Masing-masing negara memiliki sebutan untuk biksu senior. Di Indonesia belakangan juga muncul sebutan “Eyang.” Maha Nayaka Sangha Agung Indonesia saat ini adalah Eyang Jinadhammo.
Sebutan yang lebih semesta tentu Thera, sebagaimana tercantum di teks Pali atau Sthavira di teks Sanskerta. Di Sutra Intan misalnya, ada Sthavira Subhuti, salah satu dari sepuluh siswa utama Buddha.
Mengenai sebutan Mahathera masih harus ditemukan referensi asal usulnya. Namun tentunya para Mahathera saat ini, jika hidup di zaman Buddha pasti hanya akan disebut Thera.
Di Indonesia, umat Buddha juga punya kecenderungan membedakan sebutan untuk biksu Theravada dan biksu Mahayana, terkait dengan penggunaan bahasa Pali dan Sanskerta. Sehingga akhirnya Sthavira (dan juga Mahasthavira) menjadi sebutan milik Mahayana. Namun jika kita melihat ke kamus karya Christmas Humpreys (1901-1983), kita temukan sebutan itu ternyata bukan untuk biksu Mahayana, sebutan itu malah untuk biksu Theravada juga.
Sthavira (Sk.) Bentuk Pali Thera lebih dikenal daripada bentuk Sk. Sthavira. Thera adalah Bhikkhu senior dari aliran Theravada. Para Thera dan para Bhikkhu yang memperoleh penahbisan mereka dari tradisi Theravada tetapi bekerja di negara-negara Mahayana, yang mana bentuk Sk. lebih dikenal, mereka menggunakan sebutan Sthavira dan Biksu untuk peringkat mereka sebagai ganti dari Thera dan Bhikkhu.
(Christmas Humpreys, “A Popular Dictionary of Buddhism,” Routledge)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara