India pada masa Dinasti Tang (618-907 Masehi). Buah dari perjalanan ini adalah ia menjadi pembuka jalan masuknya teks agama Buddha dari India ke Tiongkok. Selama 13 tahun menetap di India, ia mempelajari budaya India, bahasa Sansekerta dan filosofi Buddhisme di Universitas Nalanda serta beberapa perguruan agama Buddha terkemuka.

Tahun 645, ia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok dengan membawa 600 teks Mahayana dan Theravada, tujuh patung Buddha, dan lebih dari 100 relik. (Baca Film Xuan Zang Tayang di Bioskop Bulan April 2016)

“Keyakinan Xuan Zang yang teguh menjadi pendorong utama perjalanan yang terbilang berbahaya ini,” jelas Huo Jianqi, sang sutradara film. “Saya sangat terkejut ketika mengetahui sosok Xuan Zang cukup dikenal oleh orang India. Kisah tentangnya bisa ditemui di berbagai buku teks dari sekolah dasar hingga sekolah menengah,“ lanjutnya.

Demi menelusuri perjalanan Master Xuan Zang, film ini memilih propinsi Gansu, Tibet dan Xinjiang Uyghur sebagai lokasi syuting. Tantangan terbesar adalah di Xinjiang, dengan udara yang sangat panas dan kering, mayoritas kru dan pemain menderita dehidrasi yang cukup memprihatinkan.

Di India, para kru mengambil lokasi syuting di reruntunhan biara Nalanda serta sebuah universitas di Bihar, India sebelah timur. Lokasi ini adalah lokasi asli di mana Master Xuan Zang menimba ilmu dengan beberapa pemikir terkenal di masa tersebut.

Film ini adalah film pertama yang membawa India dan Tiongkok bekerja sama untuk menggarap sebuah film bertema sejarah. Pemeran Xuan Zang adalah Huang Xiaoming yang terkenal karena perannya pada tahun 2006 dalam serial TV The Return of the Condor Heroes. Sosok yang bertanggung jawab untuk pengarah seni adalah Wong Kar Wai, seorang pembuat film kenamaan asal Hong Kong yang terkenal akan hasil karyanya Chunking Express (1994) dan In the Mood for Love (2000).

Kisah Xuan Zang juga menjadi latar belakang novel klasik Tiongkok abad ke-16 Perjalanan ke Barat, yang ditulis oleh Wu Cheng’en. Dikisahkan, Master Xuan Zang ditemani oleh tiga sekawan, yaitu Sun Wo Kong, Zhu Bajie, dan Sha Wujing. Buku ini cukup mendunia dan telah puluhan kali diadaptasi ke berbagai film, seni teater, drama, komik, animasi, dan video games. (www.buddhistdoor.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *