Sebuah sekolah Buddhis baru hadir di Jakarta Barat lebih dari satu tahun lalu, tepatnya di Jalan Palem Anggur Kavling 8, Perumahan Citra Garden 3, Kalideres. Sekolah itu bernama Sekolah Mahabodhi Vidya yang didirikan oleh Vihara Dharmasagara, Jakarta. Sejak resmi beroperasi tanggal 25 April 2011, Sekolah Mahabodhi Vidya kini memiliki 276 murid untuk jenjang pendidikan TK A, TK B, dan kelas 1 hingga 3 SD, dengan 28 guru dan 8 staf sekolah.
Sejak pertama kali membuka pendaftaran murid baru pada tahun ajaran 2011/2012, minat calon anak didik sangat besar hingga melebihi daya tampung kelas. Bahkan ada orangtua murid yang sengaja memindahkan anaknya dari sekolah lama ke Sekolah Mahabodhi Vidya agar bisa mendapatkan pendidikan secara Buddhis. Mungkin ini adalah gambaran kerinduan banyak umat Buddha akan keberadaan sekolah Buddhis yang berkualitas. Seperti kita ketahui, sekolah-sekolah Buddhis yang saat ini ada kualitasnya sangat tertinggal dibandingkan sekolah yang didirikan oleh agama lain.
Respon yang menggembirakan ini mendorong Sekolah Mahabodhi Vidya untuk segera memulai pembangunan tahap kedua. Maka, di penghujung tahun 2012, tepatnya pada hari Senin, 31 Desember 2012, diadakan acara peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Mahabodhi Vidya tahap kedua secara sederhana.
Upacara ritual dipimpin oleh Bhiksu Andhanavira yang merupakan wakil ketua umum Sangha Mahayana Indonesia (SMI), didampingi oleh Bhiksu Kusalasasana, sekretaris jenderal SMI yang juga kepala Vihara Dharmasagara. Beserta Bhiksu Bhadra Pala dan pengurus Yayasan Mahabodhi Vidya, mereka masing-masing memegang sebuah batu yang sebelumnya mereka tandatangani untuk kemudian ditanam dan disemen di lokasi peletakan batu pertama.
“Pembangunan tahap kedua ini nanti akan menyediakan ruang kelas bagi siswa tingkat SMP dan SMU,” jelas Budi Yuwono, ketua panitia pembangunan Sekolah Mahabodhi Vidya tahap kedua. Gedung Sekolah Mahabodhi Vidya berdiri di atas lahan seluas 9.316 meter persegi dan direncanakan akan berbentuk huruf U. Saat ini yang sudah dibangun baru sisi kanan. Pembangunan tahap kedua ini nanti memakan waktu paling cepat 9 bulan, dan meliputi juga fasilitas pendukung berupa gedung serbaguna, laboratorium bahasa, lapangan olahraga indoor dan outdoor, laboratorium biologi fisika dan kimia, laboratorium komputer, kolam renang indoor, ruang audio visual, mini theatre, dan sarana ibadah.
“Kami selalu berkomitmen untuk menyediakan fasilitas yang terbaik kepada para siswa untuk belajar, yang dibarengi dengan terus mengembangkan sumber daya manusia terbaik dan sistem pendidikan yang berkualitas,” janji Budi Yuwono. Sekolah Mahabodhi Vidya adalah sekolah national plus tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Di masa mendatang, sekolah ini bercita-cita menjadi sekolah unggulan, sekaligus untuk mematahkan anggapan keliru bahwa agama Buddha tidak bisa membuat sekolah yang bagus. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng konsultan pendidikan dari Universitas Atmajaya.
“Saya sendiri punya satu tekad yang mana sekolah ini harus jalan dan sukses. Pasti banyak tantangan, tapi dengan dibantu doa oleh guru kita, Suhu Xue Liang, maka kita bisa berjalan kuat menuju hari depan yang prima,” tutur Lim Paula Sutanto, ketua Yayasan Mahabodhi Vidya.
Ia juga sangat yakin Sekolah Mahabodhi Vidya bisa menghasilkan bibit-bibit terbaik, ini bisa dilihat dari respon positif masyarakat sekitar, “Ditambah lagi Sekolah Mahabodhi Vidya menjunjung tinggi budi pekerti agar kelak anak-anak dapat lebih bermasyarakat dengan baik dan meninggalkan tawuran, sesuai ajaran Buddha yang penuh welas asih.”
“Sekolah Mahabodhi Vidya memiliki filosofi berdasarkan ajaran Buddha yang universal, yaitu Knowledge (Pengetahuan), Loving Kindness (Welas Asih), dan Wisdom (Kebijaksanaan),” jelas Nancy Widjaja, salah satu pengurus Yayasan Mahabodhi Vidya. “Dari sinilah kelak akan lahir manusia-manusia terbaik yang tidak hanya mendidik mereka menjadi manusia yang cerdas dan terampil, namun juga memiliki akhlak yang mulia.”
Sementara itu Bhiksu Andhanavira menggarisbawahi adanya kata “Vidya” (pengetahuan) di belakang nama “Mahabodhi”. Menurutnya, “Sumber penderitaan adalah kebodohan, namun kebodohan akan lenyap kalau sekolah di Sekolah Mahabodhi Vidya.”
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara