Perwujudan dari welas asih, Kwan Yin (Avalokiteshvara) dikenal sebagai “Ia yang mendengarkan tangisan dunia.” Merupakan salah satu Bodhisattwa yang paling dicintai dalam agama Buddha, Beliau juga menempati posisi yang istimewa dalam hati para penganut keyakinan yang lain, termasuk para penekun Tao serta pengikut Confusius (Khonghucu).
Avalokiteshvara merupakan pelindung bagi kaum wanita, anak-anak, para pelaut, nelayan pencari ikan, serta siapa pun yang tengah berada dalam masalah, mereka yang menderita sakit, cacat, serta kesengsaraan/kemiskinan.
Beberapa aliran Buddhis menggambarkan Beliau sebagai sosok yang dapat bersalin rupa (tergantung kondisi), baik sebagai sosok yang feminin/wanita maupun sebagai sosok yang maskulin/pria. Gagasannya adalah bahwa ada Bodhisattwa – sosok dengan tingkat kesadaran yang sangat luar biasa, yang bersumpah untuk mengabaikan (bahkan menunda) untuk merealisasi pencerahan, hingga segenap makhluk hidup terbebaskan – dapat bermanifestasi dalam wujud apa pun yang paling efektif untuk melepaskan makhluk hidup dari penderitaan.
Pada awalnya Kwan Yin muncul sebagai Avalokiteshvara, sesosok Bodhisattwa welas asih yang berwujud laki-laki. Beliau diperkenalkan ke China pada abad-abad awal dalam era Masehi (kalender Gregorian), tetapi, nampaknya terdapat sebuah kerinduan akan sosok wajah welas asih yang feminin, sehingga pada sekitar abad ke-8, muncullah bentuk feminin/wanita dari Avalokiteshvara.
Baca juga: Guanyin, Pria atau Wanita?
Pada abad ke-9, di China, Kwan Yin telah menjadi perwujudan utama dari welas asih, dan dari sanalah keagungan Beliau menyebar ke seluruh Asia. Lebih jauh, Beliau bahkan kemudian dikenal dengan banyak nama, termasuk (disebut) Kannon di Jepang dan (disebut) Quan Am di Vietnam.
Menurut legenda, Kwan Yin berusaha sedemikian kerasnya demi mengangkat (melepaskan) penderitaan dari semua makhluk hidup, sehingga kepala-Nya terbelah menjadi sebelas bagian. Untuk membantu-Nya, maka Buddha Amitabha kemudian menganugerahkan sebelas kepala pada Avalokiteshvara untuk mendengarkan tangisan dunia, akan tetapi, saat Avalokiteshvara mendengar semua tangisan tersebut dan mencoba menjangkau demi memenuhi kebutuhan dari sedemikian banyak makhluk, kedua tangan Beliau tercabik berkeping-keping.
Maka kali ini, Amitabha menganugerahkan pada Kwan Yin, seribu tangan, dan dikatakan bahwa, bahkan pada saat ini, Avalokiteshvara masih selalu menggunakan semua tangan-tangan itu untuk melimpahkan serta mewujudkan welas asih Beliau terhadap semua. (LINDSAY KYTE/lionsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara