“Hanya welas asih yang dapat benar-benar menyelamatkan dunia.” Diana Wonder Woman
Wonder Woman, merupakan film yang penuh dengan aksi laga mengenai seorang superhero yang mencoba untuk menyelamatkan manusia dari perang, dan memiliki unsur Buddhis alur cerita film ini mengingatkan dasar penting dalam sejarah hidup Buddha.
Sedikit mengupas mengenai alur ceritanya jika kamu belum menonton filmnya: Suku Amazon, sebuah peradaban prajurit wanita, yang bermukin di sebuah pulau indah bernama Themyscira. Suatu hari, seorang pilot Angkatan Udara Amerika bernama Steve Trevor (Chris Pine) terdampar di perairan terdekat, dan dikejar oleh kapal perang pasukan Jerman yang mengambil masa Perang Dunia Pertama. Diana (Gal Gadot), putri dari ratu Amazon Hippolyta, memilih untuk meninggalkan hidupnya yang mewah dan ikut bersama pilot untuk mencoba menghentikan perang. Akhirnya dia berhasil, walaupun tidak sesuai dengan keinginannya.
Pulau Themyscira. Ist
Alur cerita
Di awal ini mungkin akan mengingatkan kita kisah hidup Buddha. Pangeran Siddharta juga meninggalkan kehidupan mewah, kabur dari istana ayahnya pada malam hari, untuk memulai perjalanannya akan pencerahan. Pada akhirnya keberhasilan beliau mengajarkan Dharma untuk manfaat bagi umat manusia.
Ketika dua alur tersebut pararel, ada juga perbedaan yang mendasar. Contohnya, Diana yang meninggalkan Themyscira sangat percaya diri akan tujuannya dan takdirnya. Sedangkan Pangeran Siddharta hanya mengikuti akan kebutuhannya untuk pengetahuan, sakit, tua dan kematian yang tidak bisa Beliau temukan jawabannya.
Dalam Mitologi Amazon, Ares adalah (Asura tokoh dalam ajaran Buddha yang memiliki kekuatan dan kelebihan Dewa) terbakar oleh kecemburuan. Beberapa tema lainnya yang berkaitan dengan napas ajaran Buddha dalam Wonder Woman, yang secara tidak nyata. Mari kita kupas lebih dalam lagi.
Ares melawan Wonder Woman. Ist
Kosmologi Buddhis
Pertama, Suku Amazon, adalah Para Dewa. Dalam ilmu Kosmologi Buddhis, siapa pun yang terlahir di alam Dewa di dunia Keinginan (kama-loka) menikmati kehidupan yang penuh dengan kemewahan dan kenikmatan serta tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.
Mereka bukan manusia, namun mereka hidup untuk waktu yang sangat lama, kira-kira 30,000 tahun. Kekurangannya adalah Dewa tidak bisa mempelajari kebenaran akan penderitaan, sehingga mereka tidak peduli untuk mendapatkan pencerahan. Pada akhirnya mereka meninggal, dan akan terlahir kembali di tempat yang jauh lebih tidak mengenakkan.
Pulau Themisycra sangat indah dan kaya, suku Amazon membangun sebuah peradaban yang indah untuk mereka tinggali. Namun peradaban ini terasing dari dunia nyata, dan Suku Amazon tidak mempedulikan kaum manusia.
Perang Dunia Pertama luput dari pengawasan mereka. Mereka tidak peduli akan penderitaan yang terjadi di luar dari kabut pelindung Themsycira. Walau demikian, Suku Amazon terus berlatih tanpa kenal lelah untuk masa depan yang mereka sebut sebagai sebuah penyelamatan planet dari peperangan – atau lebih tepatnya dari dewa peperangan, Ares.
Ares adalah Asura, makhluk dalam ajaran Buddha yang memiliki kekuatan seperti dewa dan keunggulan yang terbakar oleh kecemburuan. Makhluk Asura biasanya tertutup dari alam Dewa dan selalu mencoba untuk melawan arus untuk kembali ke dalamnya. Dalam cerita Wonder Woman, Ares terusir dari dunia Dewa dikarenakan Ares cemburu dengan ciptaan Zeus, Manusia.
Kembali ke cerita kita, Diana sangat kuat namun naif. Dia sangat yakin jika Ares yang memicu perang dunia, dan Diana memutuskan untuk mencari dan membinasakan Ares untuk menyelamatkan umat manusia. Mulanya, dia tidak mempedulikan umat manusia.
Namun kemudian hatinya terbuka, menghargai sahabat manusianya dan menyadari berharganya kehidupan seorang manusia. Diana jatuh cinta kepada Steve Trevor. Saya percaya ulasan saya ini tidak merusak kegembiraan Anda jika saya ceritakan Perang Dunia pertama berakhir.
Pada bagian penutup, mulanya Diana percaya jika takdir manusia sudah dibentuk oleh Tuhan, baik ataupun buruk. Namun nyatanya yang dia dapati Hidup manusia dibentuk oleh manusia itu sendiri. Manusia memiliki kemampuan untuk menjadi penjahat, dan juga mampu untuk menjadi seorang patriot dan penuh kasih.
Tuhan tidak memiliki banyak andil dalam dunia manusia. Namun Mereka bisa menyamar sebagai manusia dan bisa melakukan perubahan dalam sebuah kejadian dengan caranya sendiri. Tuhan tidak bisa merubah kehendak manusia dengan kehendak Nya sendiri.
Bertanggung jawab untuk diri sendiri dan sesamanya
Buddha pernah ditanyakan akan keberadaan dewa, namun tidak memberikan sebuah jawaban secara langsung. Terkadang beliau hening. Dewa disebut dalam catatan Kannon, mereka bukan makhluk yang bisa mengabulkan permintaan dan menjawab doa. Mereka bukanlah pengatur cuaca, hasil panen, perang atau damai. Biasanya Dewa ini adalah makhluk yang memiliki permasalahannya sendiri dan tidak banyak berinteraksi dengan manusia.
Di antara murid Buddha, ada beberapa yang mungkin saja percaya akan Tuhan, dan ada juga yang tidak percaya. Tujuan utamanya adalah dalam ajaran Buddha, Tuhan tidak melakukan banyak pekerjaan. Dalam dunia nyata, rasi bintang dan planet sampai tumbuh kembangnya bibit, sudah di atur oleh hukum alam, demikian yang diajarkan Buddha.
Karma juga merupakan sebuah hukum alam. Buddha mengajarkan Karma bukan penjahat kosmik yang melakukan keadilan dengan hakim yang tidak terlihat, namun karma adalah proses sebab akibat alamiah akan sebuah tindakkan kita sendiri. Karma kita membentuk diri kita yang juga membentuk kehidupan kita, bukan campur tangan dari Tuhan.
Jika planet ini pernah dikuasai oleh makhluk jahat, kita harusnya sangat beruntung memiliki welas asih, pahlawan hebat dengan perisai ajaib dan tali laso serta kemampuan untuk bertarung. (Barbara Hoetsu O’Brien/lionsroar.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara