Lebih dari dua milenium silam, agama Buddha diperkenalkan di Asia Tengah. Menurut para peneliti, agama Buddha mulai masuk pada abad I dari India melalui Pakistan dan Afghanistan.
Pada abad II dan III, agama Buddha telah berkembang dan dianut banyak masyarakat. Terlebih dengan berkembangnya perdagangan di sepanjang jalur Sutra yang melalui Asia Tengah, misionaris Buddhis banyak yang menetap dan belajar sembari menyebarkan Buddhadharma.
Salah satu wilayah yang menjadi perlintasan jalur Sutra adalah Kazakhstan – sebuah negara dominan di Asia Tengah yang berbatasan dengan Tiongkok, Rusia, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Meskipun saat ini sebagian besar populasi Kazakhstan beragama Islam, dulu wilayah ini merupakan tempat penting bagi penyebaran agama Buddha dengan banyaknya bukti-bukti historis yang masih dapat kita temukan saat ini.
Peninggalan kekayaan Buddhis ini merupakan perwujudan rasa hormat masyarakat Kazakhstan di masa lampau terhadap Buddha, Bodhisattva, maupun para biksu yang datang dari India dan Tiongkok.
Baca juga: Hindu Buddha di Nusantara Beda dengan Versi India
Ukiran-ukiran Buddha dan teks-teks Buddhis pada lereng-lereng batu serta reruntuhan wihara-wihara kuno masih dapat dengan mudah ditemukan di negara ini. Beberapa di antaranya bahkan telah masuk dalam daftar UNESCO.
Salah satu yang terkenal di antaranya adalah Tamgaly-Tas (batu-batu dengan tanda/ukiran). Tamgaly-Tas sendiri merupakan salah satu tujuan wisata terpopuler di Kazakhstan yang telah menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO.
Tebing-tebing sepanjang 120 km dari Almaty telah ditandai dengan ribuan gambar dan ukiran yang bahkan beberapa berasal dari zaman perunggu. Di antara gambar-gambar perburuan dan hewan-hewan, terdapat banyak pahatan indah para Buddha, guru-guru Buddhis dan mantra-mantra Buddhis dalam bahasa Sanskerta – salah satunya mantra Om Mani Padme Hum.
Pahatan Buddhis
Di tempat lain, terdapat sebuah batu berbentuk piramid dengan pahatan Buddhis di dekat sungai Kora. Pahatan ini dikagumi akan detail dan kompleksitasnya yang mencerminkan beragam aspek dari agama Buddha tradisi Tibet. Pahatan ini menggambarkan sebuah stupa, sebuah singa salju memegang stupa (singa salju sering menggambarkan semangat, keberanian, dan pikiran jernih dalam tradisi buddhis Tibet), dan simbol-simbol yang menggambarkan konsep lingkaran waktu dalam agama Buddha.
Tidak jauh dari monumen itu terdapat pemukiman Kayalyk. Pemukiman ini adalah reruntuhan dari sebuah kota kuno di jalur Sutra pada abad 8-13 Masehi. Meskipun sekarang hanya tersisa tanah dan batu-batu pondasi, terdapat peninggalan bangunan keagamaan, termasuk sebuah wihara sekitar 200 km dari pusat kota Taldykorgan.
Baca juga: Arkeolog Menjawab Klaim Borobudur Sebagai Peninggalan Nabi Sulaiman
Selain itu sebuah reruntuhan wihara kuno yang disebut Istana Kyzyl Kensh juga dapat ditemukan di dalam kawasan Taman Nasional Karakuly. Istana Kyzyl Kensh ini memiliki dinding berwarna merah yang mengingatkan kita dengan wihara-wihara tradisi Tibet.
Diperkirakan wihara ini dihuni oleh para lama selama 50 tahun sebelum pada akhirnya mereka pergi meninggalkannya. Masih belum jelas hingga saat ini, apakah mereka meninggalkannya secara sukarela atau terpaksa. Tidak jauh dari kota Ust-Kamenogorsk terdapat reruntuhan wihara Ablaykyt yang dibangun antara 1654-1656 oleh Ablaitaisha tetapi dihancurkan pada 1670.
Dengan sedemikian banyaknya peninggalan kekayaan Buddhis di Kazakhstan, upaya untuk menjaga dan melestarikan kekayaan ini masih belum maksimal. Kebanyakan penelitian terkait pengaruh dan peninggalan Buddhis di Kazakhstan hanya berfokus pada Tamgaly-Tas, sedangkan penelitian untuk reruntuhan arkeologi lainnya belum banyak dilakukan. (Dari berbagai sumber)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara