Coba Anda sebut band Buddhis yang Anda tahu? Pasti Anda banyak yang tidak tahu. Beda dengan penyanyi solo Buddhis yang terbilang cukup banyak, band Buddhis adalah barang yang sangat langka. Ini bertolak belakang dengan trend musik pop komersial di Indonesia yang justru didominasi oleh band. Agar musik Buddhis disukai mungkin harus mengikuti trend tersebut kali ya? Karena memang band dan solo memiliki musikalitas yang berbeda. Band menawarkan musikalitas yang lebih bervariasi.
Karenanya kita perlu beri apresiasi tinggi kepada muda-mudi Vihara Dharma Suci yang mengadakan Buddhist Band Festival 2012. Festival yang diadakan Sabtu, 17 November 2012 di Vihara Dharma Suci, Pantai Indah Kapuk, Jakarta ini diikuti 9 band perwakilan vihara dan sekolah dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Anggotanya harus berusia 16-25 tahun.
Kesembilan band tersebut adalah More ‘N More (SMK Dhammasavana), Kusala Band (Wisma Vipassana Kusalacitta Bekasi), BR Pad (Vihara Theravada Buddha Sasana), Wisdom Beat (Wisma Vipassana Kusalacitta Bekasi), The Geeks (SMA Dharma Suci), Gatha (STAB Maha Prajna), Sienna (Vihara Padumuttara Tangerang), Mudita Band (Mudita Center), dan Viriyasatta (Vihara Indraloka Tangerang).
Juri lomba ini pun bukan sembarangan. Ada tiga juri. Yang pertama adalah Joky, pemilik Joky Production yang sangat produktif memproduseri lagu-lagu Buddhis. Kiprahnya begitu panjang dalam dunia musik Buddhis, dan lagu-lagu ciptaannya pun masih populer hingga kini, semisal Sang Guru, Sang Bhagava,atau Hadirkan Cinta. Yang kedua adalah seorang music director, Yuri Indrawan. Pengalamannya sebagai additional player salah satu band ternama negeri ini, KLa Project, tahun 1998-2010 dan sejumlah lagu yang dikomposerinya sudah cukup menggambarkan siapa dirinya. Dan yang ketiga adalah Yudi Dharmawan, seorang komposer musik yang pernah menggarap lagu Dewi Sandra dan Ressa Herlambang.
Sebagian Besar Band Baru
Setiap band unjuk kebolehan dua lagu. Satu lagu wajib yang harus dipilih dari tiga lagu: Hadirkan Cinta, Faithful, dan Spirit of Dharma. Satu lagi lagu bebas. Lomba dibuka oleh More ‘N More dari SMK Dhammasavana yang beranggotakan tujuh orang dan ditutup oleh Viriyasatta dari Vihara Indraloka.
Sienna yang tampil urutan ke-7 membawakan lagu wajib Hadirkan Cinta dan lagu bebas Rock Party Anthem yang dipopulerkan oleh LMFAO terpilih sebagai juara pertama. Sienna memperoleh piala bergilir, trofi, dan hadiah sebesar Rp 3 juta. Selain itu Vihara Padumuttara sebagai vihara asal Sienna mendapat kehormatan menjadi tuan rumah event ini tahun depan. Juara kedua memperoleh trofi dan hadiah Rp 2 juta direbut oleh Gatha, sedangkan juara ketiga memperoleh trofi dan hadiah Rp 1 juta direbut oleh Wisdom Beat.
Selain band terbaik, dipilih juga juara untuk kategori perorangan. Untuk kategori ini, Sienna merebut tiga gelar, yaitu Kelvin (vokalis), Mario (keyboardis), dan Yeri (drummer). Sedangkan gitaris terbaik direbut Susilo (Gatha) dan bassis Bagus Suradi (Kusala Band).
Hampir semua band yang tampil dibentuk dadakan karena adanya festival ini. Kabar buruknya, kepada hampir semua band yang tampil, juri selalu berpesan untuk terus berlatih dan menjalin kekompakan dan kesepahaman dalam bermusik. “Kalian itu tim. Tim itu jangan jalan masing-masing. Kasih perhatian ke semua,” pesan Yuri Indrawan. Kabar baiknya, adanya festival seperti ini ternyata mendorong lahirnya band-band Buddhis baru. “Kalau tiap bulan ada festival band Buddhis pasti puluhan band Buddhis akan lahir,” cetus Buncung, sang MC.
Penerus Musik Buddhis
Menurut Tri Budi, ketua panitia lomba kali ini, “Tujuan Buddhist Band Festival adalah menjembatani bagaimana Dharma disampaikan dengan cara lebih menarik kepada muda-mudi.” Selain itu juga untuk menggali dan mewadahi potensi dan kreativitas muda-mudi Buddhis, serta menjalin kerjasama antara vihara dan muda-mudi.
Di festival kali ini memang terlihat beberapa talenta potensial. Sepertinya sangat perlu diperbanyak lomba-lomba pencarian bakat Buddhis seperti ini. Sebagai pengingat, pada dekade 1980-an, Keluarga Mahasiswa Buddhis Jakarta (KMBJ) secara rutin mengadakan lomba cipta lagu Buddhis. Banyak lagu Buddhis dan penyanyi Buddhis baru ditelurkan yang kemudian meramaikan blantika musik Buddhis, misalnya Vivi Tjandra atau Meicie Widjaja. Meicie hari itu tampil juga sebagai bintang tamu.
Apakah band-band peserta lomba kali ini juga ingin masuk dapur rekaman? “Kita memang pengin banget bikin album yang temanya Buddhis tapi dengan format band. Mudah-mudahan ada produser yang tertarik,” harap Indrie, bassis Sienna, terkekeh. Menurutnya, Sienna sendiri kini telah menyiapkan sejumlah lagu Buddhis sembari menunggu kesempatan itu datang.
Bagus Suradi dari Kusala Band juga memiliki keinginan serupa. “Menurut saya (lomba ini) bagus banget. Bisa lebih banyak lahirnya band-band yang membawakan lagu Buddhis, gak cuma lagu-lagu yang umum, dan sekarang bisa mengekspresikan lagu Buddhis tidak hanya dari menyanyi solo, tapi juga diekspresikan melalui bermain band dari aliran musiknya masing-masing. Lahirnya band-band Buddhis bisa lebih banyak berkembang,” kata Bagus Suradi.
Tantri, vokalis Viriyasatta juga berpendapat serupa, “Dengan adanya (festival) ini bisa menggali potensi-potensi, ternyata di dalam Buddhis banyak yang bisa main band. Saya harap acara ini bisa diteruskan dan pesertanya lebih banyak lagi.”
“Kita sebagai Buddhis jangan kalah sama tetangga. Kita Buddhis banyak yang punya kemampuan yang sangat luar biasa. Cuma sayang Buddhis itu cenderung malu-malu. Justru kita ngga boleh malu, kita harus bangga. Maju terus sebarkan Buddha Dharma melalui musik!” seru Ardi, salah satu vokalis Mudita Band, tak mau kalah.
“Kalau bukan muda-mudi, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan (generasi pendahulu)?” cetus Tantri.
Joky pun tak ketinggalan ikut merasa gembira dengan adanya festival semacam ini. Bukan tidak mungkin ia bisa menemukan talenta baru untuk diorbitkan. “Yang begini ini cikal bakalnya muncul grup band Buddhis. Kalau tidak diadakan acara begini, mereka nggak (akan muncul). Kalau diadakan lomba seperti ini lagi, (band) yang lain akan bermunculan lagi yang baru-baru,” jelas Joky. Ia juga memperlihatkan ketertarikannya untuk mengajak salah satu dari band-band itu untuk ia produseri. Usai lomba, Joky secara khusus berbincang dengan Sienna, dan saling bertukar nomor handphone. Mungkinkah Sienna akan diajak rekaman? Kita tunggu saja.
Mungkin memang sudah sewajarnya pemenang sebuah kontes seperti ini dihadiahi kesempatan masuk dapur rekaman. Ada baiknya malah jika itu memang sebagai bagian dari sistem lomba. Apa yang dijalankan salah satu lomba pencarian bakat terpopuler di Indonesia, Indonesian Idol, mungkin bisa diadopsi. Setiap pemenang Indonesian Idol secara otomatis mendapat hadiah masuk dapur rekaman dan diorbitkan menjadi penyanyi profesional. Jadi, setiap pemenang lomba pencarian bakat bermusik Buddhis, otomatis mendapat hadiah masuk dapur rekaman menjadi penyanyi profesional. Ini tentu akan makin mendorong minat banyak pihak untuk berlomba menghasilkan karya terbaik.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara