Bagi banyak orang, teknologi dan spiritualitas tidak memiliki koneksi sama sekali. Tapi, di Amerika ada sebuah konferensi yang diprakarsai oleh para praktisi teknologi Silicon Valley, namanya “Wisdom 2.0 Conference”. Sejak tahun 2010, konferensi ini mengedepankan isu-isu mengenai teknologi dan spiritualitas dan mencoba untuk menarik benang merah dari kedua topik ini. Hasilnya, diskusi diantara para praktisi teknologi dan spiritualitas ini selalu menarik untuk diikuti publik.
Konferensi tahun 2013 pada bulan Februari di San Fransisco dihadiri oleh 1500 peserta, dengan pembicara Bill Ford, CEO Ford; Evan Williams, salah seorang pendiri Twitter; Arianna Huffington, pemimpin redaksi Huffington Post; dan beberapa anggota dari kongres Amerika, yaitu Tulsi Gabbard dan Tim Ryan. Selain petinggi dari kalangan politik, bisnis dan digital media, hadir pula guru spiritual seperti Jack Kornfield dan Eckhard Tolle yang masuk dalam jajaran pembicara.
Misi dari konferensi ini adalah untuk mengeksplorasi kehidupan manusia di era teknologi ini. Alasannya, teknologi telah mengubah total kehidupan manusia, dimulai dari budaya “always on” yang diprakarsai oleh kehadiran telepon genggam hingga mengatur begitu banyaknya komunitas dalam social media. Konferensi ini berniat untuk mengamati bagaimana kehidupan manusia telah berubah karena kemajuan teknologi yang pesat serta bagaimana manusia menyikapi hal tersebut. Salah satu tips dari konferensi ini adalah mendorong penggunaan teknologi yang efektif dan efisien serta bagaimana menciptakan kehidupan yang penuh arti dan kesadaran. Soren Gordhammer, inisiator Wisdom 2.0 menyatakan dalam bukunya di tahun 2009 bahwa teknologi bukanlah sebuah masalah ataupun jawaban untuk mengatasi lika-liku kehidupan. Karena yang menjadi fokus adalah bagaimana manusia menggunakan teknologi tersebut dengan penuh kesadaran, kebijaksanaan, dan hubungan yang positif.
Pada awalnya, diskusi pada Wisdom 2.0 ini sulit untuk diterima publik, karena adanya persepsi bahwa spiritualitas selalu berhubungan dengan supranatural dan mistis. Namun pada sebuah diskusi di tahun 2007, pembicara Jon Kabat-Zinn membantah hal tersebut dengan jawaban dan pola pikir yang logis. Sebagai seorang guru besar di bidang pengobatan di Universitas Massachusetts, Kabat-Zinn mendefinisikan mindfulness (kesadaran penuh) sebagai sebuah upaya untuk mencurahkan perhatian pada hal tertentu dengan tujuan tertentu dan dilakukan pada saat ini. Latihan kesadaran ini menolong pasiennya dalam mengurangi stres dan penderitaan yang disebabkan oleh disfungsi proses berpikir. Karena seringkali yang menjadi permasalahan adalah bukan rasa sakit itu sendiri namun bagaimana respon kita terhadap rasa sakit tersebut.
Saat ini, latihan kesadaran telah mendapat pengakuan positif dari berbagai kalangan. Kalangan akademisi menggunakan latihan kesadaran untuk menenangkan dan meningkatkan konsentrasi murid. Bahkan dunia bisnis telah menggunakan teknik ini untuk meningkatkan produktifitas karyawan. Para atlet dunia juga menerapkan teknik ini untuk meningkatkan performa. Kalangan militer menggunakannya pada proses pemulihan tentara dan mempersiapkan mereka saat akan maju ke medan perang.
Namun, berita kesuksesan latihan kesadaran ini hanyalah sebuah fenomena gunung es. Jack Konfield pada sesinya di Wisdom 2.0 tahun 2012 menyatakan Buddhisme adalah sumber di balik fenomena ini. Ajaran Buddha Gautama memfokuskan diri pada akal budi manusia untuk mengatasi tiga penderitaan kehidupan. Meditasi adalah salah satu teknik untuk melatih kesadaran manusia. Melalui meditasi, diharapkan praktisi bisa mendapatkan masukan atau pencerahan terhadap akal budi mereka dan mengubah pola pikir dan reaksi mereka terhadap penderitaan. Dan inilah yang menjadi akar dari latihan kesadaran yang saat ini diterapkan di dunia Barat. (wired)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara