Hari ini, 13 Desember 2017, Star Wars: The Last Jedi premier di Indonesia. Masih segar rasanya ingatan ketika pada akhir tahun 2015, Star Wars: The Force Awakens rilis dan berdampak luar biasa bombastis di seluruh dunia.
Euforianya ada di mana-mana, bahkan gereja-gereja Kristen di luar negeri ataupun Indonesia beberapa menggunakan tema Star Wars dan The Force untuk kebaktian Natal mereka.
Rilis filmnya memang dilakukan saat liburan musim dingin/Natal. Meski demikian, elemen utama spiritualitas dalam Star Wars sebenarnya adalah Zen.
Baca juga: Kepingin Jadi Jedi? Belajarlah Zen!
Ini sudah diakui mulai dari para produsernya, sutradaranya, penulis naskahnya, desainer kostumnya, aktornya, dan terakhir, oleh Rian Johnson, sutradara dari Star Wars: The Last Jedi (2017) itu sendiri.
Sang sutradara bersama dengan kepala wihara Monsho Kamii dan para bhiksu berdoa untuk kesuksesan film tersebut di vihara Byodo-in di Uji, Kyoto pada Selasa 12 September 2017.
Vihara Byodo-in adalah vihara aliran Tendai yang terkenal dengan aula Buddha Amitabha-nya yang masih asli sejak era Heian. Aliran Tendai menyatukan keempat silsilah: enmitsu zenkai yang berarti Tiantai, Shingon, Zen, dan Vinaya.
Pada perayaan itu, dipajang satu lukisan setinggi 1,7 m dan lebar 3,3 m yang menjadi perhatian utama. “C-3PO,” “R2-D2,” and “Kylo Ren” dilukis dengan tinta hitam oleh Masayuki Kojo, 39 tahun.
Untuk menambah ramai, juga dipentaskan drama Kyogen bertema Star Wars oleh Senzaburo Shigeyama yang menggambarkan lukisan tersebut. Para aktris menampilkan R2-D2 and C-3PO dalam wujud Tahei (jirokaja) dan Matashichi (tarokaja) yang berasal dari film Hidden Fortress besutan sutradara kenamaan alm. Akira Kurosawa.
Sang master memakai topeng kyogen yang menyimbolkan pihak kegelapan untuk membawakan karakter Kylo Ren.
“Gaya Star Wars amat dekat dengan budaya dan estetika Jepang. Kecintaanku pada Star Wars saat kecil membawaku pada film-film Akira Kurosawa. Sangat terhormat mendapat kesempatan menyaksikan budaya Jepang dengan gaya seperti ini. Pagi ini benar-benar spesial,” ujar Rian Johnson.
“Penampilan drama kyogen ini benar-benar luar biasa brilian. Saya bisa melihat elemen interaksi antara tarokaja dan jirokaja dan bahasa tubuh mereka tidak hanya terefleksikan di droid namun juga beberapa karakter lain di saga Star Wars.
“Keseluruhan pengalaman ini mengingatkanku kembali akan hubungan antara budaya Jepang dan Star Wars. Benar-benar indah untuk disaksikan.” Sutradara Rian Johnson sampai menitikkan air mata karena tersentuh melihat penampilan dan upacara yang menggabungkan budaya Jepang dengan Star Wars.
Baca juga: Untuk Ciptakan Toleransi, Istri Gus Dur Gelar Buka Puasa Bersama Lintas Agama
George Lucas, pembuat Star Wars memang pernah menyatakan bahwa ia sangat terinspirasi oleh film-film Akira Kurosawa. Akira Kurosawa sendiri menyatakan bahwa Zen berperan besar dalam karya-karyanya. Perlu diketahui juga bahwa Akira Kurosawa adalah tokoh idola Gus Dur dan beliau telah menonton semua filmnya.
Atas karya Masayuki Kojo, Johnson juga memujinya, “Saya sangat bersyukur akan karya indah ini. Keindahannya benar-benar menangkap hubungan antara rasa ‘Star Wars’ dengan estetika Jepang.” Johnson hadir di sana bersama kru yang menggunakan kostum C-3PO, Kylo Ren dan para Stormtroopers.
Jika dilihat konsep utama The Force dapat ditarik ke pemahaman Dharmakaya yang khusus direpresentasikan oleh Buddhisme Asia Timur, khususnya aliran Tiantai dan Zen, di mana paradoks kebaikan dan kejahatan, terang dan kegelapan dalam Dharmakaya digambarkan mirip dengan Jedi dan Sith via The Force.
“Ada kedalaman spiritual di sana,” ujar Gwendoline Christie, salah satu pemain The Last Jedi. Penonton akan dengan mudah menemukan elemen meditasi Buddhis Zen ketika melihat trailer The Last Jedi yang pertama saat suara Luke Skywalker mengajari Rey untuk berlatih napas. “Cahaya, kegelapan, jauh lebih besar daripada itu.”
Selamat menonton Star Wars: The Last Jedi di bioskop-bioskop kesayangan Anda!
Simak liputan video Rian Johnson di Byodo-in:
[youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=Lm23DEMLfsc” width=”560″ height=”315″]
Hendrick Tanuwidjaja
Penulis dan executive editor majalah Buddhis Sinar Dharma, aktivis komunitas Chan Indonesia, dan co-founder dari Mindful Project. IG: @hendrickhengki
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara